Kini kami berdiri berhadapan, dengan sedikit jarak diantaranya. "Baiklah,, mulai!!!"
"Aku Rima do Hakrae, akan menghukummu. Sihir api : tembakan bola api!!" ucapnya lantang sembari menyerangku.
Sedangkan aku, aku hanya membenarkan tudung yang sedikit turun. 'bersabarlah sedikit bangsawan sialan!'. Aku masih diam ditempatku menatap sihir api itu yang melaju kearaku. Sebelum benar-benar sampai, aku langsung mengeluarkan sihir untuk membuat sebuah pelindung transparan yang tak terlihat oleh orang lain, namun hanya terlihat olehku.
Sihir api itu mengenai pelindungku, disekelilingnya timbul banyak asap tebal mengitari. Bola itu tertahan dipelindungku, memanfaatkan itu untuk menyerang Rima. 'pantulkan'.
Terlihat cahaya merah keluar dari asap hitam itu. Bola api itu kembali, sihir yang dikeluarkannya untuk menyerangku memantul kearahnya. Melihat itu, dia terkejut. Ia tak sempat melindungi diri, dan berakhir terkena serangannya sendiri.
Entahlah, mungkin tak ada peserta yang melihat saat sihir milik Rima terhenti dipelindungku, dan kupantulkan. Namun aku tak yakin jika para komandan tak melihat itu semua. Mungkin mereka juga terkejut.
Semua asap telah hilang, memperlihatkan Rima yang jatuh tertunduk menatap tanah dengan luka dibeberapa bagian dan bajunya yang mengitam terbakar. Tak peduli dengan itu semua aku mengarahkan jari telunjukku kearahnya dan mengeluarkan sihir. Terlihat sihir berwarna hitam mengelilingi tubuh Rima, berakhir membungkus tubuhnya. Dan hilang setelah aku menurunkan tangan.
Aku hanya menatapnya malas, membalikkan badan dan pergi dengan perlahan. Terlihat disana Rima sedang kebingungan akan kondisinya, ia melihat dengan sangat jelas saat tubuhnya terkena sihir miliknya sendiri yang kupantulkan, dan tambahan aku yang menyerangnya—ah tidak, lebih tepatnya menyembuhkannya.
Rima melihat kearahku yang sudah lumayan jauh darinya, "tunggu, ini belum selesai." Ia cepat-cepat berdiri dan kembali ingin menyerangku.
'astaga orang ini benar-benar menyebalkan. Setidaknya berterimakasihlah dulu. Dasar bangsawan' batinku, berhenti mendengar terikannya. Sebelum ia kembali membuka Grimoire-nya, aku lebih dulu menghentikannya dengan sihirku. Membuat tali hitam sebesar genggaman tangan yang muncul dari tanah dibawah tubuhnya, dan mengikat kedua kaki serta juga kedua tangannya begitu pula satu tali yang sama untuk mengikat Grimoire miliknya.
"Tak ada gunanya kau menyerang ku lagi. Lebih baik berlatihlah lagi besok. Dan juga seharusnya kau berterima kasih dengan orang yang telah menolongmu." Ucapku dingin tanpa membalikkan badan dan berjalan pergi menjauh dari sana. Melepaskan sihir yang mengikatnya, setelah mengatakan itu.
"Dia sangat hebat!!"
"Di...diaa tidak memakai Grimoire miliknya!!"
"Aku tidak dapat melihat mukannya!! Apakah dia cantik??"
"Dari mana dia berasal??"
"Aku penasaran dengannya!!!"
Menulikan pendengaranku, aku mengacuhkan itu semua. Tetap berjalan menuju dekat dinding batu dan menyenderkan punggungku disebelah bocah pendek berisik yang menatapku berbinar.
"Kau sangat hebat!! Namaku Asta, aku berasal dari desa Hage!" ia tersenyum mengulurkan tangan. Aku meliriknya sekilas dan mengalihkan pandangan tanpa memperdulikan tangannya. "Terserah kau mau memanggilku apa."
"Ahh!!" ia kembali menarik tangannya yang tak kurespon, lalu kembali tersenyum. "oh, ya kenalkan ini Yuno, kami akan menjadi Kasisar Sihir!" katanya dengan menunjuk Yuno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special | Black Clover
FanfictionTersandung dan jatuh disebuah masalah, yang membuatku belajar akan banyak hal. Rasa memiliki rekan, teman, sahabat, dan keluarga. Mengharuskan ku membuka rahasia yang sudah kusembunyikan rapat-rapat. Menguak beberapa kisah kelam dan kenangan yang me...