32) ~Kecewa Yang Bahagia~

27 5 0
                                    

Terkadang dibalik kekecewaan yang kita rasakan akan hadirnya sebuah hikmah dan kebahagiaan tanpa kita sadari•

AtSani Flassha

Happy Reading❤

Kembali hidup bersama keluarga adalah hal yang amat sangat bahagia bagi Sani, ia tak sabar untuk berjumpa, berpelukan rasa rindu kepada Abi dan Ummi nya.

Tap...

Tap...

Tap...

Suara langkah kaki terdengar oleh sang Abi yang kini berada di ruang tamu sambil membaca koran, tanpa sengaja sang Abi Farhan melihat di balik jendela mengatahui siapa yang tengah datang bersama Zirah.

Kini mata Abi Farhan takut salah melihat, apakah ini hanya mimpi? Namun Abi Farhan mencoba menepuk-nepuk tangannya, dan dirasa sakit, ini bukan mimpi ini adalah kenyataan yang sangat lama ditunggu-tunggu.

Dengan cepat Abi Farhan memanggil Ummi Iana, karena Ummi Iana juga merasakan apa yang tengah dirasakan oleh Abi Farhan yaitu rindu terhadap anak pertama nya.

"Ummi, itu Sani, Sani pulang, ayo cepat kita temui didepan," ajak Abi dengan sedikit panik tapi senang.

"Alhamdulillah, iya Abi, ayo."

Sebelum Abi Farhan dan Ummi Iana membuka pintu, pintu tersebut telah diketuk oleh Zirah.

"Assalamu'alaikum, Ummi, Abi."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka sambil membuka pintu.

Di detik kemudian, Abi Farhan dan Ummi Iana menangis terharu, karena Sani langsung mencium tangan Abi lalu berlutut.

"Abi, maafkan Sani, Sani salah, Sani menyesal, Sani anak yang belum bisa membahagiakan Abi dan Ummi-"

"Shut, sudah Nak, ayo berdiri," ucap Abi Farhan.

"Sani anak yang baik, Sani tidak salah, Abi dan Ummi sudah memaafkan kamu jauh sebelum kamu meminta maaf, kami tahu keadaan kamu Nak," ujar Abi kemudian memeluk anak pertama nya itu.

Setelah melepas pelukan dengan Abi Farhan, Sani berganti memeluk sang Ummi, Sani memeluk dengan tetesan air mata penuh sesal dan sangat bersalah kepada Ummi nya.

"Ummi maafkan Sani," lirih Sani.

"Sudah Sani, Ummi sudah memaafkan kamu Nak, jangan nangis lagi ya," ujar Ummi Iana sambil menghapus air mata Sani.

Sani yang menyadari akan Zirah yang masih terpaku ditepat, merasa tidak enak.

"Aduh Ummi, ada yang juga pingin dipeluk nih rupanya, " celetuk Sani.

"Astaghfirullah, sini Zirah, Ummi peluk juga deh," ujar Ummi menggoda Zirah.

"Sudah yuk masuk, ini kebetulan Ummi juga habis selesai masak, yuk kita makan. "

"Ah jadi kangen nih masakan Ummi, ayo Ummi," ucap Sani penuh semangat, karena ia sedang merindukan masakan terenak sedunia, yaitu masakan Ummi Iana.

Zirah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang