29.) ~Hampir Terungkap~

40 14 22
                                    

•°^Sedikit kesalahan yang kamu tutupi pasti akan terbuka suatu saat nanti, mungkin, dan dimana nanti semua akan berakhir^°•
Azirah Atasya Vina

~•|Sebisa mungkin akan aku tutupi semuanya hingga waktu yang menjawab•~
Zelava Ardiana

Happy Reading

***

Perlakuan Zela dengan Valla tetap sama, Zela sudah lelah dengan semua rencana dari awalnya yang tidak sesuai, semua hancur berantakan karena Xsal menunda-nunda aksinya.

Bagaimana tidak kesal, bagaimana tidak marah, namun masih terselamatkan oleh Zakgi, yang kini membantu tanpa diminta yaitu dengan mengembalikan Valla padanya seakan dunia berpihak pada Zela.

Setiap hari, tanpa rasa kasihan, ia memperlakukan seperti tidak layak, mulai disuruh mencuci, memasak, membersihkan rumah, Valla anak yang usianya masih 12 tahun, dimana usia itu masih menduduki bangku pejalar, yang masih bercanda dengan teman temannya.

Valla memendam semuanya ini sendirian, tiada orang tua yang memberikan kasih sayangnya, tiada yang melindunginya, ia pernah kecewa, terbilang sangat kecewa, ingin berteriak pada dunia bahwa hidupnya menderita, ingin menangis sekencang kencangnya meluapkan apa yang ia rasakan selama itu, namun seusai bertemu dengan Zirah, Valla mulai belajar darinya, bagaimana caranya membaca kitab suci Al-Qur'an, bagaimana tata cara shalat.

Zirah seakan-akan bagaikan tempat dimana yang dapat memberikan sebuah cahaya yang bersinar, Zirah telah banyak mengajarinya, serta memberikan kasih sayang pada Valla, Zirah menguatkan hati anak kecil itu, dengan memberikan nasihat, bahwa apa yang kita alami, mau itu peristiwa yang tidak enak, sedih ataupun bahagia tetap jalani, tetap hadapi dan terus melangkah lah, ingatlah "La Tahzan, Innallaha Ma'ana: janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Kata Zirah nasihat yang diberikan pada Valla.

***

"Zirah? kenapa Nak?" tanya Iana lembut pada Zirah.

"Ummi ... tidak ada apa-apa Ummi," jawab Zirah sambil tersenyum.

"Ummi tahu, kamu lagi memikirkan sesuatu, ceritakan pada Ummi, bila itu dapat menenangkan hatimu Nak."

Seakan batin orang tua sangat kuat pada anaknya seolah dapat terikat, mengetahui apa yang sedang anak pikirkan.

Zirah merasakan bingung, disisi lain ia ingin membicarakan pada sang Iana namun disisi lain ia tidak ingin menambah beban pikiran orang tuanya.

"Lho malah bengong, ceritalah jangan pernah berpikir kalau Zirah cerita terus nambah beban pikiran Ummi, hayo, kalau Zirah tidak cerita itu malah membuat hati Ummi gelisah dan menambah pikiran," ujar Iana dengan tenang, tiada orang terdekat yang memberikan kasih sayangnya kepada kita selain ibu ataupun ayah.

"Ummi ... Zirah tidak ada apa-apa, cuman Zirah lagi kepikiran Valla, Zirah takut kalau-"

"Shut, sudah jangan berpikiran yang tidak-tidak, kita husnuzon aja, Ummi yakin itu pilihan terbaik Valla."

"Tapi Ummi, pada saat itu Valla bisa bilang ke Pak Zakgi, bahwa memang Zela memperlakukannya tidak baik," ujar Zirah dengan suara lirih.

Sebelumnya Zirah telah menceritakan semua kejadian waktu itu kepada Iana, mulai penculikan oleh temannya dulu yaitu Zela, hingga awal bertemu dengan Valla.

"Iya, Ummi tahu, kalau gitu, kamu pergilah kesana kamu jelasin pada Zakgi, bahwa apa yang sebenarnya terjadi, tapi kamu harus pergi bersama Dhasya ya," ujar Iana memberikan kesempatan untuk membereskan semua masalah yang sedang dihadapi oleh Zirah.

Zirah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang