𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆
•
•
•Bebby kini sudah berada didalam Kamarnya, ia duduk diujung tanjangnya dan mengamati luka dituhunya
"Aish, Banyak banget lukanya, dari kaki pinggang lengan terus wajah cetar membahana gue jadi merah-merah kek digigit semut gini" Gumam Bebby sembari menatap wajahnya dari cermin yang ia genggam
Bebby mengamati wajahnya dari pantulan cermin itu sembari menyentuh luka diujung bibirnya yang sedikit sobek karena ditampar oleh Herman tadi
"Luka di tubuh gue gak ada apa-apanya ketimbang luka batin gue" Gumam Bebby
"Gue pengen kaya Anak-anak lainnya,Disiapin sarapan Mama, di anter sekolah Papa dan Disayangi sodara gue, Tapi itu gak mungkin terjadi, jangankan dibuatin sarapan mau ikut sarapan bareng aja gak boleh, apa lagi dianter sekolah Papa, mau cium tangan pas mau pergi aja Papa gak mau" Lanjutnya yang masih menatap pantulan dirinya dicermin dengan mata yang berair
"Gue pengen kaya Alisha, gue pengen kayak Bang Ardan hiks kayak Febby yang disayangi mama Papa dengan tulus, gue juga capek diginiin hiks gue gak mau semua ini terjadi hiks Gue pingin bahagia hiks"
"Hufft,,,Sabar Beb sebentar lagi semua akan berakhir" Ucapnya sambil menghapus air matanya
Setelahnya ada seorang yang mengetuk pintu kamar nya, Bolehkah Bebby berharap jika orang itu mamanya yang datang untuk mengobati lukanya?
Ah Bebby sedang tidak ingin berkhayal saat ini, ia langsung bangkit dari duduknya dan membuka pintu kamarnya itu
Setelah Pintu itu terbuka Bebby dapat melihat seorang wanita paruh baya yang sedang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca
"Bi? Bibi kenapa kok mau nangis?" Tanya Bebby
Ya, orang itu adalah Bi Nanik,asisten rumah tangan yang berkerja dirumah Bebby
Sedari tadi Bi Nanik dan mbak Dias-pengasuh Febby jika Orang tuanya sedang berkerja- melihat dimana dengan Sadisnya keluarga itu memperlakukan Bebby
"Non? Non El gak papa?" Tanya Bi Nanik dengan wajah khawatir
Bebby pun tersenyum lembut
"El gak papa kok, El kan kuat jadi bibi gak usah khawatir ya" Ucap Bebby dengan senyum manisnya
Rasanya Bebby ingin menangis tatkala mendapatkan perhatian dari pembantunya,Rasanya sangat miris sekali disaat keluarganya yang sedarah memperlakukan dirinya seenak jidat mereka dan orang yang bahkan tidak memiliki hubungan darah pun bisa merasakan sekhawatir itu
Terkadang Bebby berfikir apakah dirinya itu anak pungut? Tapi bagaimana dengan Debby yang notabene nya adalah sodara kembar nya. Entahlah Dia Terlalu Pusing!
Grep
Bi Nanik langsung memeluk Bebby bersamaan dengan air matanya yang tidak bisa dibendung lagi
"Nangis Non! Bibi tau Non gak sekuat itu, kadang nangis itu bukan berarti lemah Non" Ujar Bi Nanik dengan tangan yang mengelus rambut Bebby
"El capek bi hiks El juga pengen kaya Bang Ardan, Alisha, dan Febby yang disayang sama Mama papa hiks El pengen ngerasain hangatnya Pelukan Mama, tapi El bisa apa bi? Hiks El hanya bisa berharap, entah sampai kapan semua itu akan terwujud hiks" Tangis Bebby yang pecah dipelukan Bi Nanik
Siapapun yang mendengar tangisan dari seorangBebby pasti tidak dapat menahan air mata mereka, tangisan itu terdengar sangat pilu, matanya mengisyaratkan luka yang sangat dalam,hatinya bak disayat dengan sebuah samurai
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELISHA [𝐄𝐍𝐃]
Random#𝐕𝐚𝐥𝐭𝐞𝐫 x 𝐃𝐢𝐱𝐨𝐧 __________ Dia Elisha, Gadis dengan senyum palsunya. Dia Elisha, Gadis dengan segala kesedihannya. Dia Elisha, Gadis yang dibesarkan dengan siksaan. Dia Elisha, Gadis yang dibenci oleh keluarganya sendiri, karena sebuah...