Digunung salju itu, terlihat Licht dan Valtos sudah tertali oleh sihir milik Yami dan bersandar dibatu yang berbeda. Sedangkan Yami, Asta, Gauche, Finral sedang duduk menunggu energi milik Finral untuk kembali. Dan Yui yang masih berdiri dengan mata yang tidak pernah lepas dari Licht.
"Hah... oi, masih belum?" tanya Yami tidak sabar. "Bersabarlah sebentar lagi. Sihirku terpakai cukup banyak. Memulihkannya takkan segampang itu." jawaban dari Finral itu disahut decihan oleh Yami dan Gauche lagi.
Yui yang mendengar itu memutar bola matanya, untung dirinya baik, walau ia masih berdiri tanpa bergerak perempuan itu mengalirkan mana sedikit namun teratur menuju Finral. Aliran itu tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, jika ingin melihat harus melingkupi mana dimatanya. Sebenarnya car aini yang sering Yui pakai jika berhadapan oleh musuhnya.
Sebab mata yang sudah dilingkupi mana akan lebih tajam dan jelas, jika dari penglihatan Yui sendiri ia membuat matanya itu untuk membagi mana teman dan musuh, musuh bewarna merah dan teman bewarna hitam. Tapi jika terlalu banyak mana yang melingkupi mata, itu juga bisa merusak mata penggunanya.
"Masih mengeluh?!" seru Finral tak terima.
"Cih! Cih! Cih! Cih! Jangan terlalu dipikirkan," sahutan dari Yami itu membut finral tambah kesal, "Mana bisa!"
"Jangan buat Marie menunggu." Dengan kesabaran yang tersisa Finral menyahut perkataan dari Gauche sama, "Berbeda denganmu, aku tidak mendapat sihir tambahan, tahu!"
"Tunggu... semakin lama dia menunggu, mungkin Marie akan semakin senang menemuiku," Yui menatap pria bersurai ungu itu tak percaya, bahkan dari hidungnya sudah keluar darah tapi masih saja, "Pola seperti itu tidak buruk juga."
"Dia memang sudah gila." Guman Yui pelan.
"Apanya yang tidak buruk?" tanya polos Asta yang duduk disamping pemuda bersihir cermin itu, "Aku takkan memberikan saran apa pun mengenai Marie padamu."
"Nande?!"
"Siapapun yang mendekati Marie itu musuhku! Kau juga begitu wanita aneh!" "Kok begitu?!" teriak Asta. Yui hanya menatap malas pemuda yang sangat amat menyayangi adiknya itu.
Tiba-tiba saja perut dari komandan pasukan Banteng Hitam itu berbunyi cukup keras. "Aku lapar. Apa kau tak bisa setidaknya mengambilkan sarapan untukku dengan menggunakan sihir ruangmu?"
"Aku ini bukan pengantar makanan." Jawab Finral seadanya yang kembali dijawab decihan oleh lawan bicaranya.
Yui mengalihkan pandangannya, ia kembali membenarkan tudung jubahnya yang tadi menurun. Dari radarnya ia merasakan sesuatu yang akan datang. Diikuti Yami, Gauche dan Finral berdiri dari duduknya. "Ada Apa?" tanya Asta yang pada dasarnya tidak bisa mendeteksi mana.
Entah dari mana asalnya, sihir ruang seperti milik Valtos terbukuka diatas sebuah batu. Memunculkan tiga anggota Mata Matahari Tengah Malam, satu perempaun, dua laki-laki namun salah satu laki-laki itu mirip singa.
"Siapa mereka?" tanya Finral pelan pada sekutunya. "Bala banatuan," sahut Yami.
"Sihir perpindahan ruang. Padahal dia tak sadarkan diri, bagaimana bisa? Guman Asta tak percaya.
Salah satu pria dari anggota Mata Matahari Tengah Malam dengan syal berwarna biru dan ada rambut putih dibagian depan, "Waduh, situasinya sepertinya cukup parah, ya. Licht dan Val sepertinya sedikit kesulitan. Walau aku ini orangnya pemalas, tapi hahh... aku harus menyelamatkan teman-temanku." Tiba-tiba saja ia bergerak cepat menuju tepat didepan Yami dan menyentuh Grimoire milik komandan itu.
"Uuu... desainnya unik, ya. Yah, itu tidak penting sih." Mendengar itu Yami menjadi waspada. Yui menatap pria itu tajam dari balik tudungnya. 'ada yang aneh. Mengapa dia memegang Grimoire milik musuhnya? Bukankah itu akan merugikan dirinya jika dekat dengan musuh? Atau ada maksud lain? Serangan kejutan?' mata hitam legamnya itu menatap sekitar, 'tidak ada yang mencurigakan. Apa yang sebenarnya dia lakukan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Special | Black Clover
FanfictionTersandung dan jatuh disebuah masalah, yang membuatku belajar akan banyak hal. Rasa memiliki rekan, teman, sahabat, dan keluarga. Mengharuskan ku membuka rahasia yang sudah kusembunyikan rapat-rapat. Menguak beberapa kisah kelam dan kenangan yang me...