"Bapak gak bisa seenaknya pak" tukas Hono tak terima sambil menatap serius pria paruh baya yang merupakan kepala sekolahnya.
Sang kepala sekolah hanya menatap Hono sekilas "Keputusan saya sudah bulat. Klub basket tidak ada peminatnya jadi lebih baik di hapuskan" tegas sang kepala sekolah.
"Tapi pak..."
"Saya tak menerima bantahan"
Suara berat nan tegas itu mampu membuat Hono bungkam. Inoue yang berada di samping Hono hanya bisa mengusap bahunya.
"Bagaimana jika klub basket itu tetap bertahan"
Hono, Inoue dan kepala sekolah serentak menatap Karin yang sedang berada di dinding sambil memainkan ponselnya.
"Keputusan saya sudah bulat" kekeuh kepala sekolah.
Karin menyimpan ponselnya "Bukankah seharusnya pihak sekolah mendukung bakat dari siswanya. Bukan malah sebaliknya"
Skakmat
Kepala sekolah terdiam tak tau harus menjawab apa.
Karena capek menunggu kepala sekolah yang masih belum membuka suara, Karin pun kembali berbicara "Apa jadinya jika orang-orang tau jika sekolah ini memiliki kualitas yang buruk dalam bidang non akademik" ucapan Karin begitu santai tapi bernada mengancam. "Pastika akan merusak citra sekolah ini ya" lanjut Karin sambil memanas-manasi sang kepala sekolah.
"Baiklah. Jika kalian bisa mengumpulkan 5 anggota maka klub basket tidak jadi dihapuskan" ucap kepala sekolah pasrah.
Seketika senyum diwajah Hono mengembang. Begitu juga Inoue.
"Saya kasih waktu dua hari untuk mencari anggota baru" lanjut kepala sekolah. Senyum luntur setelah mendengar kelanjutan ucapan kepala sekolah.
"Tapi pak...."
"Tidak perlu mencari. Anggota kami sudah cukup" potong Karin.
Tiba-tiba saja Ten dan Hikaru masuk dengan wajah bingungnya.
"Gimana pak. Kami udah cukupkan" lanjut Karin. Kepala sekolah mengangguk dengan terpaksa.
"Cukup apaan?" bisik Hikaru pada Ten. Ten yang juga tidak tau pun hanya mengangkat bahu.
"Baiklah. Klub basket sudah aktif kembali. Kalian bisa memulai latihan nanti sore" ucap kepala sekolah.
Ten dan Hikaru membulatkan matanya tak percaya. Mereka menatap Karin meminta jawaban namun Karin hanya tersenyum kecil.
Kelima orang itu pun pamit kepada kepala sekolah. Ralat cuma 3 orang saja yang pamit sedangkan yang duanya masih dalam kebingungan, hanya mengikuti Hono, Karin dan Inoue keluar.
Hono tersenyum syukur sambil menatap Karin.
"Aku benar-benar gak tau harus bilang apa tapi makasih banyak ya" ucap Hono.
"Gak masalah" balas Karin seadanya sambil tersenyum tipis. "Yaudah. Kami duluan ya. Jangan lupa pulang sekolah nanti latihan basket" lanjut Karin. Hono menggangguk semangat.
Begitu mereka sudah jauh dari Hono dan Inoue. Ten dan Hikaru langsung menghentikan Karin.
"Apa?" tanya Karin pura-pura tidak tau.
"Berhenti berpura-pura. Sekarang jelaskan maksud kepala sekolah tadi" ujar Ten to the point yang diangguki oleh Hikaru.
"Oh itu. Secara garis besarnya kita adalah anggota basket"
"Apa maksudnya ini?" tanya Hikaru masih bingung.
"Klub basket cewek akan di hapuskan tapi Hono dan Inoue tidak setuju. Jadi kepala sekolah itu bilang jika anggotanya cukup maka klub basket tidak jadi dihapus" jelas Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi : Kakusareta kimochi
De TodoSekuel Kataomoi Berawal dari tak sengaja menemukan buku diary seorang gadis misterius. Sehingga membuat Karin ingin semakin mengenalnya. Bahkan tanpa sadar Karin memperhatikan gadis itu. Lama-kelamaan tumbuh perasaan yang tidak ia mengerti. Karin me...