Yui terdiam melihat pantulan sihir itu, "itu gila." Matanya beralih pada Licht yang sudah jatuh terkapar dengan pakaian yang menghitam dibeberapa bagian.
Di sisi Gauche, pemuda itu terengah-engah, ia sedang berusaha untuk mengatur napasnya. Tangan kirinya itu menutupi mata sebelah kiri yang istimewa, satu centi dibawah mata yang cukup aneh itu mengeluarkan darah.
Masih dengan keterkejutannya Finral kagum pada teman satu pasukannya itu, "itu hebat sekali, Gauche." Mendengar itu Yami membuka lingkaran sihirnya. Membuat Asta terkejut dengan sekali.
"Hahh! Aku masih hidup! Finral Senpai! Gauche Senpai! Yui-chan! Apa yang barusan terjadi?!" Volume suara Asta memang bukan main-main, "Aku tidak bisa melihatnya, tapi ... serangannya itu secepat cahaya. Dia tidak mungkin bisa menghindarinya. Rasakan itu, brengsek!" kata Gauche masih dengan terengah-engah.
"Ya, itu serangan yang gila," Yui menambahi, "Hahahaha!" tawa khas dari komanda pasukan banteng hitam itu terdengar, sosoknya itu maju dan memegang kepala anggotanya. "Gauche, kau kembali juga, ya? Dan kurang ajar sekali kau mencuri kemenangan kami?"
"Dancho... aku bisa berada di sini karena kau yang memungutku pada hari itu." timpal Gauche. "Begitu, ya. Jadi aslinya ini kemenanganku, ya?"
Mendengar itu Yui menatap Yami tak percaya, "apa-apaan?"
"Padahal yang mengakhirinya itu Gauche senpai! Yami dancho tidak melakukan apa pun!" Asta berseru nyaring dan langsung dihadiahi gengaman kuat dari Yami di kepalanya. "Berisik!"
"Akhh... sakit... sakit..., Yami Dancho!"
"Karena berhasil mengalahkan laki-laki berwajah garis-garis itu jangan sombong kau, bocah."
Melihat situasi yang semakin panas antara Yami dan Asta, Finral mendekat. "Ma...ma... baik Yami dacho, Gauche maupun Asta, sudah berjuang keras, itu tidak sia-sia."
Secara bersamaan, Yami dan Gauche berbalik dan berkata, "Ya, kecuali kau." Finral yang mendengar itu terkejut, "Ehhh... tunggu, tunggu, tunggu! Kita bisa menang juga berkat sihir perpindahan ruangku, kan? Benarkan Yui?"
"Ha? Setelah tidak menyebutku kau meminta tolong pada ku? Yang benar saja kau ini!" Yui memalingkan wajahnya. "Ehh?!"
"Cepat bawa aku kembali kepada Marie." Potong Gauche lebih dulu, "sudah kubilang, aku itu lebih senior darimu!"
Sedangkan Asta ia masih dipegang kepalanya oleh Yami, sedari tadi ia belum berhenti merengek kesakitan. "Oh, Marie... kakakmu ini berhasil. Kamu pasti akan memelukku dan memujiku, kan? Aku benar-benar tak sabar! Ah Marie!" tiba-tiba saja darah keluar dari kedua hidungnya dan gaya bicaranya juga berbeda saat membayangkan Marie dan berbicara dengan Finral saat ini, "Oi! Cepat lakukan!!"
"Padahal aku ini seniormu..." guman Finral, "tadi sudah kuberitahu kalau penggunaan sihirku tinggal sekali lagi, kan? Aku harus memulihkan energi sihirku. Jadi tunggulah sebentar." Perkataan itu hanya diberitanggapan decihan dari Gauche dan Yami lagi. "Dancho bahkan juga ikutan mengeluh?!"
"Jangan membuat Marie menunggu, dasar kau ini!" "Dasar, anak buah nggak berguna." "Kejam sekali, kalian ini."
Yui menyipitkan matanya, ia hampir lupa. Semua anggota pasukan banteng hitam itu memang dikenal dengan ke tidak warasan dan kelakuannya. Yui menyimpulkan demikian karena ia sudah menyamakan gossip yang beredar dengan kelakuan didalam markas, dan itu memang benar adanya. Jadi ya begitulah.
Akhirnya Yami melepaskan cengkraman tangannya dari kepala Asta, dan berjalan mendekat kearah Licht, "sepertinya sihir kuat tadi benar-benar mengenai dirinya sendiri, ya. Sepertinya dia punya musuh alami selain diriku. Melegakan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Special | Black Clover
FanficTersandung dan jatuh disebuah masalah, yang membuatku belajar akan banyak hal. Rasa memiliki rekan, teman, sahabat, dan keluarga. Mengharuskan ku membuka rahasia yang sudah kusembunyikan rapat-rapat. Menguak beberapa kisah kelam dan kenangan yang me...