14. Dia

558 73 3
                                    

"Aku maju, ya!" gadis aneh itu mulai menyerang, dengan memasuki makhluk pink itu ia melesat. "Dia datang!" setelah menyerukan itu, Asta langsung melesat mencoba memotong salamander jadi-jadian itu dengan pedang anti sihir miliknya. Namun sia-sia salamander itu seperti tidak bisa mati, benda aneh itu malah seperti mainan yang bisa delepas perbagian tubuh.

Tapi mengingat yang menyerang kali ini Asta, ia tidak berhenti mencoba untuk menyerang ia terus berusaha. "mau anti sihir pun, tidak akan jadi masalah kalu tidak mengenaiku!" Yui terdiam entah musuhnya yang terlalu blak-blakan atau pendengarannya yang salah, ia malah memberitahu cara kerja menghilangkan makhluk aneh itu.

"Hama kurang ajar! Sihir Cermin : Reflect Refrain!" kini giliran Gauche yang menyerang, hasilnya masih sama sihir cerminya masih bisa dibelokkan dengan adanya salamander gel itu. "Itu sihir yang bagus sih, tapi kalau di dalam salaman-ku jadinya dibelokkan, jadinya sia-sia saja. Yah, ceritanya bisa berbeda kalau seranganmu bisa lebih kuat!" Yui kembali terdiam, sepertinya musuhnya kali ini terlewat pintar finalnya.

Lalu gadis itu mengeluarkan serangannya kembali, melempar gel dan berhasil mengenai Gauche sampai tertempel di dinding gua. "Terima ini, Asta!" ia kembali melesatkan sihirnya, kali ini pada Asta. Dengan pedangnya, ia berniat unutk menebasnya. Namun naas gel itu malah membelah, dan menarik Asta, mendekat ke wanita gila itu.

Yui memilih mundur dari sana, ia menyelimuti tubuhnya dengan kabut hitam disekelilingnya. Ia hilang dari pandangan semua orang, namun ia masih bisa melihat keadaan sikitarnya. Entah apa yang ia lewatkan, tiba-tiba saja muncul makhluk besar dari lumpur yang menjulang tinggi.

Dengan sigap ia menghilangkan sesaat kabut hitamnya, dan muncul diantara Asta dan biarawati tua yang ternyata adalah mantan ksatria sihir. "Biar aku yang mengurus anak-anak, kalian urus saja mereka."

"Yui! Kenapa kau baru keluar?" "Baiklah, karena diluar terlalu dingin beri mereka sesuatu yang hangat."

Yui hanya mengangguk singkat. Ia membuka sihir ruangnya, menuju luar gua setidaknya mereka menjauh dari dalam gua. Wanita serba hitam ini berdeham, "Baiklah, kalian semua masuk kedalam sini. Berhati-hatilah, Nicksa kau atur mereka." Ucapnya kaku. Makhluk kecil biru itu menatap malas tuannya, namun karena membaca situasi ia mengurungkan niatnya mengejek Yui yang kaku.

"Siapa yang perlu kehangatan? Ayo cepat masuk, kalian ingin segera bertemu dengan orang tua kaliankan. Berhati-hatilah, ada teman kalin disana."

Para anak kecil memasiki sihir ruang itu, satu persatu masuk dan duduk diam diantara anak lainnya diluar gua yang terselimuti salju. "Nicksa kau ikut lah bersama mereka, buat mereka tidak kedinginan" yang disuruh hanya menganggukkan kepala mengerti, makhluk kecil biru itu pun ikut masuk kedalam sihir ruang milik Yui.

Setelah semuanya sudah masuk, perempuan bersurai hitam itu menutup sihirnya. Lalu kembali membuat tubuhnya menghillang dengan kabut hitam dan mundur untuk memperhatikan dari jauh.

Lumpur raksasa itu mendekat ingin menyerang Neige, namun pergerakkannnya dihentikan oleh Asta. Pemuda bersihir salju itu heran kenapa lawanya tadi menyelamatkannya, dan mereka terlibat adu mulut sesaat.

"Kenapa... kamu menyelamatkanku?"

"Kamu masih belum mempertanggung jawabkan perbuatanmu! Aku tidak boleh membiarkanmu mati!" Ungkap Asta, "Dan lagi, apa-apaan kau ini mau membunuh saudaramu sendiri?! Dasar makhluk bodoh!" ia melesat menyerang makhluk besar itu dengan pedang anti sihirnya.

Karena terfokus pada satu hal, Asta membiarkan sisi belakangnya terbuka. Tak menyia-nyiakan hal itu wanita gila dari Mata Matahari Tengah Malam menyerang Asta dengan sihir gelnya. Sayangnya serangan gel itu dihentikan dengan api milik nenek tua biarawati itu.

Special | Black CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang