12). ~Kerinduan~

77 31 1
                                    

Terasa sangat kehilangan bila kita ditinggalkan oleh sosok yang kita sayang, namun obat dari segala kerinduan ialah, mendoakan nya kepada Allah-SWT•
(Zahdivrah_29)

***
Pukul : 19.00 WIB

"Bu, Ustadzah Zirah, saya pamit undur diri ya, sudah malam" ucap Fahri sambil berdiri, "Iya, terimakasih nak Fahri" ucap Iana dengan sopan, Namun sebelum Fahri benar-benar pergi, Dhasya pun telah datang terlebih dahulu, "Assalamualaikum, Ummi Zirah," salam Dhasya seusai membuka pintu kamar Farhan, "Waalaikumsalam" jawab mereka bertiga, terkecuali Farhan yang masih belum sadar, "ya udah Umi, sekarang Ummi dan Zirah pulang ya, kan sudah ada Dhasya" ucap Dhasya sambil menaruh beberapa kantong plastik yang berisi makanan, maklum lah kalau tidak suka menyemil itu bukan Dhasya nama nya.

"Oh kalau begitu pulang sekalian saya antar saja Bu, Ustadzah," tawaran dari Fahri, "bagaimana Ummi?" tanya Zirah pada Iana dengan berbisik, "hm apa tidak merepotkan nak Fahri?" tanya Iana langsung pada Fahri, "tidak sama sekali, lagi pula rumah saya searah dengan rumah Ustadzah Zirah, bukan begitu Ustadzah?" tanya balik kepada Zirah, ya memang sebelumnya Fahri pernah memberitahukan alamat rumah nya kepada Zirah saat ada rapat para Ustadz, dan Ustadzah untuk membicarakan wisuda para santri akan tetapi Zirah tidak bisa menghadirinya.

"Eh, iya betul Ummi, rumah Ustadz Fahri satu arah sama rumah kita" penjelasan Zirah pada Iana, "ya sudah kalau begitu Sya, Ummi sama Zirah pulang dulu, kalau Abi sudah sadar langsung kabari Ummi atau Zirah ya,"
"Assalamualaikum"

Selepas itu pun, kini mereka bertiga sudah berada di tempat parkir mobil rumah sakit, "Silakan Ustadzah Zirah, dan Ibu, masuk" ucap mempersilakan Fahri dengan sangat ramah, di jawablah dengan anggukan sambil memasuki pintu belakang mobil, ya bila di lihat sekarang Fahri seperti sopir grab yang siap mengantarkan penumpang nya, karena Fahri duduk didepan sendirian, maklum lagi jomblo(hehehe).

***
Kini Zirah dan Iana sudah berada di depan pintu masuk, setelah mengucapkan terimakasih pada Fahri, mereka berdua segera masuk karena angin malam itu tidak baik.

"Tunggu!, Zirah apakah Sani masih belum pulang?" tanya Iana dengan penasaran, bisalah sifat Ibu yang sedang mengkhawatirkan sang anak nya, ah sungguh berat!, "Ummi, jangan terlalu memikirkan Kak Sani ya, Zirah dan Kak Sya besok akan mencari nya, Ummi yang tenang In sha allah Kak Sani akan baik-baik saja" ucap menenangkan jiwa khawatir sang Iana.

~~~
Selepas melaksanakan sholat Isya, kini sudah menjadi rutinitas bagi Zirah untuk membaca Surah Ar-rahman surah favorit nya.

Namun saat Zirah sudah berada di tempat tidur ia melupakan untuk mengambil wudhu sebelum tidur, untuk itu ia bergegas menuju kamar mandi, saat menuju kamar mandi ia melihat lampu ruang tamu menyala, dengan memastikan Zirah langsung mengangkat kaki nya menuju ruang tamu tersebut.

"Ummi...."

"Zirah kamu belum tidur nak?" tanya Iana sambil menghapus Air mata nya, "Ini tadi Zirah mau mengambil air wudhu, Ummi... menangis?" tanya Zirah sambil mendekati Iana, "ah, ndak kok, ndak" jawab bohong Iana pada Zirah, "Ummi... Zirah tahu itu, jangan pernah penutupi sama Zirah" ucap Zirah perlahan, "Zirah.." panggil Iana dengan suara serak, "Iya Ummi?" dengan memeluk Iana Zirah berkata, "Ummi rindu dengan Abi" saat mengatakan itu bersamaan air mata Iana lolos menetes, "Ummi Zirah juga sangat merindukan Abi, tapi Allah-SWT mempunyai rencana, dan kita sebagai hamba nya hanya bisa memohon atas petunjuk" ucap Zirah sambil menghapus air mata Iana, "Terimakasih Zirah, sekarang kamu tidur gih, besok katanya mau mencari Sani." dan dijawab oleh Zirah dengan senyuman lalu menuju kamar mandi.

Zirah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang