7. Telat

195 21 2
                                    

Begitu busnya berhenti, Karin langsung berlari ke sekolahnya. Sesekali ia melirik jam tangannya.

"Gawat"

Karin semakin mempercepat larinya. Namun sayang, pintu gerbang sudah ditutup. Ia hanya bisa menatap nanar gedung sekolah tersebut.

"Yah gimana nih?"

Karin melirik ke samping. Ternyata bukan hanya dia saja yang terlambat. Helaan nafas Karin membuat orang yang terlambat itu — Hono menoleh kesamping.

"Kau" kaget Hono sambil memberi jarak antara mereka berdua.

"Kau terlambat juga?" tanyanya agak canggung.

Karin memutar bola matanya malas "Menurutmu?" tanya Karin balik dengan nada malas.

Hono mendengus kesal "Tidak sopan" gumam Hono pelan.

Karin yang mendengar gumaman Hono hanya diam saja. Ia memikirkan bagaimana cara agar ia bisa masuk tanpa sepengetahuan satpam dan guru. Tapi rencana yang ia pikirkan gagal seketika begitu melihat seorang guru yang sedang berjalan kearah gerbang.

Tanpa sadar Karin menarik tangan Hono untuk ikut bersembunyi. Hono sempat memberontak dan akan teriak tapi Karin membungkam mulut Hono dengan tangannya.

"Sssttt diam. Ada Kato-Sensei. Jangan sampai kita dihukum nanti" bisik Karin agar Hono tenang.

Hono ingin memastikan tapi Karin menahannya "Jangan dilihat. Nanti ketahuan" bisik Karin lagi. Hono mengangguk dengan terpaksa.

"Bagaimana pak? Apa ada murid kita yang terlambat?" tanya Kato-Sensei kepada satpam yang sudah berdiri didepannya.

"Tidak ada Kato-sensei" balas sang satpam.

Kato-Sensei mengangguk beberapa kali "Jika ada yang terlambat laporkan pada saya. Yang terlambat harus mendapatkan hukuman yang setimpal" nada tegas dari Kato-Sensei membuat Karin dan Hono menelan ludah kasar.

"Baik"

Setelah kepergian kedua orang itu barulah Karin dan Hono keluar dari tempat persembunyian.

"Gawat gawat gawat. Gak mungkin. Gimana mau masuk kalo ada hewan buas didalam" panik Hono sambil terus-terusan mondar-mandir.

"Kau bisa diam gak" hardik Karin yang jengah menatap Hono yang bolak-balik. Hono langsung terdiam seketika.

Karin mencoba memikirkan bagaimana bisa masuk ke sekolah tanpa dicurigai guru-guru. Termasuk Kato-Sensei, guru yang akan memberikan hukuman gak tanggung-tanggungnya.

"Pulang aja deh" gumam Hono ragu.

Karin menahan tangan Hono "Kau mau pulang. Lalu apa yang akan dikatakan orang tuamu kalo kau bolos?"

"Mau bagaimana lagi. Kato-Sensei itu sangat menyeramkan. Bahkan kepala sekolah saja bisa bungkam dibuatnya" ujar Hono kesal sambil melepaskan tangannya.

Karin kembali menggenggam tangan Hono "Ikut aku" ajak sambil menarik tangan Hono.

"Eh mau kemana?" tanya Hono sambil berusaha melepaskan tangannya lagi. Namun bukannya lepas, Karin malah mempererat pegangannya.

"Aman gak nih?" tanya Hono begitu mereka sudah berhasil masuk kedalam gedung sekolah.

"Aman kok. Kau tenang saja" balas Karin santai.

"Kau sudah pernah kesini sebelumnya?" tanya Hono lagi.

"Belum"

"Trus kenapa kau bisa yakin kita akan aman?"

"Feeling" balas Karin acuh.

Hono mendengus kesal "Dasar bodoh. Bagaimana jika kita ketahuan nanti" kesal Hono.

Kataomoi : Kakusareta kimochiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang