26.) ~Toko Kue~

31 14 28
                                    

•°~Bertemu dalam keheningan, rasa ini mulai muncul tiba-tiba, apakah maksud rasa yang tumbuh dalam hati, mungkinkah hati ini mulai mencintainya?~°•
Azirah Atasnya Vina

Happy Reading

***

Zirah, Dhasya, serta Valla sudah sampai didepan toko rotinya. Dhasya yang membukakan pintu utama sambil mengucapkan bissmillah.

Tempat yang terlihat sangat berdebu itu, kini berubah menjadi sangat bersih dan indah, begitu sejuk dipandang.

Valla tak menduga akan hidupnya sekarang, seakan berubah 100% saat bertemu dengan Zirah, itulah kehidupan, terkadang penuh lika-liku ujian yang menerpa, namun jangan khawatir bahwa pertolongan Allah-SWT pasti ada, saat seseorang hamba memintanya, jalani dengan ikhlas serta sabar.

"Valla, kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Dhasya saat menaruh vas bunga di salah satu meja.

"Eh, Kak Dhasya, nggak kok kak, cuman, bahagia saja."

"Iya dong harus bahagia, hidup berwarna dengan sejuta senyuman," sahut Zirah yang ikut dalam obrolan.

"Kak Zirah, bisa aja, makasih ya kak-"

"Shut, sudah jangan bilang makasih sama kakak, bilang terimakasih nya sama Allah ya, ngerjakan perintahnya dan jauhi larangannya!" ujar Zirah dengan lembut.

Akhirnya mereka bertiga, menyiapkan serta menata berbagai jenis kue dan roti kedalam etalase.

Sudah tertata sangat rapi, pelanggan satu-persatu berdatangan, karena rasa yang enak membuat pelanggan suka, harganya pun sangat terjangkau.

Dikit-demi sedikit kue pun telah kandas, hanya menyisakan lima buah roti, Zirah pun berinisiatif untuk membagikan kue tersebut, ia rasa sudah tidak ada pelanggan yang akan datang, melihat cuaca yang sudah mendung.

"Kak Sya, roti sisa ini aku bagikan ke depan yaa, mubazir bila tidak habis," kata Zirah sambil membuka etalase itu.

"Hmm, boleh-boleh, kakak setuju, kamu sendiri yang akan bagi?" tanya Dhasya yang membantu Zirah membungkus roti-roti tersebut.

"Iya kak, aku pamit dulu yaa, aku titip Valla, ia tadi beres-beres dibelakang, Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Zirah melihat langit yang tidak bersahabat kali ini, gerimis kecil-kecil telah turun, tapi apa dikata bila Zirah sedikit keras kepala.

Zirah menemukan bapak-bapak yang sedang menggayuh becak dengan penuh kesusahan, melihat itu Zirah merasa iba.

"Gerimis-gerimis begini masih saja berusaha mencari uang, sungguh memang seorang pahlawan," gumam Zirah.

Zirah akhirnya mendatangi bapak-bapak tersebut sambil memberikan roti yang ia bawah.

"Assalamu'alaikum, Pak, mohon maaf mengganggu, saya-"

"Waalaikumsalam, Si Neng pasti mau naik becak bapak ya?" tanya bapak itu.

"Bukan Pak, saya ingin memberi bapak ini, ada sedikit roti buat bapak," ujar Zirah sambil menyerah roti.

Zirah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang