'Syarat?' Eskel terlihat khawatir. 'Tapi kami telah berjanji untuk melonggarkan pelatihan Ciri, Triss. Syarat apa lagi yang ingin kau tuntut?'
'Mungkin "syarat" bukanlah kata yang tepat. Maka mari sebut saja saran. Akan kuberi kalian tiga buah saran, dan kalian akan menuruti semuanya. Jika kalian benar-benar ingin aku tetap di sini dan membantu kalian mendidik anak kecil itu.'
'Kami mendengarkan,' ujar Geralt. 'Lanjutkan, Triss.'
'Yang pertama,' mulainya, senyumnya jahat. 'Menu makan Ciri harus bervariasi. Jamur-jamur rahasia dan dedaunan misterius itu harus dikurangi.'
Geralt dan Coen menahan raut wajah mereka dengan baik, Lambert dan Eskel tak terlalu menahannya. Vesemir samasekali tak menyembunyikannya. Tapi, lagi-lagi, pikirnya, dulu dunia adalah tempat yang lebih baik. Bermuka dua bukanlah kekurangan karakter yang perlu dipikirkan. Ketulusan tak memberi rasa malu.
'Kurangilah campuran tumbuh-tumbuhan misterius itu,' lanjutnya, menahan tawanya. 'Dan tambahlah susu. Kalian punya kambing di sini, dan memerah susu bukanlah seni agung. Lambert, kau akan mempelajarinya dalam waktu singkat.'
'Triss,' ujar Geralt, 'dengarlah –'
'Tidak. Kau yang mendengarkan. Kalian belum menghadapkan Ciri pada mutasi-mutasi yang kejam, belum menyentuh hormonnya, belum mencoba elixir dan Rerumputan apapun padanya. Dan itu patut dipuji. Itu bertanggung jawab, masuk akal, dan manusiawi. Kalian belum menyakitinya dengan racun apapun – dan kini kalian tak boleh membuatnya cacat.'
'Apa yang kau bicarakan?'
'Jamur-jamur yang rahasianya begitu kalian lindungi,' jelasnya, 'memang menjaga anak perempuan itu tetap bugar dan memperkuat ototnya. Dedaunan itu menjamin metabolisme yang ideal dan mempercepat perkembangnanya. Semua ini dikonsumsi dan dibantu dengan latihan yang melelahkan, menyebabkan perubahan tertentu pada bentuk tubuhnya, pada lapisan adiposanya. Dia seorang wanita, dan karena kalian belum membuat cacat sistem hormonnya, jangan membuat cacat fisiknya. Dia akan memendam dendam pada kalian jika kalian merenggut.... kewanitaannya darinya. Kalian mengerti maksudku?'
'Kami paham,' bisik Lambert, dengan lancangnya memandangi dada Triss yang tertahan oleh kain gaunnya. Eskel berdehem dan menusuk sang witcher muda dengan pandangan tajam.
'Pada saat ini,' tanya Geralt perlahan, turut menggelindingkan tatapannya di sana-sini, 'kuharap kau belum menemukan sesuatu yang tak bisa dibalikkan pada dirinya?'
'Tidak.' Dia tersenyum. 'Untungnya, tidak. Dia berkembang dengan sehat dan normal, dan bentuk tubuhnya seperti dryad muda. Memandangnya menyenangkan hati. Tapi kuminta kalian untuk menggunakan obat-obatan percepatan kalian dengan hati-hati.'
'Akan kami lakukan,' janji Vesemir. 'Terima kasih untuk peringatannya, nak. Apa lagi? Tadi kau bilang ada... tiga saran.'
'Memang. Ini yang kedua: Ciri tak boleh tumbuh liar. Dia harus memiliki kontak dengan dunia. Dengan teman sebaya. Dia harus mendapat pendidikan yang layak dan dipersiapkan untuk kehidupan normal. Biarkan dia mengayun pedang untuk saat ini. Lagipula, kalian takkan bisa menjadikannya seorang witcher tanpa mutasi. Tapi mendapat pelatihan sebagai witcher takkan menyakitinya. Sekarang ini adalah masa-masa yang sulit dan berbahaya; dia akan dapat melindungi diri saat dibutuhkan. Seperti seorang elf. Tapi kalian tak boleh menguburnya hidup-hidup di sini, di tempat jin buang anak. Dia harus memasuki kehidupan yang normal.'
'Kehidupan normalnya hangus terbakar bersama Cintra,' gumam Geralt. 'Tapi mengenai ini, Triss, seperti biasanya, kau benar. Kami telah memikirkannya. Pada musim semi aku akan membawanya ke sekolah Kuil. Kepada Nenneke. Menuju Ellander.'
'Itu gagasan yang sangat bagus dan keputusan yang bijaksana. Nenneke adalah seorang wanita luar biasa dan suaka Dewi Melitele adalah tempat yang istimewa. Aman, tentunya, dan menjamin pendidikan yang layak untuk anak itu. Apa Ciri sudah tahu?'
'Dia tahu. Dia merajuk selama beberapa hari namun akhirnya menerima ide itu. Bahkan dia sekarang menantikan musim semi dengan tak sabaran, senang akan kemungkinan perjalanan menuju Temeria. Dia tertarik dengan dunia.'
'Seperti diriku saat seumurannya.' Triss tersenyum. 'Dan perbandingan itu membawa kita mendekati saran yang ketiga. Yang paling penting. Dan kalian telah mengetahuinya. Jangan pura-pura bodoh. Aku ini penyihir, kalian sudah lupa? Aku tak tahu berapa lama sampai kalian mengenali kemampuan sihir Ciri. Aku mengetahuinya kurang dari setengah jam. Dan setelahnya, aku tahu siapa, atau apa sebenarnya anak perempuan itu.'
'Dan apa sebenarnya dia itu?'
'Seorang Biang.'
'Itu tak mungkin!'
'Itu mungkin saja. Bahkan pasti. Ciri adalah seorang Biang dan memiliki kekuatan sebagai perantara. Apalagi, kekuatan ini sangat, sangat mengkhawatirkan. Dan kalian, witcher-witcherku tersayang, tahu benar akan hal ini. Kalian menyadari kekuatan-kekuatannya ini dan itu membuat kalian cemas. Itulah satu-satunya alasan kalian membawaku kemari ke Kaer Morhen? Benarkah aku? Satu-satunya alasan?'
'Ya,' Vesemir menegaskannya setelah hening sejenak.
Triss mendesah lega. Untuk sesaat, dia takut bahwa Geralt yang akan menegaskannya.
Keesokan harinya, salju turun untuk pertama kalinya. Awalnya yang turun adalah serpihan yang cantik, namun dengan segera menjadi badai salju. Badai itu mendera hingga malam hari dan di pagi harinya, dinding-dinding Kaer Morhen terkubur di balik tumpukan salju. Tak ada pertanyaan tentang berlari menyusuri Pembunuh, terutama karena Ciri masih tak enak badan. Triss curiga bahwa obat percepatan para witcher adalah penyebab masalah menstruasi anak perempuan itu. Dia tak yakin, karena tak tahu apa-apa mengenai obat-obatan itu, dan Ciri, tak diragukan lagi, adalah satu-satunya anak perempuan di dunia yang meminumnya. Dia tak membagi kecurigaannya dengan para witcher. Dia tak ingin membuat mereka cemas atau membuat mereka jengkel dan lebih memilih menggunakan caranya sendiri. Diberinya Ciri elixir untuk diminum, mengikat seuntai batu jasper di pinggangnya, di balik gaunnya, dan melarangnya beraktifitas berat, terutama memburu tikus dengan pedangnya.
Ciri bosan. Dia mengelilingi kastil itu sambil mengantuk dan akhirnya, karena kurangnya hiburan, dia bergabung bersama Coen yang sedang membersihkan kandang, mengurus kuda-kuda dan memperbaiki tali kekang.
Geralt – memancing kemarahan sang pemikat – menghilang ke suatu tempat dan muncul menjelang malam, membawa seekor kambing mati. Triss membantunya menguliti mangsanya. Walaupun dia membenci bau daging mentah dan darah, dia ingin berada di dekat sang witcher. Berada di dekatnya. Sedekat mungkin. Tekad bulat yang dingin tumbuh dalam dirinya. Dia tak ingin lagi tidur sendirian.
'Triss!' tiba-tiba Ciri berteriak, berlarian menuruni tangga. 'Bolehkah aku tidur bersamamu malam ini? Kumohon, Triss, kumohon, katakan iya! Kumohon, Triss!'
Salju berguguran dan berjatuhan. Langit cerah bersama tibanya Midinvaerne, hari dimana siang dan malam pada musim dingin berlangsung dalam durasi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Witcher Book 3 - Blood of Elves
Fantasía"Perhatikan tanda-tandanya! Pertanda-pertanda apa ini jadinya, kukabarkan padamu: pertama-tama bumi akan dibanjiri darah Aen Seidhe, Darah para Elf..." Selama lebih dari satu abad, manusia, dwarf, gnome, dan elf telah hidup bersama dalam relatif dam...