Seorang gadis menggeliat di atas kasur dengan berbalut selimut. Ia dengan malas membuka matanya. Dengan keadaan setengah sadar gadis itu memutuskan untuk duduk. Sesekali ia menguap sambil mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul sempurna.
Gadis tersebut pun berdiri dan meregangkan tubuhnya. Setelah itu ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dua puluh menit kemudian barulah ia keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Gadis itu mengambil seragam yang ada di dalam lemarinya. Begitu ia sudah memakai seragam lengkap, ia menatap dirinya di cermin dan tersenyum tipis.
Dia adalah Fujiyoshi Karin. Anak angkat dari Hirate Yurina dan Nagahama Neru. Tatapan dan auranya sama persis dengan Techi. Dan senyumannya menenangkan sama seperti Neru.
Setelah asik menatap dirinya di cermin, Karin pun keluar dari kamar dan berjalan ke arah ruang makan. Karena kamarnya ada di lantai dua, jadi ia menuruni tangga terlebih dahulu. Ia disambut oleh perdebatan tak penting kedua orangtuanya. Karin hanya bisa tersenyum tipis, karena perdebatan itu terus saja terjadi. Ia tidak ingin ikut campur dan duduk di salah satu kursi. Ia menonton perdebatan orangtuanya sambil memakan sepotong roti.
"Pasti bohong. Pas aku ke kantor kamu aja ada yang menggoda kamu didepan aku malahan," dengus Neru kesal. Karin berusaha menahan kekehannya. Bagaimana tidak, waktu Neru dan Karin pergi ke kantor Techi, mereka di suguhkan dengan seorang karyawan yang menggoda Techi. Ya meskipun Techi tak menanggapinya. Karin tidak akan pernah lupa hari itu. Hari dimana sifat cemburu Neru tumbuh.
Techi menghela nafas panjang "Aku gak bohong. Semalam aku lembur dan sendiri," jelas Techi agar Neru mengerti.
Techi menatap anaknya yang sedang senyum-senyum melihat perdebatan mereka "Pagi sayang," sapa Techi sambil berjalan ke arah Karin. Tak lupa ia mencium kening Karin.
"Pagi juga mi," balas Karin sambil mencium pipi Techi.
"Kalian debat lagi?"
Techi mengangguk "Kamu bujuk tuh mama kamu. Udah mami jelasin tadi tapi masih gak percaya," bisik Techi sambil menatap Neru yang menyiapkan sarapan dengan wajah cemberutnya.
Karin terkekeh geli "Mami aja deh. Nanti uang jajan aku dipotong," tolak Karin dengan berbisik juga.
"Kalian bicara apa?" suara Neru membuat mereka saling menatap.
"Gak ada kok," balas keduanya serentak. Neru memicingkan matanya menatap keduanya curiga.
Tiin Tiiin
Suara klakson mobil menyelamatkan Karin dari tatapan Neru. Tapi tidak dengan Techi.
"Mama mami aku pergi dulu ya. Bay," Karin mencium kedua pipi orang tuanya. Dan buru-buru untuk keluar dari aura Neru yang masih menyeramkan.
"Ah aku ke kantor dulu ya. Aku pergi dulu," sahut Techi cepat saat mata Neru masih menatapnya penuh curiga. Techi mencium bibir Neru sekilas dan langsung pergi.
"Anak dan Mami sama aja" dengus Neru.
***
Karin menghembus nafas lega dan masuk kedalam mobil sahabatnya "Hampir saja," gumam Karin.
"Kenapa sih kayak ketakutan gitu?" tanya gadis yang sedang menyetir, Yamasaki Ten.
"Biasa. Mami sama mama debat lagi" balas Karin seadanya. Ten dan gadis di sampingnya mengangguk tanda mengerti.
"Oh iya ada berita terbaru nih," ujar gadis yang duduk disamping Ten, Morita Hikaru.
"Apa?"
"Kayaknya Karin bakal di tembak lagi nih," kata Hikaru sambil membaca chatan di grup sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi : Kakusareta kimochi
RandomSekuel Kataomoi Berawal dari tak sengaja menemukan buku diary seorang gadis misterius. Sehingga membuat Karin ingin semakin mengenalnya. Bahkan tanpa sadar Karin memperhatikan gadis itu. Lama-kelamaan tumbuh perasaan yang tidak ia mengerti. Karin me...