43. Jahat sih, tapi gapapa

145 40 18
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Permisi." Seorang Siswi memasuki kelas 12 IPA 2 dengan sopan.

Semua pandangan kini teralihkan ke arahnya. "Kenapa, ya?" tanya Lisa, yang kebetulan berada paling dekat dari pintu.

"Em.. disini ada yang namanya Kak Nasya?"

deg!

Nasya yang tadinya masih sesegukan, kini menatap bingung ke arah Siswi yang Ia yakini adalah Juniornya.

"Kenapa sama Aku?" Meski gadis itu terlihat santai, tetapi hatinya tidak.

Rin yang menyadari kepanikan Nasya, mengambil Inisiatif untuk berbicara.

"Kenapa, Dek? Ada perlu apa, ya?" Rin menatap gadis yang kini berada tepat di hadapannya.

"Em.. anu, Saya disuruh Bu Mayang buat manggil Kak Nasya, katanya disuruh ke ruangannya, sekarang," ungkapnya jujur.

Jantung Nasya semakin tak terkendali. Jadi, Bu Erni benar-benar melaporkan dia ke wali kelasnya? Jahat, Nasya mau nangis aja rasanya.

"Saya permisi, Kak, waktu Saya tidak banyak, maaf." Setelah mengucapkan hal tersebut, gadis itu segera berlari keluar, meninggalkan kelas 12 IPA 2 yang saat ini dilanda keheningan.

...

"Rin, temenin gue, Ya," lirih gadis mungil itu. Hanya Rin harapan satu-satunya sekarang. Untuk saat ini, dia tidak ingin ditemani oleh orang lain, hanya Rin yang Ia mau.

Habisnya, jika mengajak Samuel, Pria itu tak berbicara atau bahkan membelanya samasekali, dia hanya diam membatu di tempat. Ngeselin, sumpah.

Rin mengangguk mantap. "Bentar, gue rapihin seragam dulu, ntar disangkanya kita ke ruang guru mau tawuran, 'kan ga lucu."

Mereka –Kecuali Nasya– tertawa saat mendengar penuturan Rin. Gadis mungil itu terlalu pusing dengan pemikirannya sendiri. Jadi, untuk saat ini, dia lupa cara untuk tertawa.

Tolong ingatkan dia untuk tertawa lagi setelah masalahnya selesai.

"Udah, yuk," ajak Rin dengan semangat 45.

Nasya mengangguk lemah, kemudian menatap temannya satu-persatu. "Duluan, ya. Maaf, untuk sekarang, yang gue butuhin cuma Rin." Bukan tanpa alasan Nasya mengatakan hal yang mungkin saja dapat membuat Mereka tersinggung. Tapi, baginya, Rin adalah orang yang tepat untuk membantunya keluar dari masalah saat ini. Karena, bagaimanapun juga, diantara yang lainnya, hanya Rin yang tau banyak soal masalah ini.

"Oke, hati-hati," sahut ketiganya, kompak.

"Semoga masalahnya bisa cepat kelar," lanjut Joy, yang dibalas senyum tipis oleh Nasya.

***

"Dateng juga Kamu, Saya kira nggak bakal berani nunjukin diri."

Nasya menghela nafas singkat. Padahal dia belum masuk, tapi Bu Mayang sudah mengeluarkan kalimat yang berhasil membuat nyalinya menciut seketika.

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang