16. Menyelesaikan masalah

203 43 8
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Masih di waktu yang sama..

Kantin
-----------

Kini, pandangan Rin serta Joy mengarah pada Nasya, menanti gadis mungil itu mengangkat suara dan menjelaskan semuanya.

Lily? gadis itu tampak gelisah dan tak berani menatap siapapun yang ada disana, Ia lebih memilih untuk menundukkan kepalanya.

Nasya menghembuskan nafas panjang. "Jadi, gue sama dia pernah sekelas pas kelas dua," ungkap Nasya seadanya.

Joy tersenyum miring, Ia belum puas dengan pengakuan Nasya. "Hah? gitu doang?"

Nasya berdeham singkat. "Kenapa? nggak percaya? yaudah."

Kali ini Joy tercengir bodoh. "Percaya sih, tapi...." Joy menghentikan ucapannya saat menyadari bahwa Nasya memberinya tatapan yang mematikan, gadis itu kemudian terkekeh pelan. "Percaya kok, percaya." #JoyTakutNasya

Mendengarnya, Nasya hanya tersenyum tipis. "Mending sekarang selesaiin masalah kalian dulu deh, biar semuanya beres," ucapnya yang entah ditujukan pada siapa.

...

Tak kunjung mendapatkan jawaban, Nasya kembali menghembuskan nafas panjang. "Lily, Kakak udah jelasin semua ke dia.. dia juga katanya minta maaf atas kejadian waktu itu. Sekarang, mending kalian selesaiin dulu masalah ini. Nggak usah takut, dia aslinya baik kok," bisiknya pada Lily, namun masih dapat terdengar jelas oleh mereka.

Lily tampak menghela nafas sebelum akhirnya mengangguk lemah. Melihat itu, Nasya mengukir senyum termanisnya.

"Fel, di taman belakang kayaknya lagi sepi, mending kalian selesaiinnya di sana aja. Dan satu lagi, anak orang jangan di apa-apain! kalau sampai lecet dikit aja, by one kita," tegas Nasya sembari menatap Pria Tampan berwajah pucat dihadapannya.

Pria itu tersenyum tipis. "Tenang aja."

"Yaudah sana, buruan!" Nasya mendorong-dorong tubuh Pria bernama Felix itu agar menjauh dari hadapannya. Setelahnya, Ia berbalik menghadap Lily. "Dek, sana gih, ikut aja, gapapa kok."

Lily tersenyum kecil sambil mengangguk singkat, kemudian berlari menyusul Felix yang sudah lumayan jauh dari tempat mereka saat ini.

.
.
.

Setelah kepergian mereka, suasana mendadak hening. Entah apa yang terjadi.

Hingga pada akhirnya, suara gaib yang berasal dari perut Rin berbunyi. Membuat mereka semua refleks menoleh ke asal suara. Rin tersenyum malu-malu saat mendapati dirinya ditatap seperti buronan yang kabur dari penjara.

"Laper?" tanya Nasya memecah keheningan.

Dengan cepat dan tak tahu malunya, Rin mengangguk lemah. "Padahal 'kan tadi udah makan, kok sekarang lapar lagi, ya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Halah, itu mah lo nya aja yang rakus," sambar Joy yang disambut tawa oleh Rin dan Nasya, kecuali satu orang.

"Yaudah, nih, makan aja punya gue." Nasya menggeser piring dihadapannya ke arah Rin.

Rin tampak kaget tapi mau. "Ini beneran? lo nggak laper emang?" tanyanya memastikan.

Nasya hanya menggeleng sebagai jawaban. Setelahnya, Rin benar-benar melahap Nasi goreng pemberian Nasya.

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang