7. Pulang bareng

286 80 12
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Cieee, ada yang lagi berbunga-bunga nih."

"Apasih."

"HAHAHAHAH!"

Nasya mengerucutkan bibirnya kesal karena kedua temannya ini terus-terusan menggodanya, hanya karena dirinya diajak pulang oleh teman sebangkunya yang baru.

"Gimana nih awal mulanya?" tanya Joy seraya tertawa kecil.

"Iya, gimana? siapa yang mulai?" timpal Rin yang kini sedang bertos ria dengan Joy.

"Au ah."

Nasya segera berjalan mendahului mereka berdua. Kesel bund.

Flashback on

"Haha, gimana ide kita? keren 'kan?" tanya Rin menyombongkan diri.

"Keren ngga, aneh iya," ungkap Nasya.

Rin menertawakan dirinya sendiri. "Tapi berhasil 'kan?"

Nasya mengangguk meng-iya-kan. Awalnya Ia memang tak percaya jika Ide aneh mereka bisa berjalan mulus, tapi setelah melihat dengan mata kepala sendiri, dia sekarang percaya.

Atau cuma kebetulan doang?

"Eh, gimana sama temen sebangku lo yang baru? asik ga anaknya?" tanya Joy tiba-tiba. Keduanya refleks menatap ke arah Joy.

"Penting banget ya sampai harus di bahas?"

"Wah, kok gitu? gue jadi curiga, jangan-jangan kalian berdua punya hubungan? makanya dia nyuruh gue pindah biar bisa duduk bareng sama lo." Rin menyimpulkan seenak jidat.

"Nggak usah aneh-aneh," ketus Nasya.

Joy menyenggol lengan Rin secara tiba-tiba, membuat sang korban mendengus.

...

"Lo pulang bareng gue."

Nasya yang merasa tangannya digenggam oleh seseorang langsung mendongak.

Pria itu menatap Nasya dalam lalu kembali berkata, "Lo pulang bareng gue."

"Apasih? lepasin, gue nggak mau."

Tak butuh waktu lama bagi Pria itu untuk melepas genggamannya.

"Nggak usah sok akrab," sinis Nasya lalu segera menyeret kedua temannya untuk menjauh darisana.

Flashback off

"Yah, jangan ngambek dong, nanti pipinya makin gede," goda Rin sembari menoel-noel pipi Chubby milik Nasya.

"Nahloh, anak orang ngambek," kata Joy sengaja memanas-manasi.

Rin menatap tajam ke arah Joy. "Diem lo! lo juga sama aja ya, dog."

"Ya santai dong, anjing."

"Lo yang ga nyantai setan."

Nasya menghembuskan nafas kasar, heran dengan teman-temannya ini. Hobi banget nge-toxic.

"Stop, nggak usah berantem. Tuh, malu diliatin calon suami." Nasya tersenyum jahil ke arah Rin.

...

"Hai," sapa seorang pria bertubuh tinggi, Aarav.

"Hai," balas Nasya dan Joy kompak.

Rin? dia cuma bisa ngelus dada, gatau kenapa.

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang