36. Berlayar kembali

138 38 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

07.00 AM
12 IPA 2
—————

Hari ini Nasya sengaja berangkat lebih awal dari biasanya, dengan alasan Ia ingin menjadi murid teladan, walau alasan sebenarnya adalah Ia tak ingin diantar dan bertemu dengan Samuel.

Namun, meski berusaha sekeras apapun, Ia pasti akan tetap bertemu dengan Samuel, karena mereka sekelas.

"Kok kemarin ga dateng?"

Nasya tersenyum kecut, Ia hapal betul dengan sang pemilik suara. "Ga penting," ucapnya malas.

Entah apa yang merasukinya, Samuel tiba-tiba saja mencubit kedua pipi Nasya gemas, namun segera ditepis oleh sang korban. "Jutek amat, kenapa sih?"

Nasya mendecak sebal. "Jangan pegang-pegang, bukan muhrim!" ketusnya.

"Lagian, udah punya pacar kok malah gangguin cewek lain, heran."

Samuel mengerutkan keningnya heran, Ia benar-benar tidak paham dengan ucapan Nasya. "Pacar? maksudnya?"

Nasya memutar bola matanya malas. "Lisa lah, siapa lagi. Lo kemarin nembak dia 'kan? terus kalian pasti langsung jadian, gue tau kok."

Mendengar ucapan Nasya, Pria itu malah tertawa, yang tentu saja membuat Nasya menatapnya heran.

"Apasih, gajelas amat." -Nasya.

"Lucu kah begitu?" tanya Nasya terdengar sinis.

Samuel menggeleng tegas, ekspresinya berubah datar. "Kata siapa? kita ga pacaran tuh," ucapnya jujur.

Tapi, bukan Nasya namanya jika langsung percaya begitu saja. "Bohong, jelas-jelas waktu itu lo bilang mau nembak dia, lo bahkan udah beli boneka beruang khusus buat dia. Jadi, kali ini lo gabisa bohong, karena waktu itu lo sendiri yang ngomong."

Pria itu menghembuskan nafas panjang, Nasya ini tidak percayaan sekali. "Yaudah, kalau ga percaya, tanya aja langsung sama orangnya."

Nasya menatap Samuel penuh arti. "Kalian mungkin belum jadian sekarang, tapi bisa aja 'kan, bentar pas pulang sekolah lo langsung nembak dia terus kalian jadian deh."

"Gue udah nembak kok, tapi ditolak, katanya dia suka sama orang lain," ucap Samuel tiba-tiba, yang berhasil membuat Nasya kembali menatap dirinya.

"Mampus, kena karma." -Nasya.

Nasya menganggukkan kepalanya berkali-kali, sekarang dia paham. "Oh, jadi ceritanya lo jadi sadboy nih? makanya lo deketin gue lagi, gitu?" tebaknya percaya diri.

"Nggak gitu konsepnya, sayang." Samuel mengacak-acak rambut Nasya, gemas.

Oke, Nasya lemah. Padahal niatnya dia mau move-on, tapi.. sekarang hatinya berkata lain.

Wajah gadis itu memerah, Ia memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Lalu, tanpa sadar tangannya bergerak untuk mencubit pinggang Samuel hingga mampus.

"Bangs4t, padahal tadi gue udah ada niat buat move-on, but... why?! aaaakhhhh, gatau, aku lemah!" jerit Nasya dalam hati.

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang