26. Kesialan Joy

126 37 11
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Perjalanan
------

Rin mengetuk-ngetuk helm yang dikenakan oleh Joy. "Lo dengerin gue ga sih?!" teriaknya kesal.

"Iya, iya, gue dengerin!" balas Joy yang tak kalah kesalnya.

"Jadi, selama ini kalian cuma pura-pura? terus sekarang dia minta putus karna perjanjiannya gitu?" tanya Joy memastikan.

"Iya. Masalahnya, tadi dia beneran nembak gue anjir, gue gatau harus gimana." Rin terdengar frustasi.

Joy mengangguk-anggukkan kepalanya, yang membuat wajah Rin menjadi korban kekerasan helm

"Heh anjir, muka gue kena helm lo! sakit bego!" adu sang korban.

"Haha, sorry, gue galiat soalnya. By the way, jadinya lo tolak apa gimana?"

"Gue gantungin," sahut Rin cepat.

Joy tertawa keras mendengar pengakuan Rin. "Wah, mantap! ini baru temen gue!"

Rin memutar bola matanya malas, kemudian mencubit gemas pinggang milik Joy. "Udah, sekarang fokus ke depan aja, gue masih sayang nyawa!" serunya.

Baru saja Joy ingin mengangguk, Rin sudah memperingati terlebih dahulu. "Ga usah ngangguk, cukup hm aja!"

Joy benar-benar menurut, Ia berdeham singkat, lalu kembali fokus ke depan. Jika Rin sudah seperti ini, dia hanya bisa diam tanpa melawan.

***

"Kalian gimana sekolahnya, seru?" tanya Soya lembut, yang kini sedang melirik mereka bertiga melalui sebuah cermin persegi panjang. (lupa namanya apa)

"Seru, Kak," jawab Nasya mewakili keduanya.

Soya mengangguk, lalu tersenyum tulus. Gadis itu kini menatap lurus ke arah Pacarnya- Raylen. "Ray, aku ada rekomendasi tempat seru buat jalan-jalan," katanya.

"Di mana, Yang?" tanya Raylen penasaran, pandangannya masih fokus ke depan.

Ingin sekali Nasya meremas bibir Kakaknya saat mengatakan kata 'Yang' dengan nada yang terdengar menjijikkan ditelinganya. Tapi, ini bukan waktu yang tepat.

"Lovely world, kamu tau 'kan alamatnya di mana?" Soya menatap Raylen, menunggu Pria itu menjawab.

"Oh, yang itu, tau kok, Yang." Raylen mengangguk-angguk, entah apa faedahnya. "Kita ke sana aja kalau gitu. Gimana? kalian setuju 'kan? kalau nggak setuju bilang aja, nanti kita cari tempat lain."

Ketiganya mengangguk kompak, bertanda mereka setuju.

"Dek," panggil Raylen, lalu ketiganya menyahut.

Menyadari kesalahannya, Raylen menertawai dirinya sendiri. "Maksud Kakak, Nasya."

Nasya yang mendengar namanya disebut langsung memberi tatapan aneh pada Kakaknya. "Kenapa sama aku?" tanyanya ketus.

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang