20). ~Rahasia?~

52 16 20
                                    

~|•Langit mendung menandakan bahwa akan turun hujan, sama hal nya dengan kesedihan menandakan akan jatuh nya tetesan air mata•|~
(Azirah Atasya Vina)

°•| Berat ujian, ku pasrah kan semua kepada-Nya|•°
(Fathasira Iana)

🌸Happy Reading🌸

*~•||||||||||•~*

Kling...kling...kling

Suara handphone Zhanna berbunyi, seseorang dibalik itu terdengar sangat gelisah.

"Maaf saya angkat telepon sebentar."
Lalu Dhasya mengangguk kan kepala nya dan mempersilakan.

"Assalamu'alaikum, Zhanna hari ini aku pulang sedikit malam, ada urusan yang harus aku selesaikan, jangan menunggu untuk tidur ya." pesan suara di seberang sana.

"Waalaikumsalam, baiklah, hati-hati dijalan."

Seusai mengatakan itu Zhanna menutup telepon nya, dan kembali melanjutkan perbincangan nya dengan Dhasya.

"Saya akan berusaha menemukan Ustadzah Zirah, karena banyak anak-anak santri merindukan nya," ujar Zhanna dengan penuh semangat.

"Baiklah terimakasih."

Akhirnya Zhanna pahit pulang, dan menitipkan pesan kepada Dhasya, bahwa semua nya akan baik-baik saja.

Jam sudah menunjukkan angka 17.30 yang sebentar lagi azan magrib akan dikumandang kan.

***

Setelah Xsal mengatakan syarat kepada Sani, kini ia termenung dengan persyaratan yang baru saja terlontar oleh Xsal.

"Persyaratan nya adalah, kamu Atsani Fhassla, harus bisa menakhlukkan seseorang dan menghasut nya agar mau membicarakan rahasia Dian, dan harus berhasil, bagaimana pun caranya, saya tidak mau tahu!" ucapan Xsal yang masih terngiang di kepala nya.

Kemudian Sani menanyakan perihal tersebut dengan cemas kepada Xsal kala di ruangan itu.

"Rahasia, apa?" tanya Sani kepada Xsal dan Dian.

"Hm, ada seseorang yang sekarang, menjadi masalalu saya di masa sekolah dulu yang harus saya ketahui itu, Sani," ujar Dian dengan pelan, karena ini adalah kaitan dengan permasalahan Dian.

"Arghhh... Aku harus bagaimana?
Bissmillah, semuanya ku pasrah kan kepada mu Ya Allah" monolong Sani dengan gelisah.

Kini, Sani kembali ke rumah Zhanna dengan keadaan, memikirkan bagaimana agar memenuhi persyaratan yang Xsal berikan.

"Assalamu'alaikum," ucap salam Sani sambil membuka pintu rumah Zhanna, yang sepi lantaran Sani meminta Zhanna untuk istirahat dulu.

"Eh, kok ada suara membuka pintu lemari es ya," monolog Sani sambil mengarah ke sumber suara itu.

"Astaghfirullah, Sani?" ucap Zhanna terkejut sambil menaruh gelas berisi teh, yang telah di minum nya.

"Lho Zhanna, kamu belum tidur?" sama halnya mereka terkejut.

Zirah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang