Special | Black Clover

26. Pergi ke Pantai

"Kalian memang sangat bisa di andalkan ya, Yui-san, Asta-kun" Mendengar itu Yui berdecih, Kaisar Sihir memang seperti itu, maniak sihir. "Hei, hei! Yang tadi itu sangat hebat! Bagaimana kau bisa tahu keberadaan Poizot-san?" Komandan Ksatria Sihir yang termuda mendekati Yui, dan beralih mendekati Asta, "Bagaimana caramu merusak sihir transparannya?!

'bocah berisik bertambah lagi,' bantin Yui menatapa dua pemuda yang sedang berbincang riang itu, pada akhirnya mereka diam juga didekati oleh Yami. Pada dasarnya Yami memang menakutkan bagi anak-anak.

"Ja... Aku punya pertanyaan untukmu, Gueldre." Ujar Kaisar Sihir. 

*****

"Gueldre, apa semua jawabanmu itu benar?" tanya Julius. "Benar,"

"Lumayan banyak juga, ya. Menganiaya anggota pasukannya sendiri, menggelapkan dana, menjual harta sihi milik negara di pasar gelap, dan juga meyeludupkan obat sihir dari negara asing. Sebagai pengkhianat, perjalanan hidupnya gelap banget, ya." Ujar Yami dengan linting rokok ditangannya itu. "Mungkin di aini cocok jadi anggota Banteng Hitam. Tunggu, mungkin dia lebih cocok jadi daging ham yang hitam gosong."

Para Komandan Ksatria Sihir masih terkejut dengan rekannya yang menjadi seorang pengkhianat itu. Mereka tak habis pikir bagaimana Gueldre bisa melakukan itu semua.

"Ini adalah kesalahan yang fatal. Ksatria Sihir yang seharusnya melindugi para penduduk berpaling dengan menjual negerinya sendiri. Agar masyarakat tidak merasa gelisah, kasus ini tidak akan disebarkan pada publik. Tapi agar kejadian ini tidak terulang, pastikan anggota pasukan kalian tidak memiliki kaitan dengan musuh." Kata Julisu yang dijawab serempak oleh para Komandan Sihir, "Dimengerti!"

Setelah pertemuan itu kini Yami, Asta, dan Yui berada di ruangan sang Kaisar Sihir. Sepertinya akan ada yang dibicarakan serius disini. Yui hanya menghela napasnya, kenapa ia masih terjebak diantara mereka-mereka ini.

"Maaf ya, memanggil kalian ke sini. Sedih sekali rasanya dikhianati oleh rekan seperjuangan. Aku berlari sepenuh tenaga untuk sampai ke posisi ini, tapi aku malah membuat banyak kesalahan." Ucap Julius.

"Kalau alasanmu memanggil kami karena ingin curhat, kau salah orang, Tuan Julius." Jawab Yami yang di benarkan oleh Yui. Siapa juga kan yang mau curhat dengan Komandan Ksatria Banteng Hitam?

"Sebenarnya, saat mengintrogasi dua anggota Mata Matahari Tengah Malam itu, ada satu hal lagi yang dikatakan mereka. Asta, saat kamu diculik oleh mereka, apa kamu ingat soal lempengan batu yang ada di markas mereka itu?" tatapan Julius beralih pada Asta, "Ahh... yang itu, ya?"

"Mereka menyebut batu yang tertanam di sana itu "batu sihir". Dengan mengumpulkan semuanya, mereka percaya akan terlahir kembali sesuatu yang erat kaitannya dengan Mana, dan memperoleh kekuatan yang amat besar. Dan alasan mereka mengivar Fuegoleon mungkin juga karena mereka menginginkan batu sihir yang ia miliki."

Yui terdiam ditempatnya, ia tau ini adalah pertanda hal yang tidak baik. "Terlahir kembali, ya. Bukannya mereka hanya kebanyakan membaca novel fantasi saja?" mendengar kalimat yang terucap dari Yami itu membuat Yui menutup matanya tak habis pikir dengan komandannya itu.

"Mau itu benar atau tidak, tapi obsesi mereka itu nyata. Kita tak boleh membiarkan mereka mendapatkan batunya. Batu sihir yang tersisa tinggal tiga buah. Dan lokasi satu batunya sudah mereka ketahui."

"Jadi kau ingin kita mengambil batu itu?" tanya Yui yang tau kemana arah pembicaraan ini.

"Ya, batu itu ada di salah satu wilayah dengan energi sihir yang kuat, Kuil Bawah Air." jawab Julius. "Wilayah dengan energi sihir yang kuat? Apa itu?" pertanyaan dari Asta itu berhasil membuat Yami menyengkram erat kepala pemuda berambut terang itu.