"Noelle" dia menoleh kearahku yang berdiri disampingnya, "kenapa?" sifat angkuhnya keluar. "Aku akan menyelamatkan Asta. Jadi bisa kah kau membantuku?" ia terkejut.
"Kau tau dimana dia sekarang?" kami berbisik membicarakan ini. "Yaa, sepertinya." Perempuan bersurai perak itu menatapku tak percaya, "bagaimana caranya kesana bahkan kau kehabisan mana."
"Yang terpenting kau mau membantuku tidak?" aku jengah dengannya, dia diam memikirkan tawaranku. "Huft, baiklah." Aku tersenyum dalam hati.
"Terimakasih Noelle, aku pergi dulu." Membuka sihir ruang kegelapa dibawahku, dan memasukinya. "aku mempercayakan padam Noelle. Semoga beruntung—" '—agar tidak dimarahi oleh para Ksatria Sihir.' Aku meringis membayangkan ia dimarahi oleh mereka.
Aku mendarat didepan sebuah bangunan yang tak pernah ku lihat sebelumnnya. Dari depan terdengar suara pertarungan, entah siapa lawan siapa. Aku mendekati pintu masuk, melihat kedalam, mengintip apa yang terjadi disana.
Terlihat para penjahat tadi—Mata Matahari Tengah Malam sedang melawan Kaisar Sihir Kerajaan Clover, Julius Novachorno. 'apa-apan ini?' aku terkejut melihatnya.
"Maka aku tak punya pilihan, entah apa ini akan berhasil untuk banyak orang. Sihir Penahan Waktu : Chorno Stasis!" aku terbelak melihatnya, Kaisar Sihir memang tidak bisa diragukan lagi. Dalam persekian detik para penjahat itu berada didalam bola sihir itu dan tidak dapat bergerak.
"Sepertinya kalian tertangkap. Kurasa kalian lebih lemah daripada dugaanku. Cobalah menikmati waktu yang tidak berujung ini." Pria yang berkedudukan menjadi Kaisar Sihir itu menatap Asta yang mengaduh kesakitan karena terjatuh dari bola jel milik wanita pendek berkacamata tadi. "Hei, Asta! Kita terus bertemu." "Y-Ya."
Aku masih menatap mereka dalam diam, "Kau ingin menjadi Kaisar Sihir, bukan? Kalau begitu, perhatikan baik-baik. Jangan berpaling. Ini hanya Sebagian kecil dari masa depanmu." Asta terdiam menatapnya. "Kau bisa berdiri?"
Tanpa menyambut tangan sang Kaisar Sihir, Asta berusaha berdiri. Aku tidak dapat melihat raut dari Kaisar Sihir karena membelakangiku. "sepertinya kau tak butuh bantuanku." Kini ia menatap para pasukan Mata Matahari Tengah Malam.
"Kekuatanmu cukup menarik. Aku terkejut. Dengan begitu, ada yang ingin kutanyakan. Aku belum pernah melihat tulisan atau pola seperti ini. Apa rencanamu dengan ini?" aku menajamkan pengelihatanku, menatap batu besar yang dipegang oleh Julius. "Meski kalian dapat mendengarknaku, kalian tidak akan bisa melakukan apapun dibawah mantra." Aku menatap datar Kaisar Sihir yang tersenyum cerah itu.
"Mari membahasnya saat kita kembali ke Kerajaan Clover." Ia mendekati para penjahat itu. Aku tersentak merasakan kekuatan ini 'dia? Hah!?'
"Terang sekali." Asta berteriak menyambut cahaya itu. Diatas batu itu turun seorang pria berjubah panjang, rambut yang terkepang? dan terdapat gambar berwarna merah didahinya dan disekitar matanya. "Dari mana cahaya ini berasal?" Asta menundukkan kepalanya dan menahan dengan kedua tangan.
Tak lama kemudian cahaya itu menghilang, bersamaan dengan hilangnya para penjahat, pria yang berdiri itu serta batu yang dipijaknya. "mereka semua menghilang!" Asta terkejut melihat sekitarnya yang kosong. "Kita dikalahkan. Mereka diselamatkan oleh sekutu mereka. Itu pengguna Sihir Cahaya yang bahkan lebih cepat daripadaku. Entah apa itu pemimpin mereka. Menarik. Tidak, lebih tepatnya merepotkan." Ia menggeleng pelan.
"Namun, salah satu dari mereka tidak beruntung." Aku melihat satu penjahat itu masih terkurung didalam bola sihir milik sang Kaisar Sihir. Menarik tubuhku untuk bersembunyi, dan menyenderkannya pada tembok batu itu.
"Kenapa rasanya tak asing dengan Sihir Cahaya itu? Jangan-jangan—" "Kau keluarlah!" gumananku terhenti mendengar perintah itu.
Aku mendengus kecil, 'bagaimana pun juga dia ini Kaisar Sihir, pasti dia bisa merasakan kehadiranku sejak tadi.'
![](https://img.wattpad.com/cover/260818084-288-k374838.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Special | Black Clover
FanfictionTersandung dan jatuh disebuah masalah, yang membuatku belajar akan banyak hal. Rasa memiliki rekan, teman, sahabat, dan keluarga. Mengharuskan ku membuka rahasia yang sudah kusembunyikan rapat-rapat. Menguak beberapa kisah kelam dan kenangan yang me...