Chapter 4.11

37 0 1
                                    

Ciri memacu kudanya sembari merunduk, telinganya nyaris menyentuh leher kudanya. Kakinya menendang dan dia berteriak. Pasir di jalanan hutan itu beterbangan di bawah tapal kuda. Didengarnya jeritan di kejauhan, dan diciumnya bau asap.

Segera mendatangi mereka, menutup jalanan, berkejaranlah dua kuda yang membawa kekang, dan pasak yang patah. Ciri tak menahan kuda coklatnya dan melewati kedua kuda itu dengan kecepatan penuh. Dia mendengar Roach meringkik dan Geralt memaki selagi dia terpaksa berhenti.

Diterobosnya jalan menikung yang memasuki rawa-rawa yang luas.

Konvoi itu terbakar. Dari semak-semak, anak panah yang terbakar beterbangan menuju kereta layaknya burung-burung api, membakar kanvas dan menusuk papan. Scoia'tael menyerang dengan teriakan dan jeritan perang.

Ciri mengabaikan bentakan Geralt di belakangnya, mengarahkan kudanya menuju dua kereta di barisan depan. Seseorang berbaring di samping kereta dan Yarpen Zigrin berdiri di sebelahnya, memegang kapak di satu tangan, dan busur silang di tangan lainnya. Di kakinya, terbaringlah sosok yang tak bergerak, gaunnya tertarik hingga ke separuh pahanya...

'Triiiiiisss!' Ciri mengencangkan pelana, memukul kudanya dengan tumitnya. Scoia'tael menghujaninya dengan panah. Digelengkannya kepalanya tanpa memelankan pacuannya. Didengarnya Geralt berteriak, menyuruhnya melarikan diri ke dalam hutan. Ciri tak berniat untuk patuh. Dia merunduk dan melesat menuju para pemanah yang membidiknya. Tiba-tiba dia mencium wangi kuat bunga mawar yang tersemat di jerkinnya.

'Triiiiiiss!'

Para elf melompat menjauhi kuda-kuda yang menderu. Ciri menangkap satu dengan sanggurdinya. Didengarnya dengungan keras, kudanya kepayahan, melenguh dan menolak. Ciri melihat sebuah anak panah menusuk tepat di bawah punggung kudanya, di sebelah pahanya. Dilepaskannya kakinya dari sanggurdi, melompat dan jongkok di atas sadel, lalu mencelat.

Dia terhempas pelan di atas badan kereta yang terbalik, menggunakan tangannya untuk menyeimbangkan diri, dia kembali melompat, kemudian mendarat dengan lutut tertekuk di sebelah Yarpen yang meraung dan mengacungkan kapaknya. Di sebelah mereka, di kereta kedua, Paulie Dahlberg bertarung selagi Regan kepayahan mengendalikan kuda-kuda. Kuda-kuda itu mendengus keras-keras, menghentakkan kaki dan menarik poros kereta karena takut akan api yang melalap kanvas.

Ciri menghampiri Triss yang terbaring di tengah-tengah gentong dan peti yang terhambur. Diraihnya gaunnya dan diseretnya Triss menuju kereta yang terbalik. Sang pemikat mengerang, memegangi kepalanya. Tepat di sebelah Ciri, tapal-tapal kuda berhamburan dan kuda-kuda mendengus – dua elf, mengacungkan pedang, menekan Yarpen yang melawan sengit. Dwarf itu memutar seperti gasing dan dengan lincah memantulkan seranga yang ditujukan padanya dengan kapaknya. Ciri mendengar makian, rutukan dan dentingan baja.

Rombongan kuda yang lain melepaskan diri dari konvoi yang terbakar dan menghampiri mereka, menyeret asap dan api di belakangnya dan menghamburkan kain yang terbakar. Si kusir bergantung dari kotaknya dan Yannick Brass berdiri di sebelahnya, susah payah menjaga keseimbangan. Dengan satu tangan dia menahan tali kekang, dan dengan tangan yang satu lagi dia menebas dua elf yang memacu kuda mereka di tiap sisi kereta. Anggota Scoia'tael yang ketiga, mengimbangi kuda yang dikekang, memanahi kereta itu.

'Lompat!' jerit Yarpen, berteriak di tengah kebisingan. 'Lompat, Yannick!'

Ciri melihat Geralt menyusul kereta yang mengebut itu dengan tebasan pendek pedangnya yang mengincar salah satu elf dari pelananya selagi Wenck, berkuda di sisi lain, mengincar yang satu lagi, elf yang memanahi kuda. Yannick melempar kekang dan meloncat turun – tepat di bawah kuda Scoia'tael yang ketiga. Elf itu berdiri dan menebasnya dengan pedang. Dwarf itu terhempas. Pada saat itu kereta yang terbakar itu menabrak mereka yang masih bertarung, memisahkan dan membuyarkan mereka. Ciri susah payah menarik Triss keluar dari bawah kaki-kaki kuda-kuda yang menggila tepat di saat-saat terakhir. Sebuah pohon tumbang, kereta itu terhempas ke udara, kehilangan satu roda dan terbalik, membuyarkan isinya dan menghempaskan papan kemana-mana.

The Witcher Book 3 - Blood of ElvesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang