*Tegur kalau aku salah, bukannya diam terus pergi*
-Nara Shakeela Anindita-
“Kok nggak diangkat sih?” Tanya Nara resah pada dirinya sendiri, pasalnya boy sedari tadi tidak membalas pesan ataupun menjawab telepon Nara membuat Nara panik sendiri
“Udah jam setengah 8 mendingan aku berangkat aja deh!” Gerutunya lalu segera pamit dan pergi dengan bus
Di perjalanan Nara masih terus menghubungi boy, namun nihil. Ponsel boy tidak aktif sama sekali
“Abis batre kali ya?” Nara menyerah dan memilih mendengarkan musik menggunakan earphone, menyandarkan kepalanya pada jendela bus
*****
“Eh, cucu nenek udah datang?” Tanya seorang wanita tua saat cucunya baru tiba
“Iya nek, udah nunggu lama ya?” Tanyanya sang cucu sambil mendudukkan dirinya di kursi depan neneknya
“Enggak, kami juga baru datang!” Jawab sang suami alias kakek
“Kok sendirian? Katanya mau kenalin pacar kamu?” Tanya laki-laki lain yang terlihat paruh baya
“Bentar lagi juga dateng pa, sabar aja!” Jawabnya tersenyum
“Loh? Kamu beneran udah ada calon?” Tanya neneknya lagi
“Iya nek, insyaallah menuju halal hehe” Jawabnya
“Wah, gimana? cantik nggak?” Bukannya membalas dengan ucapan Leo memilih mengacungkan 2 jempolnya sambil tersenyum lebar membuat yang disana tertawa, namun tawa mereka berhenti ketika seorang laki-laki muda lainnya datang
“Maaf saya telat.” Ucapnya meminta maaf sambil mendudukkan dirinya di samping Leo
“Kamu gak hadir juga gak masalah,” Ucap kakek dengan nada datar, sepertinya mereka tidak terlalu menyukai cucu keduanya
“Denan, emang harus ya kamu serahin posisimu ke dia?” Tanya sang nenek
“Ssst, ibu apa apaan sih?” Seorang bernama denan itu memelankan suaranya namun menekan sambil memegang tangan ibunya
“Astaga adik gua udah gede ya!” Ujar Leo memeluk adiknya, alih-alih menyalurkan rasa rindu ia malah membisikkan sesuatu yang membuat adiknya bingung
“Tunggu aja, bentar lagi ada kejutan buat lo!” Ucapnya diakhiri menepuk-nepuk pundak adiknya sambil sedikit merapikan bajunya
“Oh, Leo permisi dulu ya, pacar Leo udah didepan!” Pamit Leo berdiri dari tempatnya, diangguki oleh keluarganya lalu segera keluar
*****
“Nara!” Nara yang merasa dipanggil pun menoleh, lalu mendapati laki-laki yang melambaikan tangan kepadanya, dengan segera ia menghampiri laki-laki itu
“Kak, kenapa aku disuruh kesini?” Tanyanya sambil sesekali menarik rok nya ke bawah karena merasa kependekan
Nara Style
“Gak usah ditarik tarik, Lo cantik kok! Udah yuk masuk!” Ajak Leo menggandeng tangan Nara semakin membuat nara bingung
“Kenalin, ini pacar aku!” Nara sontak membelalakkan matanya menatap Leo, bagaimana bisa ia dikenalkan sebagai pacar didepan keluarganya?
“Nara?!” Boy berdiri menatap kekasihnya, Nara sontak menepis genggaman tangan Leo beralih menatap boy panik
“B boy, aku bisa jelasin!” Ucap Nara gemetar, air matanya lolos begitu saja
“Brengs*k!!” Bugh! Boy melayangkan tinjunya tepat pada sisi bibir kiri Leo membuat yang ada disana teriak panik, termasuk nara yang menutup mulut dengan kedua tangannya
“ANDRA!!!” Bentak kakek nya, namun karena terlalu kaget dengan kejadian ini membuatnya yang semula berdiri terduduk kembali sambil memegangi dadanya
“Kakak macam apa lo yang ngerebut pacar adiknya? Heh?!” Tanya boy dengan wajah merahnya menatap tajam Leo yang sedang tersungkur didepannya
Alih alih takut Leo malah mengulum senyumnya sambil memegangi bibirnya yang sedikit sobek, lalu berdiri mendekati boy, kepalanya ia majukan hingga sejajar dengan kepala boy
“Gimana? Suka sama hadiah dari gua?” Tanyanya tepat disamping telinga boy membuat amarah boy tersulut dan menarik kerah baju Leo
“Lo!..” Boy terhenti saat akan memukul Leo
“STOP!!” Teriak amalia yang terlihat pucat. melihat kondisi ibunya membuat boy mengurungkan niatnya lalu berjalan untuk mendekat
“Ma? Mama tau kan Nara siapa? Dia pacar boy ma!” Jelas boy memegangi kedua tangan amalia lalu beralih menatap Leo lagi
“Apalagi sekarang? Belum puas dulu ngerebut stela dari gua dan sekarang lo mau ngerebut Nara? Gak abis pikir gua sama jalan pikiran lo!” Ujar boy sedikit berteriak
“Boy...” Panggil Nara lirih membuat boy menatapnya tajam lalu mengambil jaket yang ia sampaikan di punggung kursi segera berjalan keluar
“Boy, tunggu boy!” Nara segera berlari mengikuti langkah boy yang begitu cepat, denan memegangi kepalanya yang pening dan amalia terduduk di kursi sambil memegangi dadanya
*****
“Boy, tunggu boy aku bisa jelasin semuanya!” Nara berusaha menghentikan langkah boy, namun boy tak berhenti ataupun menanggapi ucapan Nara
“KAMU BOLEH MARAH SAMA AKU! TAPI SETIDAKNYA BIAR AKU JELASIN SEMUANYA KE KAMU!!!” Teriak Nara yang akhirnya membuat boy berhenti lalu berbalik menatapnya
“Haha, gua kira lo berbeda, ternyata nggak jauh beda sama jal*ng!” Ucapnya sambil tertawa renyah
Plakk!! Nara menampar pipi kiri boy, tak menyangka kekasihnya berani berbicara kasar kepadanya. Boy hanya tertawa renyah lalu berbalik meninggalkan Nara
Boy pergi dengan taksi, namun matanya menatap spion yang memperlihatkan Nara terduduk, semakin membuatnya marah karena Leo berusaha memakaikan jaket pada Nara. Boy memilih memejamkan matanya
“Mau ke mana mas?” Tanya sopir taksi
“Bandara pak!” Jawab boy tanpa membuka matanya
Nyebelin
Next✓
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyebelin - Tapi sayang
Teen Fiction[ ON GOING ] Update Setiap Hari Minggu! Akan direvisi setelah tamat// Iseng → Nyaman → Sayang Lika-liku kehidupan seseorang tak ada yang tahu, bahkan sang pemilik nyawa pun bukan cenayang yang bisa mengetahui masa depannya Nara adalah sosok yang po...