DUA ENAM

66 54 46
                                    

*Jangan merasa tinggi dari orang lain, karena belum tentu kebaikan kita lebih besar dari orang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Jangan merasa tinggi dari orang lain, karena belum tentu kebaikan kita lebih besar dari orang itu. lagipula kita juga tak tahu seberapa banyak kebaikannya yang ia tutupi!*
-Nara Shakeela Anindita-

Kini Nara berada didepan komputer dikamarnya, menggenggam jari-jarinya gugup. Menghembuskan nafasnya keras seakan melepas kecemasannya, jari-jarinya mulai menari diatas papan ketik.

Nara mengisi formulir pendaftaran Mahasiswa baru Universitas Indonesia. Kini Nara sudah mantap dengan keputusannya. Apalagi setelah mendengar saran dari boy, jiwanya menjadi semakin bersemangat dan menggebu-gebu.

“Kamu jadi ambil beasiswa disana?” tanya Airin tiba-tiba

“Iya bu!” jawabnya tersenyum

“Kenapa nggak langsung kesana aja daftarnya? Kan kamu dapat beasiswa, nanti kalo daftar lewat online beasiswa kamu nggak termasuk dong?!”

“Ih nggak gitu buk! Nara udah kirim juga bukti beasiswanya lewat surel, jadi nanti tinggal nunggu balasan, kapan Nara bisa kesana. Soalnya kita harus atur jadwal dulu, biar nggak ngantri kelamaan.” Airin mengangguk paham atas penjelasan putrinya.

“Yaudah, ayo sarapan dulu!” ajaknya

“Iya bentar, Nara beresin ini dulu!”

“Ibu tunggu di meja makan ya!”

“Iya.”

Skipp>>

Selesai sarapan tiba-tiba ponsel Nara berdering, terdapat nama Vernon disana. Dengan sigap Nara mengangkatnya.

“Halo Ver? Kenapa?!” tanyanya membuka pembicaraan, ponselnya ia gepitkan di antra bahu dan telinga dan tangannya mengangkat piring kotor. Namun Airin memberi isyarat untuk membiarkannya dan meladeni Vernon ditelepon.

Nara menuju ke halaman rumahnya dan melanjutkan telepon dengan vernon.

“Nar, Lo ada dirumah nggak?!”

“Ada, emang kenapa?!”

“Siip, gua otw sekarang!”

“Mau ngapain? Halo? Ver....” Tutt Tutt, telepon dimatikan sepihak oleh Vernon.

“Kenapa nih anak!” gerutu Nara, dan saat ia akan melangkah kedalam rumah, tiba-tiba klakson sepeda motor menghentikannya.

“Woi Nar!!!” panggil seseorang yang ternyata adalah Vernon.

“Loh, Kok cepet banget?!” tanyanya menghampiri Vernon

“Hehe, gua tadi udah di gang Sono sebenernya, mau langsung kesini takut Lo gak ada di home!”

“Ya'ampun, yaudah ayo masuk!”

“ngoghey!”

Mereka berdua masuk kedalam rumah, Vernon bersalaman dengan ibu dan ayah Nara.

“Assalamualaikum Om, Tante!”

“Wa'alaikum Salam!” jawab Herman dan Airin bersamaan

“Eh ada Vernon, tumben pagi² kesini?!”

“Hehe, iya, mau pinjem Nara sebentar tan, boleh kan?!”

“Oalah, iya nggak papa tapi jangan bandel-bandel ya kalo main!”

“Tenang aja tan! Aman kok!” Vernon mengangkat tangannya hormat.

“Buk, Bapak berangkat kerja dulu ya!” pamit Herman kepada Airin

“Iya pak Hati-hati ya!” Airin mengecup punggung tangan suaminya, diikuti Nara dan Vernon.

“Semangat Om!!” Vernon menyemangati Herman.

“Haha, iya Ver. Kamu nggak berubah ya, dari dulu selalu ceria.”

“Haha, Apaan sih om, bisa aja.”

“Yaudah, Assalamualaikum!”

“Wa'alaikumsalam.”

“Nar, buruan Sono mandi, rambut Lo udah kayak singa aja!”

“Iya-iya! Sebentar!” Nara bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

“Ini minumannya Ver!”

“Ih Tante nggak usah repot-repot, tapi makasih ya!”

“Nggak repot kok, Yaudah Tante ke dapur dulu ya!” Vernon mengangguk sambil menyeruput secangkir teh dari Airin,

20 menit kemudian>>>

“Ver, ayo!” ajak Nara keluar dari kamarnya.

“Udah? Ayo!” setelahnya mereka berpamitan dan segera pergi

“Mau kemana?” Tanya Nara sambil memakai helm

“Udah ikut aja!”

“Terus Yola?”

“Oh, dia lagi kerumah neneknya di Bekasi!” Nara mengangguk paham

Setelah menempuh perjalanan, mereka tiba di sebuah kantor perusahaan. Ah ternyata Vernon membawa Nara ke kantor Papanya.

“Loh, ini kan kantor papa kamu?!” Ucap Nara melepas helmnya

“Hihi, udah masuk aja dulu!” Vernon menyeret Nara untuk segera mengikutinya, mereka menuju lantai 8 dengan lift.

“Woi, papa didalem?!” Vernon bertanya dengan tak sopannya kepada Pria berumur 20 an tahun lebih yang tengah berjaga didepan ruangan.

“Ada, Tumben lo, mau ngapain?!” Tanya pria itu menghampiri

“Bukan urusan Looo!!” Vernon memasuki ruangan papanya, namun sebelum itu ia sempat menjulurkan lidah ke pria yang ternyata adalah sekretaris papanya.

“MORNING PAAA!!!!” Vernon berteriak menghampiri papanya dan memeluknya.

“Astaga Ver! Bisa nggak sih pelanin suaranya?!” gemas Alex membalas pelukan putrinya, yang di kritik hanya nyengir.

“Astaga Vernon! Kamu naik motor lagi ya?!!” marah Alex melihat rambut Vernon yang sedikit berantakan, dan lagi² Vernon hanya nyengir.

“Udah dibilangin jangan naik motor juga! Nanti kalo kamu nabrak orang lagi jadi panjang urusannya. Gak usah nyengir-nyengir!” sebegitu khawatirnya Alex kepada Vernon.

Memang benar beberapa hari yang lalu Vernon sempat menabrak gerobak tukang bakso di trotoar yang membuat gerobak dan seisinya tak berbentuk. Penjualnya sempat ingin menuntut dan untungnya bisa diselesaikan dengan uang damai.

“Ish papa! GAASYUKKAA GELAYY!!” Alex dan Nara cengo mendengar suara menja Vernon.

“Huh, kalian nggak seru!!” marah Vernon melihat tak ada reaksi dari teman serta papanya.

“Eh, ternyata ada Nara juga?!!” Alex yang baru menyadari kehadiran Naran

“Hehe, Hai om,” sapa Nara

“Terus, kok tumben kalian berdua? Ada apa?” Tanya Alex, Ke-3 nya saling beradu pandang dan sedikit menyunggingkan senyuman.

Hayoloh kira-kira kenapa si Vernon ngajakin Nara ke kantor papanya?!!! Ikutin terus ceritanya....

Voment and share guys 💐

Next✓
•nyebelin•

Nyebelin - Tapi sayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang