23. Third Eye II

170 14 0
                                    

Diatas kepala Licht, muncul sihir ruang milik Finral—ya, Yami memintanya untuk ini. Yami keluar dari sihir ruang itu dengan katananya yang siap melancarkan serangan. 'aku sudah membuatnya babak belur. Mana mungkin kubiarkan kabur!'

"Sudah kuduga kau akan melakukan itu!" ujar Licht yang langsung menatap kearah Yami dan juga mempersiapka serangan, terbukti dengan sinar terang yang mulai muncul itu.

Disisi Finral, pemuda itu khawatir sebab Licht mengetahui rencana komandannya. "Yami-san!"

Sama halnya dengan Raia, pemuda berambut putih disisi kanannya itu berhenti sesaat. "Ya ampun, sepertinya kau terlalu meremehkan bos kami, ya." Dan pria itu langsung kembali melancarkan serangan untuk Charlotte.

"Asta!" perkataan Yui berhasil membangunkan Asta dari lamunanya. "Ya...a?" wanita itu menatap tajam bocah didepannya itu, "kau percaya pada Yami kan? Rasakan Ki yang ada disekitar mu dan serang pria bernama Licht itu, se.ka.rang!"

"Tapi??" tanpa belas kasihan Yui mendorong Asta dengan sedikit sihir agar pemuda itu dapat melesat dengan lebih cepat. "Gunakan pedangmu, incar kepala pria bersihir cahaya itu." padahal Yui berujar pelan namun jujur Asta masih bisa mendengarnya walau samar. Pemuda itu menatap kedepan, mencoba mencari apa yang dimaksud dengan Ki oleh komandannya, juga mengeratkan gengamannya pada pedang anti sihirnya.

"Selamat tinggal." Ujar Licht yang akan mengeluarkan serangan. Yami tidak berhenti ia terus menjaga kuda-kudanya sampai Asta—ya dia muncul dari balik asap yang tebal itu, dengan pedang yang siap untuk melemparkan lawannya. Namun keberadaanya itu berhasil membuat kebingungan 6 orang yang sedari tadi bertarung itu.

Yui menyeringai kecil. Ternyata pemuda kecil itu cukup mengesankan, ia sudah paham akan apa itu Ki. Dan yang paling menguntungkan adalah Licht, ia tidak akan bisa membaca pergerakan dari Asta sebab Asta tidak memiliki energi sihir ataupun mana.

"Tidak menyerah adalah ..." kata Asta dengan bersiap mengayunkan pedang anti sihir yang besar itu. "Terimakasih karena sudah percaya kalau akulah yang akan menerjang. Aku percaya pada para bawahanku!" ujar Yami dengan senyuman bangga.

"Sihirku!" lanjut Asta dengan mengarahkan pedangnya memukul tubuh dari Licht sebelah kanan. Tubuh pemimpin pasukan Mata Matahari Tengah Malam itu melayang, ia terdiam mencerna apa yang terjadi, namuan tanpa menunggu Yami langsung melancarkan serangan yang berhasil menjatuhkan Licht sampai menabrak permukaan gua itu.

"Bagaimana? Serangan yang tak memakai sihir itu!" seru Asta dengan keringat yang membanjiri wajahnya. Tanpa disangka ia tertimpa sang komandan, "Akhh—" "Seranganku juga."

"Dancho!" kaget Asta yang kepalanya dicengkram oleh Yami, "Hei bocah, kau sudah melampaui batasanmu." Ujarnya dengan masih menduduki pemuda itu. "Ya!"

"Litch!" Third Eye serempak menatap sang pemimpin. Yang dimanfaatkan oleh Komandan Ksatria Sihir untuk menyerang lawannya. "Jangan malah berpaling! Si cebol itu mengejutkan kita. Khe...khe... dia mencuri kemenangan kita!" siapa lagi yang berdesis seperti belalang jika bukan Jack.

"Yami-san!" Kata Asta mendekati Yami yang menatap tubuh Licht dengan rokok ditangannya. "Tidak ada lagi bala bantuan yang datang kan?" Yui berdecih pelan, "seharusnya tidak."

"Ayo segera akhiri dia selagi teman-temannya tertahan!" seru Finral.

Namun tanpa disangka, tubuh milik Licht itu bersinar terang yang menyilaukan. "Gawat! Gara-gara serangan antisihir bocah itu, segel sihir pada Licht pun terpatahkan!" perkataan dari Vetto itu berhasil membuat Yui menatap tajam Licht yang terbang dengan sendirinya. "segel sihir?"

"Gawat! Kekuatan itu ditahan menjelang 'hari' itu tiba..." kata Raia menatap Licht yang sudah membuka matanya, dan menatap Asta marah.

"Kenapa! Kenapa kau memiliki Grimoire itu?! Kenapa kau... memiliki Pedang Pembantai Iblis dan Pedan Penghuni Iblis?! Pedang itu...milik Beliau!" Yui terdiam ditempatnya, kemudia ia melirik pedang yang digengam rekan se-pasukannya itu, 'beliau?'

Special | Black CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang