Kini kami kembali duduk berhadapan, ia duduk dikursinya, dan aku yang duduk dikursi sihir air miliknya. "Urusan apa yang membuatmu datang??" Nicksa tersenyum menunggu.
"Bagaimana cara mendapatkan roh air?" Dia tertegun mendengar pertanyaanku. "Kau mau Undine dari pada aku?"
Aku menatapnya bingung, tak mengerti kenapa dia menanyakan pertanyaan itu padaku. Bukannya tak mengerti maksud dari perkatannya, tapi kenapa dia menanyakan itu padaku? Dia ingin aku membawanya?
"Bawa saja aku." "Tunggu apa?"
"Kau itu bodoh sekali ya, bawa aku. Aku yang akan menjadi roh airmu. Begitu saja tak mengerti dasar manusia aneh." Nicksa memalingkan wajahnya.
"Aku membawamu? Jangan harap, lihat dirimu. Tubuhmu saja hampir sama denganku, mana mungkin aku membawamu. Kau yang aneh, dasar." Aku menatapnya tajam.
"Aku bisa merubah wujudku asal kau tau!" ia menatapku sengit. "Coba saja."
Diawali dengan dia yang berdiri, serta aku yang mendengar ia berguman—membacakan sihir, lalu muncul air yang mengelilinginya. Dan merubah penampilannya menjadi, kecil. Dia menjadi seukuran dengan kepalan tangan, dengan baju yang berwarna biru, rambut yang terurai putih, dan kakinya yang menyerupai ikan?
Aku terdiam melihat perubahannya. "Wujud apa itu?" kataku saat ia bergerak mengitari tubuh ini.
"Ini wujud saat aku dibawa seseorang, dan aku akan tinggal di Grimoire miliknya. Dan orang itu adalah kamu. Astaga!! Aku sangat Bahagia!! Akhirnya aku keluar dari rumah tua berlumut ini." Nicksa menatap bangunan Gundeon ini berair dibuat-buat.
'apa-apaam itu?' batinku melihat dia. "jadi, sekarang bagaimana?"
Ia menatapku, "keluarkan Grimoire milikmu." "Grimoire yang mana?" perempuan kecil itu menatapku kesal. "TENTU SAJA YANG SIHIR AIR-LAH BODOH!!!"
Aku menelan air liurku yang terkumpul, cukup terkejut dengan teriakan yang menggema itu. Mengeluarkan Grimoire dari Kerajaan Clover, dan memberikannya kepada Nicksa.
"Kenapa kau memberikan itu padaku?" nada rendah darinya itu membuatku menatapnya, "Buka Grimoire itu!! Kau ini benar-benar bodoh ya!!"
Tanpa menunggu lama, aku langsung membuaknnya. Entah itu halaman yang mana. "Huft... Kenapa aku dimiliki oleh tuan yang bodoh, apa salalahku selama ini?" Sial, aku ingin membunuhnya sekarang. Sudah tadi marah-marah sekarang ia menjelek-jelekkan ku.
Setelah mengatakan hal yang sensitif tadi, ia bergerak menuju Grimoire yang berada ditanganku. Tiba-tiba saja buku itu membuka halaman baru, dia—Nicksa mencoba memasuki Grimoire ini, disamai dengan kilatan cahaya yang sangat terang menyinari seluruh Dungeon.
Membuka mata yang sempat tertutup melihat cahaya terang itu, dan terbelak melihat sekitar. Sekarang aku berada pinggir pantai—pantai yang ku kunjungi sebelum masuk ke dalam air.
Grimoire itu masih berada ditanganku, namun posisinya berubah. Sekarang buku ituku gengam ditangan kananku. Menghela napas, 'kukira buku ini akan hilang.'
Aku membukanya, terbukalah halaman yang baru kulihat. "Apa ini?" Tiba-tiba saja muncul dia—Nicksa dengan bentuk kecilnya keluar dari Grimoire ini.
"Sudah lama sekali aku tidak mengirup udara segar." Dia terbang kesana-kemari, berteriak kegirangan seperti dikejar hantu. "Ah, bisakah kita menuju tempat Undine milik Loropechika?" kini dia menatapku berbinar.
"Baiklah" ujarku malas, sebenarnya aku berniat untuk kembali ke Kerajaan Clover setelah ini. Tapi ya sudahlah. "Ayo!!" kenapa dia sengat bersemangat sih?
Aku membuka sihir ruang kegelapanku, Nicksa terhenti melihatnya. "Ayo, kenapa berhenti?" ujarku bingung. "Aku akan masuk kedalam Grimoire saja." Aku hanya mengangguk saja, membuka Grimoire Kerajaan Clover, dan ia memasukinya. Lalu melangkahkan kaki memasuki sihir ruang itu.
*****
Dia sudah keluar dari Grimoire milikku, sekarang kami berada didepan pintu Istana Kerajaan Heart, kediaman sang Ratu Loropechika.
"Mari kita masuk! Aku bisa merasakan ada Undine didalam sana! Ayoo! Cepat Yuii!" aku hanya pasrah, menuruti keinginan makhluk aneh berwarna biru itu. 'bersabarlah makhluk sialan'
Disepanjang perjalan tidak ada pembicaraan, yang terdengar hanya suara air mengalir dan suara langkah kakiku. Nicksa hanya menatap bangunan ini kagum.
"Undine!" tiba-tiba saja ia bergerak cepat menuju roh air itu. Menabraknya lalu memutarinya. "Kenapa ukuran anda sekecil ini?" Undine terlihat senang namun heran.
"Ah, aku sudah menjadi miliknya." Nicksa menunjukku, aku hanya menaikkan alisku sebagai jawaban. "Sebenarnya aku masih bingung? Kenapa aku mendapat makhluk ini?"
Pertanyaanku ini membuat dua makhluk didepanku terdiam. "Yui-chan kau benar-benar tidak tau dia siapa?" aku menggeleng.
"Dia adalah Nicksa, sang penguasa sihir air, dan yang mengatur Undine. Mempunyai sihir penyembuhan yang sangat hebat, serta pengendalian mana yang luar biasa." Suara itu terdengar bersamaan dengan terlihatnya seorang perempuan berambut panjang berkacamata keluar dari tempat gelap. Dia Loropechika.
"Akhhh!" dia terjatuh. "Loropechika, berhati-hatilah." Ujarku dengan membantu dia berdiri, lalu memampahnya agar tidak terpeleset lagi.
"Terimakasih, Yui-chan." Aku hanya mengangguk menjawabnya, dan mendudukkan perempuan itu disebelah berang-berang besar itu.
"Aku kemari hanya ingin mengantar Nicksa untuk bertemu dengan Undine. Jadi apa kau sudah selesai makhluk aneh?" aku menatap Nicksa kecil itu, dia juga menatap mataku dengan tatapan kesal. "Bisakah kau bersabar?"
"Tidak."
"Ahh, ano... Yui-chan, bisa kita bicara sebentar?" "tentu."
*****
Pada akhirnya aku tinggal dikerajaan Heart ini beberapa hari. Bercerita berbagai macam hal dari serius sampai yang tidak berguna. Menetap dikerajaan ini memang menyenangkan.
Deg!
Aku merasakan mana yang cukup kuat di kerajaan Clover, sepertinya ada sesuatu terjadi disana. "Aku akan kembali ke Kerajaan Clover, ada suatu hal yang perlu ku selesaikan."
Berjalan menghampiri Nicksa yang sedang berbicara dengan Undine, berniat untuk mengajaknya kembali ke Kerajaan Clover.
"Ada masalah apa Yui-chan?" Roh air bertanya. "Tanyakan saja pada Loropechika. Aku buru-buru. Ayo Nicksa."
"Baiklah, kapan-kapan kita bertemu lagi." Makhluk kecil itu masuk dalam ke Grimoire. Dengan cepat aku menutupnya lalu menyimpannya. Membuka sihir ruang kegelapanku, beranjak cepat memasukinya.
"Berjati-hatilah Yuii!!!" aku bisa mendengar Loropechika berteriak. "Kerajaan Clover diserang Undine."
Yui point of view end..
Kerajaan Clover dalam bahaya, ibu kota mereka dilahap api. Para Ksatria Sihir membantu para warga untuk berlindung ditempat yang aman, serta melawan para musuh yang menyerang kerajaan ini.
Dari sebuah sihir ruang, keluarlah perempuan bersurai hitam. Rambut sebahunya itu berterbangan mengikuti angin yang berhembus. "Parah sekali." Gumannya menatap banguan disampingnya yang terbakar.
Dia terbang, memperlihatkan keadaan Kerajaan Clover yang sangat menyedihkan. Memperlihatkan api yang berkobar disamai dengan teriakan para warga yang ketakutan.
Perempuan itu menajamkan pendengarannya, "Mana zone."
"Hahahahahaha! Hancurkan! Hancurkan, hancurkan, hancurkan, Hancurkan!!" perempuan itu terbang dengan cepat menuju suara itu. Dari atas sana dia dapat melihat dengan jelas bahwa, segerombolan mayat hidup(?) menyerang para warga.
'sihir apa itu? Siapa yang menyiptakan ini semua?" batinya dengan meliaht makhluk menjijikan itu, yang berlari mengejar rakyat Kerajaan Clover.
"Mereka pasti orang-orang licik menyebalkan, mencari keuntungan tapi merugikan orang lain. Dasar keparat menjengkelkan!" ucapnya menambah kecepatan.
.
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Special | Black Clover
FanfictieTersandung dan jatuh disebuah masalah, yang membuatku belajar akan banyak hal. Rasa memiliki rekan, teman, sahabat, dan keluarga. Mengharuskan ku membuka rahasia yang sudah kusembunyikan rapat-rapat. Menguak beberapa kisah kelam dan kenangan yang me...