4. Malam

210 25 5
                                    

Malam ini dingin begitu menusuk hingga ke tulang tulang. Tapi tak membuat Karin untuk tidur di kasurnya. Ia malah asik menatap langit malam di balkonnya.

Cukup lama Karin menatap langit malam. Kemudian ia menyentuh bibirnya. Senyum tipis terbit diwajah Karin begitu mengingat kejadian yang tadi siang. Entah kenapa ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Manis" gumamnya tanpa sadar.

"Apa yang manis?"

Karin tersadar dari lamunan panjangnya tentang Hono. Ia berbalik dan tampaklah Techi yang sedang menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Se...sejak kapan mami di sana?" kaget Karin.

Techi tersenyum tipis "Sejak pikiranmu berlayar entah kemana dan kau tiba-tiba saja bergumam 'manis'" balas Techi santai.

Karin reflek menyentuh bibirnya "Mami salah dengar. Aku gak bilang gitu" sangkal Karin dengan tangannya masih menyentuh bibirnya. Techi terkekeh kecil mendengar ucapan Karin.

"Jadi apa yang kamu perbuat?" tanya Techi to the point.

"Buat...buat apa? Aku gak paham maksud mami"

Techi berjalan ke arah anaknya dan menurunkan tangan Karin.

"Selama mami bicara dengan kamu, mami gak pernah lihat kamu pegang bibir gitu" Karin menjadi semakin gelagapan "Jangan-jangan kamu cium anak orang ya"

Deg

Techi tertawa kecil melihat jawabannya yang sepertinya tepat "Benarkan?"

"Ng.. nggak kok"

"Trus ngapain kamu diam. Biasanya kalo mami salah kamu langsung nyerocos gak terima" Karin menunduk malu ketahuan bohong.

"Aku.... Sebenarnya aku gak sengaja mi" ucap Karin kembali menatap Techi.

"Terus?"

"Ya gitu jadinya. Orangnya marah" ujar Karin polos.

"Yaudah minta maaf sana" saran Techi. Karin menggeleng "Gak bisa mi. Dianya kalo ketemu aku langsung pergi gitu aja" seru Karin.

"Coba aja terus. Kalo kamu benar-benar gak bermaksud buruk jelasin ke dia baik-baik. Tapi kalo kamu sengaja ya derita kamu" canda Techi diakhir kalimat.

"Mami gitu banget sih" cemberut Karin.

Techi terkekeh "Bercanda kok"

Tidak percakapan lagi. Ibu dan anak itu malah sama-sama fokus menatap langit malam.

"Oh iya mi" Karin menelan ludah karena tenggorokannya terasa kering "Mami dulu pernah cium mama tanpa permisi gak?" pertanyaan Karin mampu membuat Techi terdiam.

"Hmm kalo itu no comment"

"Eeeee kok gitu sih" cemberut Karin karena tak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

"Gitu gimana?"

"Aku aja cerita sama mami. Masak mami gak mau cerita"

"Cerita apa sih. Lagian kamu kepo banget"

"Kepo dari mana. Aku kan cuma nanya aja. Mana tahu bisa aku praktekin"

"Kamu pikir pelajaran. Pake di praktekin segala"

"Ya mana tahu kan. Lagian mami kan populer meski umurnya udah tua" wajah Techi datar seketika waktu dibilang tua. "Kasih aku tips kek"

"Tips?" Techi tersenyum penuh arti "Jadi benar ya. Kamu suka sama orang yang kamu cium itu" Techi menggoda Karin sambil menaikturunkan alisnya.

Kataomoi : Kakusareta kimochiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang