16. Light Magic vs Dark Magic

475 54 8
                                    

"Biar aku ceritakan sebuah dongeng. Zaman dahulu, di sebuah desa, hidup orang-orang dengan sihir yang begitu kuat. Mereka dicintai oleh mana. Mereka mengubah cuaca dan memanipulasi Garis ley. Mereka punya kekuatan unutk melawan dewa. Manusia luar desa itu bahkan menganggap mereka sebagai dewa. Namun, seiring berjalannya waktu, para manusia menjadi takut akan kekuatan mereka.

Mereka menjadi iri dan menginginkannya mereka lalu menipu mereka, membunuh mereka lalu mencuri kekuatan mereka."

Yui terdiam mendengarkan cerita itu, ia tau kearah mana perginya cerita tadi.


Selamat membaca....

"Cerita suram macam apa itu? Memangnya apa hubungannya denganmu? Kau mau menjadi penyair, ya?" masih dengan Yami yang menebas seluruh pedang cahaya milik Litch untuk mendekati lawannya. "Kalau begitu, akan kuceritakan juga kisahku."

Yui yang mendengar itu terdiam, bagaimana bisa dua orang itu bercerita sambil bertarung?

"Di suatu tempat, ada seorang anak yang polos. Orang tuanya adalah nelayan dan sejak kecil dia sudah disuruh untuk mencari ikan. Lalu kapalnya hancur dan hanyut ke suatu negeri yang tak dikenal. Karena ras dan budayanya berbeda dia sering dijahili di negeri itu. Tapi, dia menghajar mereka semua dan menjadi bos mereka. Selesai." Kata Yami dengan menyerang Litch namun, lagi-lagi pria itu menghilang dan muncul didepan Valtos. Komandan satu ini menghembuskan asap rokoknya, "Bagaimana menurutmu dengan dongeng balasanku? Yah, itu kisah hidupku, sih."

"Kurang ajar, beraninya kau menghina Tuan Litch?!" ungkapan dari Valltos itu langsung dipotong oleh Yami, "Berisik, wajahmu itu menyeramkan tahu! Kenapa ada garis-garis diwajahmu?!" selesai mengatakan itu Yami menebas satu pedang cahaya yang datang. Namun sayang walau berhasil pedang itu tetap mengenai bahu pria dewasa penuh oot itu. "kecepatannya meningkat." Guman Yui samar.

"Karena kau orang asing aku yakin ceritaku ini tak ada hubungannya denganmu. Bisakah kau turun dari panggung kami?" tanya Litch dengan melancarakan pedang sihirnya kearah Yami dan Yui, dengan kecepatan yang meningkat. Pedang yang datang itu sangat banyak bahkan sampai berhasil melukai sang komandan Banteng Hitam itu.

Yui? Ia masih bisa menghindar dengan kecepatannya dengan sesekali menebas pedang yang kiranya tidak bisa ia hindari. Ditengah ketegangan itu Yami bertanya,

"Apa kau yang sudah melukai Fuegoleon?"

"Benar. Karena aku sudah menyiapkan rencananya dengan matang, aku berhasil membuatnya jatuh ke dalam perangkap." Jawab Litch enteng. "Sudah kuduga pasti begitu. Karena kalau seranganmu seperti ini, si Raja Serius itu takkan bisa dikalahkan." Selesai mengatakan demikian, Yami melesat, mendekat kearah Litch, mereka bertarung dalam jarak dekat lagi, dan sesekali berganti kembali ke pertarungan jarak dekat.

Dengan begitu serangan pedang yang bergerak kearah Yui juga berhenti. Pertarungan antara dua sihir yang saling berlawanan itu semakin sengit, keduanya saling meluncurkan serangan. "Sihir Kegelapan : Jubah Kegelapan Tebasan Tak Bercahaya!"

Sihir hitam itu memecah semua pedang cahaya yang melewatinya sampai, salah satu pipi dari Litch tergores dan mengeluarkan darah, bersamaan dengan teriakan Valtos yang menghawatirkan tuannnya, "Tuan Litch"

Yui terdiam, ia cukup terkejut dengan serangan yang dilontarkan oleh sang kapten. Itu adalah pertama kalinya Yui melihat orang yang sama dengan sihirnya bertarung. "Jebakan, ya? Tanpa melakukan sesuatu yang curang, kau pasti takkan bisa mengalahkannya kan?" asap rokoknya itu masih keluar dari puntung rokok  byang berada disela-sela bibir sang komandan.

"Kau?!" gretakan dari Valtos itu tidak dihiraukan oleh Yami ia masih melanjutkan perkataanya, "Kali ini, hadapilah aku. Akan kutunjukkan padamu kekuatan sebenarnya dari Komandan Ksatria Sihir!" Yui melirik komandannya itu sesaat, tudung jubahnya masih berada ditempatnya tanpa berubah sedikit pun.

Special | Black CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang