25. Jalan-jalan

153 33 34
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

03.52 PM
————–

Saat ini Nasya dan Adiknya– Azka, berada di rumah Lily. Tadinya, Lily mengirimi Azka pesan, memintanya untuk datang ke rumahnya, karena kebetulan Kedua orang tuanya sedang tak berada di rumah. Kata Lily, Azka bisa mengajak siapapun, asal bukan cowok. Dan berakhirlah dengan Azka mengajak Kakaknya– Nasya, untuk ikut dengannya.

...

"Ly, Mama sama Papa kamu kemana emang? kok kamu ga diajak?" tanya Azka penasaran.

Lily menggeleng pelan. "Gatau, aku juga ga dikasih tau mereka mau kemana."

Azka ber-oh-ria.

Nasya menatap Lily, Ia teringat sesuatu yang penting. "Dek, gimana sama Felix? dia ga jahatin kamu lagi 'kan?" tanyanya memastikan, yang dibalas anggukan oleh Lily.

Flashback on

Setelah pamit pada yang lainnya, Mereka berdua akhirnya berjalan berdampingan menuju Taman belakang Sekolah.

...

Sejak tadi, Lily terus saja menundukkan kepalanya, tak berani menatap langsung wajah Pria dihadapannya itu. Sejujurnya, Ia masih sangat takut dan trauma dengan kejadian malam itu.

Tiba-tiba, Felix mengelus pucuk kepala Lily dengan gerakan lambat. "Boleh tolong jelasin apa yang terjadi hari itu?" tanyanya lembut.

Mendengar itu, Lily memberanikan diri untuk mendongak, menatap wajah Felix lekat-lekat. Lalu, Ia kembali menunduk seperti sebelumnya.

Felix menghela nafas kasar. "Jangan takut, saya nggak bakalan ngapa-ngapain kamu kok, tenang aja."

"Ayo, coba ceritain, biar saya bisa tau kesalahan apa yang saya perbuat malam itu," lanjut Felix masih dengan intonasi lembut.

Lily menggigit bibir bawahnya pelan, sebelum akhirnya mulai mengangkat suara dan menjelaskan semua hal yang terjadi pada malam itu.

Felix membulatkan matanya tak percaya. Apa dia benar-benar melakukan hal bejat semacam itu?

"Ka– kamu serius?" tanyanya memastikan, yang tentu saja dibalas anggukan lemah oleh Lily.

"Waktu itu Kakak bahkan sampai tega ngerobek baju kesayangan aku," katanya pelan, namun masih dapat terdengar jelas di telinga Felix.

Pria itu mengutuk dirinya sendiri atas perbuatan yang telah Ia lakukan. Felix lalu menggenggam tangan Lily, menatapnya dengan tatapan bersalah. "Maaf, harusnya waktu itu Saya lebih hati-hati lagi. Gara-gara kesalahan Saya sendiri, kamu jadi ngalamin hal yang nggak mengenakkan kayak gitu, maaf, ya..." lirihnya.

Lily merasa kasihan pada Pria dihadapannya ini. "Kenapa waktu itu Kakak malah ke klub? ada masalah, ya?"

Felix mengangguk pelan. "Waktu itu Saya sakit hati, soalnya pacar Saya ternyata selingkuh sama cowok lain. Padahal, awalnya niat saya mau ketemu sama dia, Saya mau ngasih dia Lolipop, tapi... Saya malah dapat kabar kalau dia selingkuh sama cowok lain. Makanya... waktu itu saya langsung ninggalin Lolipop Saya gitu aja, dan mutusin buat lampiasin semuanya dengan cara yang salah," jelasnya dengan nada sedih.

"Pacar Kakak selingkuh?" tanya Lily, berniat memastikan.

Lagi-lagi, Felix mengangguk pelan. "Dia sendiri yang ngirim pesan suara, dia bilang kalau dia udah bosan sama Saya dan udah dapat yang baru, terus dia ngomong putus gitu aja."

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang