•Spesial part'[Saasya]

99 14 6
                                    

"Muelll," panggil Nasya dengan nada setengah merengek.

Samuel yang sedang mencuci wajahnya di kamar mandi, menyahut panggilan istrinya dengan dehaman keras. "Kenapa, Na?"

"Dedeknya haus nih, kamu susuin dong. Aku capek, mau tidur dulu."

"Susuku kecil, Na, nggak ada airnya!" teriaknya dari dalam kamar mandi, yang dibalas "yah, yaudah deh." oleh Nasya.

Karena benar-benar lelah mengurus bayi kecilnya seharian, Nasya memutuskan untuk menidurkannya di keranjang bayi, agar dirinya bisa segera beristirahat.

Serius, ternyata jadi orang tua itu nggak gampang. Nasya benar-benar menyesal dulu telah menganggap remeh tugas orang tua, dia pikir menjadi orang tua tidak akan semelelahkan ini.

Ternyata capek juga. Belum lagi kalau si bayi tiba-tiba nangis tengah malam karena haus atau lapar, duh.. benar-benar susah deh pokoknya.

Nasya jadi merasa bersalah karena pernah durhaka pada ibunya. Ternyata perjuangan seorang ibu benar-benar besar, dia baru tau setelah menikah dengan Samuel.

***

Samuel tersenyum tipis, ia mengusap pelan kepala istrinya yang sedang tertidur pulas di tempat tidur. Sepertinya Nasya benar-benar lelah, buktinya.. dia tidur sambil mendengkur. Sebelumnya dia tidak pernah mendengkur sama sekali.

"Maaf, ya.. aku belum bisa jadi suami yang sempurna buat kamu.. Kamu pasti capek banget, ya? Ngurus anak kita hampir seharian full, sementara aku cuma bisa ngeliatin doang karena gatau apa-apa."

"Ganti popok nggak bisa, buatin bubur nggak bisa, buatin susu nggak bisa, semuanya serba nggak bisa."

"Tapi mencintaimu aku bisa."

Skip, bucin.

Samuel ikut merebahkan tubuhnya di kasur, kemudian memeluk istrinya dari belakang. "Tapi serius, deh.. aku sayang banget sama kamu. Aku janji habis ini aku bakal pelajarin semua yang nggak aku bisa, biar beban kamu bisa berkurang."

"Maaf, ya, udah nyusahin kamu. Harusnya aku bisa lebih bertanggungjawab sebagai suami, tapi aku malah kayak gini."

"Maaf..."

Tiba-tiba Nasya yang tadinya berada di pelukan Samuel, mengeluarkan suara yang berhasil membuat Samuel terjatuh dari tempat tidur karena kaget.

Nasya yang mendengarnya pun refleks terbangun dari posisi tidurnya. Matanya menangkap sosok Samuel yang sedang berusaha bangkit dari jatuhnya.

"Eh, Muell.. maaf, aku gatau."

Samuel menggeleng pelan, kemudian kembali mendudukkan dirinya di tempat tidur.

"Kamu laper nggak? Mau aku buatin makanan?" tawar Samuel, membuat Nasya mengerutkan keningnya heran.

Samuel masak? Emang bisa?

"Bisa?"

Samuel mengangguk ragu. "Bisa, kalau dicoba. Mau?"

Dengan penuh antusias, Nasya mengangguk. Kebetulan dia memang sudah sangat lapar sekarang. Jadi, tidak ada salahnya 'kan mempercayai suaminya yang tampan ini?

"Buatin nasi goreng aja, yang simpel-simpel."

"Oke. Tunggu disini, ya? Aku ke dapur dulu, mau nyoba masak," kata Samuel, berusaha meyakinkan Nasya bahwa ia sedang bersungguh-sungguh.

Lolipop [END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang