24. Perlombaan?

151 15 3
                                    

Kepergian itu meninggalkan keterdiaman bagi Ksatria Sihir yang berada disana. Mereka terlarut pada pemikiran masing-masing.

"Mereka masih bekum bertarung serius." Kata Charlotte. "Tidak hanya bisa menguasai mana dengan jumlah yang sangat besar, tapi pengendalian mana alami mereka juga di atas rata-rata." Ungkap Nozel. "Sepertinya mereka memang dicintai oleh mana. Khe...khe... mereka pantas ditebas." Lanjut Jack.

****


"Ki-kita menang, ya?" Asta bertanya dengan poslosnya. "Aku sendiri tidak yakin kita ini memang menang atau mereka yang kabur." Jawab Finral.

"Kalau mereka kabur, sudah jelas kita yang menang. Mereka sendiri mengaku kalah." Ungkap Yami.

"Yo-yosha! Kita berhasil, Finral-senpai, Gauche-senpai!" Teriak Asta dengan mata berkilau, "Ya, kita berhasil!" imbuh Finral mengepalkan tangannya semangat. "Kau tidak melakukan apa-apa." Gauche menunjuk Finral santai, "Heii!!"

"Berhasil, kita berhasil, kita berhasil!" Yui merotasikan bola matanya malas, bocah bersurai perak itu sangat berisik, tidak bisakah dia mengecilkan suaranya?

"Jadi Yami, apa kau ingin mengatakan sesuatu?" Komandan Belalang Hijau itu bertanya, "Aku lapar," jawab Yami seadanya. "khe...khe...khe... bukan itu, apa kau tidak mau berterima kasih pada kami? Apa yang akan terjadi jika kami tidak datang ke sini?"

Yami menoleh ke belakang, "aku tidak akan membiarkan mereka kabur seperti yang kalian lakukan, dan aku pasti akan menghabisi mereka semua." Ujarnya dengan rokok diujung mulutnya.

"khe...khe... dan kuberi tahu padamu, hal itu tidak mungkin."

"Kau memang laki-laki yang menyedihkan. Tak kusangka mereka bisa membuatmu kesulitan." Lanjut Charlotte. "Ya ampun, kau tetap saja judes seperti biasanya."

'Hebat, tak kusangakan dia bisa bertarung melawan mereka bertiga sekaligus seorang diri. Wa-wajar saja aku jatuh cinta padanya.' Yui mengernyit bingung menatap datar komandan perempuan itu? tiba-tiba saja wajahnya memerah?

"Jika kau tidak belajar untuk sedikit bersikap lebih ramah, kau pasti akan jomblo seumur hidupmu." Ucapan Yami itu membuat Charlotte kesal, "sudah kubilang, aku tidak peduli! Medan perang adalah kekasihku! Kau cukup mengkhawatirkan kekasihmu saja!"

"He...he...he... Jika saat tuan anti kita sama-sama jomblo, bagaimana kalau kita saling membatu satu sama lain?" Balasan dari Yami itu berhasil membuat wajah perempuan itu semakin memerah, "Apa! Jangan Bercanda! Siapa juga yang ingin hidup bersama denganmu?!"

'Kenapa aku tidak bisa berkata jujur padanya!?'

Tiba-tiba saja Asta berhenti berteriak dan terjatuh. Sepertinya pemuda itu pingsan. "Yah, sepertinya dia sudah mencapai batasnya. Mau bagaimana lagi, gendong dia, Finral." Perkataan dari Komandan Pasukan Banteng Hitam itu mendapat tatapan tak percaya dari bawahannya, "Aku?!"

"Bergunalah sedikit."

"Aku yakin selama ini aku sudah cukup berguna bagi kalian!" Teriak Finral dengan terikan frustasi. "Memangnya apa yang sudah kau lakukan?" Yui menatap Finral yang lebih pendek darinya itu tak minat. Mendengar itu Finral semakin frustasi.

'Cih... Pasukan Banteng Hitam... Asta, ya? Lalu perempuan satu itu...'

Yui yang merasakan tatapan seseorang itu langsung memalingkan mukanya, menatap tegas Komandan Pasukan Rajawali Perak yang meliriknya tajam. Mereka beradu pandang sesaat sampai komandan berkucir aneh itu memutuskan kontak mata mereka.

Special | Black CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang