12. Joy vs Jennie

261 64 62
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kantin
11.27 AM
---------------

Canggung. Mungkin kata ini tepat untuk mendeskripsikan suasana diantara mereka saat ini.

Rin yang lebih memilih untuk diam. Aarav yang bingung harus berbuat apa. Serta Jennie yang sejak tadi hanya diam menatap wajah Aarav secara terang-terangan.

"Ah, syalan. Harusnya gue gausah ikut." -Rin.

"Ini gue harus ngapain dulu?" -Aarav.

"Ternyata Arav makin ganteng ya. Jadi nggak sabar buat dijadiin suami~!" -Jennie.

...

...

...

"Kalian mau makan apa? biar aku yang pesenin." Akhirnya pria itu berhasil memecahkan keheningan serta kecanggungan yang tercipta.

Jennie tersenyum antusias. "Aku samain aja kayak punya Arav."

"Hm, oke."

"Em... Sayang, kamu mau makan apa?" tanya Aarav lembut.

Rin seperti baru tersadar akan sesuatu. Ia menatap Aarav dengan tatapan bingung. "Eh-- apa?"

"Kamu mau makan apa? biar aku pesenin."

"Beliin Es teh aja, masih kenyang soalnya," ucap Rin jujur.

Aarav mengangguk paham. "Tunggu disini, ya? aku pesenin dulu. Jangan kemana-mana, oke?"

"Oke," ujar keduanya kompak. Jennie merasa diabaikan, jadi dia ikut mengangkat suara.

Aarav mengangkat bahunya acuh, lalu mulai berjalan untuk memesan makanan.

...

"Kamu udah berapa lama pacaran sama Arav?" tanya Jennie dengan nada yang tidak bersahabat.

"Kemarin."

"Lumayan lama. Setahun lebih kalau nggak salah," jawabnya asal.

Jennie mengangguk singkat. "Kenapa Arav mau sama kamu?"

"Astagfirullah."

"Karena gue baik, maybe?"

"Aku juga baik. Tapi kok Arav nggak jadian sama aku?" Jennie mengerutkan keningnya, heran.

"Entah."

"Tipe Ideal Arav itu kayak gimana?"

Rin menghembuskan nafas pelan. "Gatau."

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang