"I forgot an incident accidentally, believe me life without a complete memory is very annoying"
Setelahnya, mereka memutuskan untuk ikhlas saja dan berhenti mencari. Mencari sesuatu yang dapat membantu ingatan mereka kembali. Mereka juga memutuskan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Dihari pertama mereka, Sungchan dan Yuri memilih untuk berangkat bersama menggunakan motor Sungchan. Ini Sungchan yang meminta.
Berita soal Yuri dan Sungchan langsung tersebar satu sekolah, mereka semua tau sekarang jika rumor itu benar. Sebenarnya tidak, tapi keduanya memilih untuk membenarkan rumor itu dengan memulai hubungan sebagai sepasang kekasih.
Aneh, karena Yuri dan Sungchan adalah rival. Tapi sekarang mereka dikabarkan resmi berpacaran. Soal rumor Yuna dan Sungchan berkencan langsung terkubur begitu saja.
"Ingat janjimu!" Ucap Sungchan sebelum meninggalkan kelas Yuri.
Ya, Sungchan mengantar Yuri hingga depan kelas. Tak lupa, Sungchan mencium kening Yuri sebelum dirinya pergi kekelas yang berada diujung. Orang - orang hanya bisa diam saat Sungchan melakukan itu, diam tak menyangka.
Baru saja Yuri masuk kedalam kelas, ternyata dibangkunya sudah ada Yuna sembari memainkan sesuatu. Yuri menatap Yuna biasa saja, tapi tunggu! Benda itu. Yuri menatap Yuna dan benda itu bergantian.
"Darimana kau mendapatkan benda itu?" Tanya Yuri, masih menggunakan nada setenang mungkin.
"Temanmu" Yuna menoleh, Yuna mengarahkan tatapannya pada Ryujin. Ryujin? Ah.. dia yang mengambilnya dari bawah meja? Yuri tertawa sembari melipat kedua tangannya didepan dada. Satu kelas menatap tak percaya pada Ryujin, bukankah selama ini Ryujin berteman baik dengan Yuri? Bahkan Ryujin sudah masuk kedalam circle nya Yuri.
"Hebat sekali, wajahmu ada berapa? 2 saja sepertinya kurang" sindir Yuri.
Apakah ini termasuk bullying? Yuri terus memikirkan itu, tapi mulutnya tak berhenti berbicara kasar pada lawannya. Mungkin masih ada beberapa sifat Yuri yang tertinggal disini. Dalam hatinya Yuri selalu menyebutkan kata tidak, namun pikirannya selalu mengatakan jika tindakannya ini benar.
"Aku tidak menyukaimu"
"Lagipula, aku tidak menyuruhmu untuk menyukaiku"
"Aku menyesal berteman denganmu"
"Memangnya aku temanmu?"
Brak
Yuna berdiri, bahkan sekarang sudah berada didepan Yuri sembari mengangkat perekam digital itu. Yuri menatap Yuna setelah dia menatap digital recorder itu. Yuri terkesan santai saat ini, bahkan tidak takut jika rekaman itu dihapus oleh Yuna.
"Simpan saja alat perekam itu, aku masih ada beberapa lagi dirumah" jawab Yuri lalu duduk dikursinya dan segera mengeluarkana ponselnya.