38. Pejuang brainly

134 40 6
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

(Esoknya, di sekolah.)

...

"Anj1r, kenapa tuh muka?" Joy tertawa puas saat melihat wajah Aarav yang terdapat banyak lebam.

Aarav tersenyum miris. "Biasalah, abis kena KDRT," katanya dramatis, sambil sesekali melirik ke arah Rin.

Seakan bisa membaca pikiran Aarav, Joy langsung menepuk pundaknya pelan, berniat menguatkan. "Yang tabah, ya, teman."

Cepat-cepat Aarav menepis tangan Joy dari pundaknya. "Lebau. Dah sana, balik, jangan ngerusak pemandangan!" usirnya.

"Dih! oke, fine!" Joy berujar lantang, sebelum akhirnya Ia benar-benar berjalan menuju bangkunya.

"Nggak lagi deh gue nyosor-nyosor sembarangan, bahaya." -Aarav.

.
.
.

"Si Arap abis lo apain, kok bisa makin jelek gitu?" tanya Joy sesaat setelah dia mendudukkan kedua pantatnya di kursi.

Kini, pandangannya tertuju pada Rin, menunggu gadis itu mengeluarkan suara.

"Entah," balas Rin tanpa minat.

"Bentar, kalian balikan lagi nih ceritanya?"

"Ya."

Joy berdecak sebal, temannya ini sangat tidak seru. "Ada tugas?"

Mendengar kata tugas, Rin menggeleng singkat. Gadis itu menatap Joy dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jangan tanya-tanya soal tugas boleh? gue capek, dari kemarin yang dibahas tugas mulu, heran." Rin mendengus kesal. "Tugas sih ga ada, tapi catatan yang numpuk," lanjutnya dengan ekspresi kesal.

Kalau seperti ini, Joy sudah tak punya keberanian lagi untuk berbicara. Alhasil, Ia lebih memilih untuk diam layaknya anak baik-baik, daripada kena semprot oleh Rin.

•••

Saat ini Nasya sedang bersenderan manja di bahu Samuel. Jangan ditanya, saat kemarin Nasya tau bahwa Lisa menolak pernyataan cinta Samuel, gadis itu jadi semakin menempel pada Samuel, seakan tak membiarkan gadis lain untuk mendekati Pria tersebut. Sekarang masalah gengsi belakangan, masalah hati yang nomor satu, kata Nasya.

"Sam, bentar bantuin nagih duit arisan, ya? soalnya kadang kalau aku yang nagih, mereka gamau bayar, banyak alasannya," keluh Nasya.

Samuel mengangguk pelan. "Itu dapatnya berapa sekali naik?"

"Banyak, jutaan lah kira-kira."

Mendengar ucapan Nasya, Pria itu ber-oh-ria. "Yaudah, tagih sekarang aja, mumpung uangnya belum kepake buat makan. Kalau ditagih nanti, duit mereka keburu habis."

Nasya termenung, memikirkan perkataan Samuel. Benar juga sih. Gadis itu mengangguk setuju, Ia kemudian mengangkat kepalanya dari bahu lebar milik Samuel, terpaksa. Sayang banget, padahal masih mau sender-senderan manja.

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang