39. Joy yang tersakiti

130 39 1
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Banyak hari telah berlalu, dan hari ini meupakan hari yang dinanti banyak orang, termasuk Bu Mayang, tetapi hari ini dia tak bisa hadir karena berhalangan.

Ya, hari ini, untuk pertamakalinya mereka akan mengetahui arisan siapa yang akan naik.

"Nas, do'ain, semoga nama gue yang loncat, gue butuh duit soalnya." Rin terkekeh pelan diakhir kalimatnya.

Joy menyilangkan kedua tangannya di dada. "Nggak, nggak, bukan lo doang yang butuh duit, gue juga butuh."

"Gue lebih butuh," tegas Rin, tak mau kalah.

"Gue juga butuh." Joy menatap sengit ke arah Rin. Keduanya saling beradu pandang.

Nasya hanya bisa geleng-geleng kepala menyaksikan perdebatan kedua manusia ini. "Udah, gue yakin, nama kalian ga akan loncat pertama, paling nanti di akhir-akhir."

Keduanya refleks menatap tajam ke arah Nasya. "Jahat!"

"Hehe, peace, damai." Gadis mungil itu tersenyum canggung.

...

Kini, Mereka semua sudah berkumpul di satu tempat yang sama, bersiap menantikan nama yang loncat dari kaleng frisian flag yang sudah dilubangi itu.

Satu gulungan putih kecil keluar, membuat Mereka semua saling menatap satu sama lain.

Rin menyipitkan pandangannya, menatap Nasya dengan tatapan bingung. "Siapa yang–"

"Vania," potong Nasya cepat, gadis itu lalu menatap Vania penuh arti.

Mendengar nama Vania disebut, Siswa/i lain langsung menyerbunya dengan ucapan selamat, turut berbahagia atas kebahagian gadis itu.

Vania menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya, tak percaya. "Be– beneran gue?" tanyanya memastikan, yang dibalas anggukan mantap oleh Nasya.

"Selamat, ya."

"Iya, makasih. Em... duitnya simpen dulu aja, takutnya kalau gue yang megang malah hilang."

Nasya mengangguk meng-iya-kan permintaan Vania.

"Ntar pulang sekolah gue ambil," lanjut Vania, memperingati.

"Oke, tenang aja, duitnya bakal gue simpen baik-baik, nanti pas pulang sekolah bakalan langsung gue kasih."

"Bubar, bubar, hari ini bukan rejeki kalian!" teriak salah satu Siswi, yang disambut kekehan oleh beberapa Murid lainnya.

Selang beberapa menit kemudian, Mereka sudah kembali ke tempatnya masing-masing. Tersisa Nasya, Samuel, Rin, Aarav, serta Joy di pojok belakang.

...

"Yah, sayang banget, padahal gue lagi butuh duitnya," adu Rin.

Aarav langsung merangkul bahu pacar kesayangannya itu. "Kamu butuh duit? berapa? bilang aja, nanti aku kasih," katanya sok keren.

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang