11. Anggota

1.1K 159 30
                                        

"Oiii, bocah kenalkan semua anggota dengannya. Aku ada urusan yang mendesak. Finral!!"

"Baik!!" setelah membukakan sihir ruangnya untuk Yami, kini dia mendekatiku.

"Nah, emm? Siapa namamu?" "Yui." Aku menatap mereka semua datar.

"Baiklah Yui, ini Gordon Agrippa. Dia mungkin tampak jahat, tapi orangnya baik." Aku melihat pria bermata hitam itu berguman. "Berikutnya, Vanessa Enoteca. Meski merepotkan saat minum, dia orang yang baik."

"Ohh! Kau yang dikurung nenek tua itu ya? Syukurlah kau bisa bebas." Wanita didepanku ini terkejut, berbeda dari yang lain, mereka bingung mendengarku. "dikurung? Nenek tua?" beo Asta.

"Bukan apa-apa." Setelah mengatakannya dia melihatku, tatapannya itu seperti bertanya padaku bagaimana dia bisa tau tentang itu? mungkin. "Lanjutkan."

"Lalu ini Luck Voltia. Dia terobsesi dengan pertarungan, tapi orangnnya baik. Walaupun tadi dia tiba-tiba menyerangmu." "Senang bertemu denganmu, kau lawan hebat. Mau bertarung lagi?" aku menatapnya, "tidak, terimakasih."

"Ini Gauche Asdlai. Dia terlalu menyukai adiknya, tapi dia orang yang baik." pria yang mengeluarkan darah dari hidungnnya itu mendekatiku, "Lihat. Ini adukku, Marie. Dia malaikat." Dia menunjukkan foto adiknnya, "lalu?" "jika kau menyakitinya, aku akan membunuhmu."

"Aku yang akan membunuhmu lebih dulu." Aku menatapnya datar.

"Ahahaha, bercandamu keterlaluan Yui." Finral menggaruk tengkuknya, "siapa yang bercanda?" semmuannya terdiam. "Jadi kau akan menyakiti Marie?!" pria tinggi ini menatapku tajam. Sepertinya menggoda dia cukup menyenangkan.

"Kenapa aku harus menyakitinya, toh juga dia tidak mengangguku. Tapi jika kau ingin aku menyakitinya bukan masalah besar. Aku kubawa kepalanya dihadapanmu." Aku tersenyum remeh menatapnya. Pria ini terdiam.

"Kau!! Sampai kau berani menyentuh Marie aku akan membunuhmu!!" Dia sudah ditahan oleh Asta dan pria berkaca mata itu. "Gauche-senpai!! Tahanlah!" "Ya, terserah kau lah, toh juga aku tidak ada urusan dengan adikmu." Aku mengalihkan pandangan malas.

"Yaa, kita lanjutkan. Ini Charmy Pappitson. Nafsu makannya besar, tapi dia orang yang baik." Gadis kecil itu sedang memakan kue, "Senang bertemu denganmu!"

"Yang besar ini, Grey. Aku tak memahaminya, tapi dia orang baik." Aku memperhatika tubuh besar itu, dari mulutnya keluar asap. Entah apa itu. "Pria ini adalah Magna Swing. Dia nakal, tapi orangnnya baik." Ah, pria brandalan yang menahan Gauche.

"Dan aku Finral Roulacase. Aku populer dikalangan wanita." Dia menunjuk dirinya sendiri. "Aku tak yakin kau seterkenal itu?" dia hanya tertawa canggung.

"Lalu ini Asta, dia sangat pekerja keras. Dan dia memiliki sihir yang berbeda. Dan disebelahnya ini Noelle, bangsawan dari keluarga Silva. Adik dari Komandan Rajawali Perak." Aku hanya mengangguk, "aku sudah kenal dengan mereka."

"Dan pria berbadan penuh otot itu Komandan Banteng Hitam. Yami Sukehiro."

Aku hanya menatap mereka semua datar, "Aku Yui. Senang bisa bertemu dengan kalian."

"Ada anggota yang lain, tapi mereka sedang berlibur, menjalankan misi, atau bermalas-malasan. Cobalah aku dengan mereka." Komandan Banteng Hitam itu berdiri didepan pintu markas.

"Vanessa." "Baik!" dapat kulihat penyihir itu menggunakan sihir benangnnya. Mengubah jubahku yang semula berwarna abu-abu terang menjadi hitam dengan logo yang mencerminkan pasukan ini. Banteng berwarna emas disebelah kiri.

Aku menatap jubah yang terpasang ditubuhku sesaat, "Terimakasih." "Baiklah, Noelle. Antar dia kekamarnya." "Baik."

"Ikut aku." aku berjalan dibelakangnnya, menyusuri setiap lorong menuju kamar yang dicari.

Special | Black CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang