08. Menunjukkan Diri II

1.2K 189 5
                                    

Bonus hari ini!!! 



"Asta! Berhati-hatilah!" "Baik!" ia menghindar dari sihir petir itu, mengayunkan pedang besarnya itu namun prajurit suruhan itu menghindar dengan cepat.

"HAhahahahah! Sayang sekali. Pedang Anti sihirmu itu tidak berguna, jika kau bahkan tidak bisa mengenai targetmu!" penjahat itu tertawa.  Asta menghindar dari semua serangan yang diberikan.

"Ini saatnya! Lari sekarang!" Putri bangsawan itu meneriaki gadis kecil yang berdiri dibelakangku. Menghapus sihir perlindungan darinya, "pergilah." "Baik." Ia mengangguk.

"Heiii!! Turunlah!" "Apa kau bodoh? Siapa yang akan mematuhimu dan turun agar bisa kau pukul?" Aku masih menatap pertarunga itu tajam, mencari cara untuk menghentikan ini semua.

Namun tiba-tiba saja muncul sihir ruang dibawahku. Aku tak sempat melarikan diri, dan berakhir terjatuh disebuah bukit yang jauh dari Ibu Kota Kerajaan Clover. Aku tak peduli dengan itu semua, yang kumasalahkan hanya, "kenapa aku bersama orang-orang ini sekarang?!" gumanku pelan menatap para Ksatria Sihir Kerajaan Clover.

"Sial! Kita masuk perangkap mereka!" wanita itu mengacak rambut hitam pendeknya.

"Apakah ini musuh yang menyusup ke Ibu Kota Kerajaan? Meski diketahui ada pengguna Sihir Spasial yang hebat di antara mereka, aku tak menduga mereka bisa membawa kita sejauh ini." Komandan Mawar Biru itu menatap rekannya.

"Payah sekali!"

'dan mereka sangat berisik!' aku menghela napas. "Ano, Klaus-san. Wanita itu, siapa?" aku mengangkat wajahku. Perempuan bersurai coklat terang itu terkejut melihatku yang tiba-tiba menatapnya.

"Siapa kau?" Komandan Rajawali Perak itu menatapku tajam. "Mungkinkah dia salah satu dari penyusup itu?"

Diri ini bangkit dari duduk, "Entah bagaimana menyebutnya, yang jelas aku bukan bagian dari mereka." Membalikkan badan lalu membuka sihir ruang kegelapanku, "kita akan bahas itu nanti, lebih baik sekarang kita kembali dulu ke Kerajaan Clover."

Aku memang kurang dalam bersosial, namun setidaknya aku bisa sedikit sopan dengan mereka.

"Haruskah kita mempercayainya?" dia—adik perempuan dari Komandan Rajawali Perak, menatapku remeh.

"Terserah kalian ingin mempercayaiku atau tidak, aku akan kembali lebih dulu." Ucapku dengan memasuki sihir ruang itu. "aku akan menunggu satu menit, jika tidak segera masuk aku akan menutupnya."

Sihir ruang itu membawaku menuju Ibu Kota Kerajaan Clover, lebih tepatnya didepan pintu masuk kerajaan. 'bajingan itu mengirim kita lumayan jauh ya ternyata' aku tersenyum miring.

"Baiklah kita harus cepat, mereka menunggu kita disana!" Aku menutup sihir ruang itu setelah para Ksatria Sihir keluar. "Persiapkan diri kalian, setelah ini kita akan melawan pasuka penyusup tadi!"

Aku tersenyum singkat melihat mereka yang kebingungan. Tanpa tunggu lama-lama lagi, aku membuka sihir ruang kembali dibawah kaki kami semua, hampir sama dengan sihir bajingan yang membawa kami ke bukit itu. 

Kali ini aku membawa mereka menuju tempat Asta dan lainya, mereka sedang melawan penjahat utama yang menimbulkan masalah di kerajaan ini.

Brukkk.....

"Untung saja kita datang tepat waktu!" seruku saat melihat Asta dan Leopold yang terkapar ditanah.

"Semuannya!" Noelle menatap kami terkejut. "Beraninya kau mengirim kami sejauh itu!" salah satu dari anggota dari pasuka Fajar Keemasan mendekati pria yang berdiri dibangunan besar itu.

"Bagaimana mungkin! Bagaimana mereka bisa kembali secepat ini?" penjahat itu menatap kami semua. "Meski awalnya tak percaya dengannya, kami meyakinkan diri untuk mengikuti perempuan itu. Dengan bantuan sihir ruang miliknya, kami dapat sampai lebih cepat dari yang kau perkirakan." Pria dari Fajar Keemasan itu melirikku sekilas.

Aku hanya mendengus melihatnya, 'begitukah caranya mereka berterimakash?' mengalihkan pandangan, aku melihat gadis bersurai coklat terang itu sedang mengobati Komandan Singa Merah Tua.

"Jangan buru-buru pergi, Sihir Merkuri : Hujan Perak!" Nozel—komandan Rajawali Perak. Ia sedang mengurus para penyusup yang ingin kabur. "Sihir Gel : Salamander Lengket!" perempuan bersurai pendek dan berkacamata itu mencoba melindungi temannya.

"Level sihirmu akan dihancurkan oleh hujan perakku." "dan untuk menambahkan, alat sihir hitam, peralatan khusus, plus Alfa. Penyerapan."

Aku terkejut melihatnya, sihir dari Nozel terserap oleh salamander gel itu. 'apa-apaan itu?' aku tertegun. Gadis pendek berjubah panjang itu, menggerakkan tangannya, memberi perintah pada makhluk besar itu menangkap Asta dari pegangan Klaus. "Kenapa kau menagkap bocah itu?" tanya Komandan Rajawali Perak.

"Rahasia! Hehehe!" ia tertawa mengejek. "Ksatria Sihir, ingat nama kami. Kami adalah Mata Matahari Tengah Malam, dan kami akan menghabisi Kerajaan Clover. Makhluk berwarna merah muda itu meleleh, diikuti dengan sihir hitam dibawah mereka.

Sebelum mereka hilang, 'ikuti mereka' aku memandang mereka sesaat. "Asta!" Noelle berteriak, "Asta diculik! Tolong selamatkan dia!" "Noelle, itu mustahil." Kata Klaus dengan membenarkan letak kacamatanya.

"Tapi..." kini ia menatapku, aku menaikkan alisku, "Kau bisa menolongnya kan?" gadis berdarah bangsawan ini mengenggam kedua tanganku. "Ah, maaf. Mana ku habis untuk membuka sihir ruang yang dipakai untuk membawa kami semua."

'maaf lagi, aku membohongimu.'

"Kita tidak bisa mendeteksi ke mana sihirnya membawa mereka." Ujar Klaus dengan tenang. "Yang terpenting sekarang adalah mengamankan ibu kota. Kita tidak bisa yakin bahwa hanya itu musuh kita. Kita tidak punya waktu atau mana untuk menemukan orang-orang itu." Nozel menambahi.

"Bagaimana Fuegoleon dan sisannya?" ia mendekati Mimosa. "Hanya sejauh yang sihirku bisa lakukan. Kita harus membawa mereka ke gedung medis untuk pengobatan lebih lanjut. Tak boleh ditunda lagi."

Aku mendengarkan percakapan mereka yang sangat tidak berguna itu, berniat untuk pergi namun terhenti, "tunggu," dia Komandan Mawar Biru—Charlotte menahan lenganku dengan sihirnya. "ada banyak hal yang ingin ku tanya kan, tapi kita harus memastikan jika perempuan ini bukanlah ancaman."

Bagaimanapun aku tak bisa menolak. Melawan mereka semua disini bukanlah jalan yang tepat untuk lari, mungkin nanti saat mereka sedang lengah.

Mungkin.




.

.

.

.

.

.





bukan bonus sih sebenernya, cuman gak enak aja waktu lagi pertarungan ngegantung lama..


Special | Black CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang