Chapter 4.5 - Interlude

34 1 0
                                    

Fajar itu kelabu, basah, dan beraroma hujan malam dan kabut pagi. Ciri merasa dirinya hanya tertidur beberapa menit, seolah dia dibangunkan begitu kepalanya bersandar pada karung yang bertumpuk di atas kereta itu.

Geralt baru saja membaringkan Triss di sebelahnya, membawanya kembali dari perjalanan dadakan lainnya ke dalam hutan. Karung yang menjadi kepompong sang pemikat berkilauan karena embun. Ada lingkaran hitam di bawah mata Geralt. Ciri tahu bahwa dia samasekali belum memejamkan matanya walau sesaat – Triss demam sepanjang malam dan menderita karenanya.

'Apa aku membangunkanmu? Maaf. Tidurlah, Ciri. Masih dini hari.'

'Apa yang terjadi pada Triss? Bagaimana keadaannya?'

'Lebih baik,' desah sang penyihir.

'Lenbih baik, tapi... dengar, Geralt... aku ingin –'

'Ya?' sang witcher mencondongkan badannya namun Triss tertidur. Diluruskannya dan direntangkannya badannya.

'Geralt,' bisik Ciri, 'apa mereka mengizinkan kita menumpang?'

'Kita lihat saja,' Geralt menggigit bibirnya. 'Tidurlah selagi sempat. Istirahatlah.'

Geralt melompat menuruni kereta. Ciri mendengar suara penghuni kemah bersiap-siap – kuda menghentakkan kaki, kekang yang berdering, tiang pancang berderik, kayu berderak, dan orang-orang yang bicara dan memaki. Lalu kemudian, di dekat mereka, suara serak Yarpen Zigrin dan suara pelan pria tinggi bernama Wenck. Dan suara dingin Geralt. Dia bangun dan dengan hati-hati mengintip dari balik kanvas.

'Aku tak memiliki larangan tertentu mengenai hal ini,' tegas Wenck.

'Sempurna.' Si dwarf ceria. 'Maka masalah ini selesai?'

'Si komisaris mengangkat tangannya sedikit, menandakan bahwa dia belum selesai. Dia terdiam sesaat, dan Geralt serta Yarpen menunggu dengan sabar.

'Bagaimanapun juga,' akhirnya Wenck berkata, 'jika berkaitan dengan keselamatan perjalanan karavan ini, kepalaku menjadi taruhannya.'

Lagi-lagi dia tak mengatakan apapun. Kali ini tak ada yang menyela. Tak ada keraguan tentang itu – harus membiasakan diri akan jeda yang panjang ketika bicara pada sang komisaris.

'Agar perjalanannya aman,' lanjutnya setelah sesaat. 'Dan agar tepat waktu. Mengurusi wanita yang sedang sakit ini akan memperlambat perjalanan.'

'Kita lebih cepat dari jadwal perjalanan,' Yarpen meyakinkannya, setelah jeda yang cukup lama. 'Kita lebih awal, Wenck, sir, kita takkan melewati tenggat waktunya. Dan tentang keselamatan... kupikir rombongan sang witcher takkan mengganggu. Jalan ini menuju hutan hingga ke Lixela, dan di kanan dan kiri ada rimba liar. Dan kabar burung mengatakan bahwa ada banyak makhluk jahat yang berkeliaran di dalamnya.'

'Benar,' sang komisaris sepakat. Memandangi sang witcher tepat di matanya, nampaknya dia menimbang-nimbang bobot tiap kata-kata. 'Mungkin saja kita akan berpapasan dengan makhluk jahat tertentu di hutan-hutan Kaedwen, yang dikirim oleh makhluk jahat yang lainnya. Mereka mungkin akan membahayakan keselamatan kita. Raja Henselt, tahu akan hal ini, memberiku wewenang untuk merekrut relawan untuk bergabung bersama pasukan kami. Geralt? Itu akan menyelesaikan masalahmu.'

Diamnya sang witcher berlangsung lama, lebih lama daripada pidato Wenck, walaupun setelah diselingi jeda berkala.

'Tidak,' akhirnya dia berkata. 'Tidak, Wenck. Mari kita perjelas. Aku siap untuk membalas bantuan kepada Lady Merigold, namun bukan dengan cara ini. Aku bisa mengurus kuda, mengangkut air dan kayu bakar, bahkan memasal. Namun aku takkan menjadi prajurit sang raja. Jangan mengharapkan pedangku. Aku tak berniat untuk membunuh – seperti yang kau sebut – makhluk jahat yang diperintah makhluk jahat lainnya yang tak kuanggap lebih baik.'

Ciri mendengar Yarpen Zigrin mendesis keras dan terbatuk. Wenck memandang sang witcher dengan tenang.

'Aku mengerti,' ujarnya kering. 'Aku menyukai situasi yang jelas. Baiklah. Zigrin, pastikan bahwa kemajuan perjalanan kita tak terhambat. Dan kau, Geralt... aku tahu bahwa kau akan terbukti berguna dan membantu dengan cara yang kau anggap layak. Akan jadi penghinaan bagi kita berdua jika aku memperlakukan sikap baikmu sebagai bayaran atas bantuan pada wanita yang sedang merana. Apakah dia sudah lebih baik hari ini?'

Sang witcher mengangguk, yang nampaknya bagi Ciri lebih dalam dan sopan dari biasanya. Raut wajah Wenck tak berubah.

'Itu menyenangkan bagiku,' ujarnya setelah jeda yang normal. 'Dengan membawa Lady Merigold dalam rombonganku, aku mengambil tanggung jawab atas kesehatan, kenyamanan, dan keselamatannya. Zigrin, perintahkan untuk bergerak.'

'Wenck.'

'Ya, Geralt?'

'Terima kasih.'

Sang komisarismenundukkan kepalanya, sedikit lebih dalam dan sopan, nampaknya bagi Ciri,dibanding yang biasanya dibutuhkan dalam berbasa-basi.

The Witcher Book 3 - Blood of ElvesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang