31. Hirate Yurina

197 15 12
                                    

Karin masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang riang gembira. Bahkan senyumnya tak pernah luntur sejak Hono membalas perasaannya ditambah kencan pertama mereka. Ia melakukan lompat-lompat kecil untuk menemui seseorang yang berharga dalam hidupnya.

Ceklek

"Ma—"

Karin tidak jadi melanjutkan kalimatnya begitu melihat Techi yang sedang menelpon.

"Baik pak. Baik. Saya akan segera kesana. 10 menit lagi saya sampai. Tidak apa-apa pak. Sore"

Techi menghela nafas berat begitu panggilan itu terputus. Ia mengusap wajahnya kasar. Tatapan Techi beralih ke pintu, dimana Karin masih berdiri di pintu. Senyum tipis terukir di wajah Techi.

"Kenapa cuma berdiri aja. Ayo masuk"

Karin menutup pintu dengan perlahan dan berjalan mendekati Techi.

"Mami mau keluar?"

"Begitu lah. Klien mami mau bertemu sekarang"

Karin melirik jam dinding  "Tapi ini udah mau sore loh. Apa tidak bisa di tunda besok aja"

"Mau nya gitu tapi klien mami hanya punya waktu sekarang. Karena beliau akan melakukan perjalanan bisnis" sahut Techi yang membereskan keperluannya. "Ada apa? Sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu?" Techi menghentikan kegiatannya dan menatap Karin yang menunjukkan raut muka sedih.

"Tadinya" gumam Karin sambil memalingkan wajahnya.

Techi melipat kedua tangannya didepan dada dan bersandar di dinding "Katakan saja. Mami masih punya waktu untuk mendengarkannya"

Karin hendak mengatakan sesuatu tapi tidak jadi "Nanti aja. Lebih baik mami pergi sekarang agar tidak telat"

"Kau yakin?" Karin mengangguk pelan. "Hmm kalau begitu mami pergi dulu"

Techi mengambil tas kerjanya dan berjalan keluar ruang kerjanya.

"Mami" langkah Techi terhenti tepat didepan pintu "Jangan sampai telat saat makan malam nanti. Atau aku tidak akan menahan diri untuk menghabiskan semua masakan mama"

Techi berbalik "Mami akan datang tepat waktu" seru Techi sambil tersenyum lebar sehingga membuat Karin ikut tersenyum.

Begitu Techi sudah pergi, Karin menundukkan wajahnya. Ia merasakan perasaan yang aneh, perasaan yang tidak ia mengerti. Padahal beberapa menit yang lalu baik-baik saja tapi entah kenapa semuanya berubah secara tiba-tiba.

Tringg

Perasaan aneh Karin perlahan berkurang setelah mendapatkan pesan dari seseorang yang sudah membuatnya seperti orang gila.

Tamura Hono

Kamu udah sampe rumah?
Gak kelayapan kan?
Awas loh kalo kamu kelayapan

Karin tidak bisa menahan senyumnya. Padahal baru beberapa jam mereka berstatus pacaran, tapi Hono sudah menunjukkan sifat posesifnya. Dan gilanya Karin menyukai sifat posesif Hono.

Begini ya rasanya jatuh cinta

Tringg

Pesan dari Hono kembali masuk.

Tamura Hono

Hei kenapa cuma di read doang. Jangan bilang kau benar-benar kelayapan.

Me

Maaf Hono. Aku cuma bingung saja mau jawab apa. Apalagi pacarku ini mulai menunjukkan sifat aslinya.

Tamura Hono

Kataomoi : Kakusareta kimochiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang