05. Mencari Roh Air

1.3K 235 2
                                    

Menjalankan hari-hari dengan berlatih sihir, tanpa terasa sudah seminggu lamanya. Pada akhirnya aku hanya tinggal ditengah hutan ini, diatas pohon dengan beralaskan jubah hitamku.

"Sepertinya aku sudah bisa mencari roh air itu." Gumanku menatap kedua tangan yang terkepal.

Mengambil jubah hitam diatas dahan, mengubahnya menjadi berwarna abu-abu terang dan memendekkan sepanjang siku-ku. Memakainya dan bersiap menuju Kerajaan Heart.

Mungkin kalian bingung kenapa aku pergi ke Kerajaan Heart, sebenarnya aku akan bertanya dengan Undine—roh air milik Loropechika, mengenai bagaimana aku bisa mendapatkan roh air seperti dirinya.

Setelah siap, aku membuka sihir ruang kegelapan menuju Kerajaan Heart. Memasukinya dan muncul didepan istana milik Loropechika, dan disambut dengan petir oleh Gaja—penjaga roh Kerajaan Heart.

"Ini aku." Ucapku setelah menghindari serangannya. "Ah, maaf. Sebelumnya ada urusan apa kau datang kemari??" ia turun di depanku, dan mempersilahkan untuk mengikutinya masuk.

"Aku datang untuk menemui Undine. Aku berniat untuk mencari roh air seperti dirinya." Kataku dengan mengekor dibelakangnya. Setelah itu tidak ada pembicaraan diantara kami, kami berdua sama-sama terdiam terlarut dalam pemikiran masing-masing.

Berjalan beriringan, dikelilingi batu dan air, sampai pada akhirnya. "Ahhhh!! Yui-chan!!" teriakan itu menggema. Dia Undine. Roh air itu mendekatiku, berada dibelakangku dan memegang kedua pundakku lalu mendorongnya menuju sang ratu Kerajaan Heart yang tertidur diatas berang-berang besar itu. "Kau boleh pergi Gaja-san."

"Baik" Pria bersurai hitam dengan sedikit berwarna putih itu berjalan keluar. Meninggalkan aku, Undine, dan Loropechika yang tertidur.

Aku duduk didepan berang-berang itu, "Lorope—" "—kau tak perlu membangunkannya Undine, aku kemari untuk menemuimu." Potongku sebelum dia membangunkan Loropechika.

*****

 "Langsung saja, aku kemari untuk menanyakan bagaimana mendapatkan roh air sepertimu?" aku menatap Undine lamat. Roh air itu hanya menghela napasnya.

"Bukannya tak ingin menolong, tapi aku sudah berada sangat lama disini. Aku menjadi pendamping pemimpin Kerajaan Heart dari generasi kegenerasi. Jadi aku lupa, yang aku ingat hanya saat membuat kontrak sebagai pelindung Kerajaan Heart, dan itu sudah seribu tahun lamanya."

Aku menundukkan kepala mendengarnya, "tapi kau mungkin bisa datang ke Dungeon bawah laut sebelah Barat [ini bukan kuil bawah laut itu okaii, beda lagi], mungkin disana kau bisa mendapatkan roh air sepertiku." Kini aku menatapnya.

*Gundeon = penjara bawah tanah [tapi dicerita ini didalam laut]

"Disebelah kerajaan ini bukan??" ia tersenyum senang, "Yui-chan memang luar biasa yaa!! Walaupun belum bisa disandingkan dengan Loropechika-chan."

"Ah, yaa. Ku anggap itu pujian. Terima kasih Undine, sampaikan salamku pada Loropechika, Gaja, dan penjaga roh yang lain." Aku bangun dari duduku dan membuka sihir ruang kegelapanku untuk menuju pinggir kerajaan ini.

"Berhati-hatilah, Yui-chann!!" aku mendengus, mendengar suaranya. "Baiklah, aku pergi. Sampai jumpa Undine." Kataku dengan masuk ke sihir ruang itu.

*****

Deru ombak memenuhi pendengaran, menatap lautan yang terbentang luas, memikirkan bagaimana cara menemukan Dungeon bawah laut itu.

Meruntuki kebodohanku yang tidak menanyakan bagaimana caranya pada Undine. "setidaknya aku harus masuk kedalam air bukan(?)." gumanku melihat air yang hampir mengenai kaki.

Terbang sedikit tinggi guna melihat dari atas, ya walaupun tidak ada yang terlihat dari sini. Aku mengeluarkan Grimoire Kerajaan Semanggi, "Sihir Air : Water Protector"  Terbentuknya sebuah pelindung dari air yang mengelilingi tubuhku berbentuk balok.

"Mari kita masuk." Gumanku dengan turun kedasar laut.

Diperjalanan mencari Dungeon bawah laut itu hening, hanya terdengar arus laut yang kuat. Segala jenis ikan dari kecil sampai besar, mereka berenang dengan tenang, tanpa mempermasalahkanku.

Cukup lama aku berputar-putar menjelajahi lautan, akhirnya aku menemukan Dungeon tua itu. Menerbangkan tubuhku—juga pelidung air itu, menuju tempat untuk mendarat.

Menapakkan kaki dibatu tua berlumut itu tanpa menghilangkan sihir pelindung airku. Berjalan memasuki penjara itu waspada. Didalam sana aku hanya menemukan sebuah tempat duduk—seperti milik Lorophecika. Tanpa ada yang mendudukinya.

Menatap waswas kesegala penjuru Dungeon itu, memastikan tidak ada yang perlu dicurigai.

"BAA!!!" Suara itu keluar tepat disamping telingaku.

Dengan cepat aku membalikkan tubuhku dan mengangkat tongkat sihirku, namun aku tidak menemukan apapun dibelakangku. "Keluarlah!!"

"Aku sudah keluar dari tadi asal kau tau." Mengalihkan pandanganku dengan cepat menuju tempat duduk tak berpenghuni tadi, yang sekarang sudah diduduki oleh perempuan bersurai putih panjang sampai lututnya, mata tajam yang menyorot ramah, dan bajunya yang berwarna biru menutupi kedua kakinya.

Aku menatapnya heran yang tiba-tiba saja menampakkan diri didepanku, dan kenapa tidak dari tadi saat aku datang. "Kenapa?" tanyanya dengan melihatku menelisik. Aku masih diam menatapnya.

"Namamu??" "Yui." Tak tau apa yang ia perbuat, aku sudah duduk dihadapannya. Beralaskan kursi yang terbentuk dari air(?). Terkejut akan hal ini, aku menatapnya, dia hanya tersenyum senang seolah mendapat mainan baru.

"Nah! Karena kau bisa melewati semua ujian yang—" "tunggu apa? Ujian?" ujian apa yang dia maksud, aku bahkan tidak menggunakan sihir sama sekali untuk kemari, aku hanya menggunakan sihir airku untuk membuat pelindung, "sebentar sejak kapan sihir pelindung airku hilang?"

Aku kebingungan, terlebih lagi aku dapat bernapas didalam air? Astaga, terlalu banyak hal baru yang kutemui disini.

"Benar ujian, atau apa ya? Ah rintangan, iya rintangan untuk memasuki Gundeon ini. Kau tak menemukannya?" aku menggeleng. "Benar-benar tidak menemukan rintangan sama sekali?" kini ia berdiri dengan senyuman yang merekah diwajahnya.

"Iyaaa." Aku menjawabnya lirih. Perempuan ini melompat-lompat kegirangan didepanku, aku terdiam tak tau harus berbuat apa. Aku terkejut saat dia yang tiba-tiba menarikku kedalam pelukannya, dan memelukku sangat erat.

"Akhirnya kau datang juga!! Aku sangat senang!!" ia berteriak didepanku, dan melepaskan tangannya dari sikuku dan melompat lagi kesana kemari.

'Astaga aku sampai lupa tujuanku untuk kemari' batinku melihatnya kegirangan.

"Emmm—" "Nicksa, panggil aku Nicksa."

"Ya, kau Nicksa. Aku ada sedikit urusan denganmu."



.

.

.

.

.

.

.




Makasih banget buat kalian semua yang udah baca, gak nyangka ada yang mau baca cerita ini. Tunggu terus kisah selanjutnya yapp!!

Bakalan banyak rahasia tentang Yui yang bakal terungkap. Sampai jumpa dichapter selanjutnya. 

Jaga kesehatan semuanya!!


Special | Black CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang