EXTRAORDINARY LOVE
Perang dingin antara Chanyeol dan Sehun masih berlangsung, sepasang pasutri itu tak bertegur sapa selama beberapa hari, juga tak mencampuri urusan masing-masing. Minguk dan Daehan pun menjadi lebih pendiam semenjak saat itu, hanya Manse yang tak berubah di antara seluruh penghuni rumah. Si bungsu tetap bersikap seperti biasa tanpa menyadari perubahan orangtua dan saudaranya. Chanyeol tak pernah pulang ke rumah lagi di jam makan siang, Sehun juga tidak pernah menanyakan alasannya. Sarapan dan makan malam hanya diiringi dentingan sendok garpu tanpa ada percakapan hangat yang menanyakan kabar hari ini. Semuanya menjadi begitu dingin, rumah bukan lagi tempat ternyaman untuk pulang, keluarga bukan lagi satu-satunya yang bisa menghilangkan penat.
Chanyeol langsung pergi ke kantor setelah sarapan dan Sehun tidak mengantarnya sampai ke depan pintu. Pria cantik itu mengintip di jendela kamar saat melihat mobil suaminya pergi menjauh meninggalkan pekarangan rumah.
"Papa!"
Sehun keluar kamar saat mendengar teriakan Manse, anak itu mengerucutkan bibirnya sebal, ia berdiri di depan pintu rumah dengan selembar kertas di tangannya, memandang mobil ayahnya yang sudah tak terlihat lagi.
"Papa kenapa pergi lebih cepat akhir-akhir ini? Padahal aku ingin menunjukkan hasil ulanganku," ucap anak itu seraya memandang kertas putih di tangannya lalu berdecak dan membuangnya, kemudian ia berbalik dan menemukan Sehun berdiri menatapnya sendu.
"Mama." Manse berlari menghampiri Sehun dan menubruk kaki panjang sang ibu. "Manse mendapat nilai 80 untuk pelajaran bahasa Inggris, Daehan-ah mengajariku dengan baik, hehe!" Anak itu menyengir memamerkan gigi ompongnya. Sehun berjongkok kemudian memeluk anaknya, mengusap rambut hitam Manse dengan mata terpejam, rasanya Sehun ingin menangis namun ia harus kuat. Sehun harus membuktikan pada Chanyeol bahwa ia bukanlah pria yang lemah.
"Manse anak yang pintar, sekarang panggil Daehan dan Minguk, ya. Mama akan mengantar kalian ke sekolah," ucap Sehun dan Manse pun mengangguk riang lalu segera berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Sehun mengantar triplets ke sekolah, perban di hidung Daehan belum bisa dilepas tapi beruntung anak itu tidak merasakan sakit lagi. Sehun merapikan seragam anak-anaknya kemudian berjongkok dan mengulas senyum manis. "Jangan nakal, jangan membuat guru kalian kesusahan, Mama akan menjemput nanti siang, ok?" Sehun mengangkat tangannya semangat, mengajak anak-anaknya ber-high five. Manse dan Minguk tersenyum manis menyambut tangan ibunya.
"Call!" Keduanya berlari ke dalam kelas, Daehan mengangkat tangannya menyabut tangan Sehun lalu mengangguk. Anak itu tak berkata apapun saat berbalik namun Sehun menahan tangannya.
"Daehan-ah, ada apa? Akhir-akhir ini Daehan menjadi pendiam, apa Mama berbuat salah pada Daehan-ie?" Sehun menyadari perubahan Daehan dan Minguk akhir-akhir ini terlebih Daehan, putra sulungnya ini memang pendiam tapi kali ini berbeda, wajahnya juga selalu murung dan itu menjadi pukulan telak bagi Sehun.
"Aniya, nan gwenchana," ucap anak itu dengan raut bertanya, seolah menayakan apa yang salah darinya.
"Benarkah? Apakah Daehan bertengkar dengan teman di sekolah? Atau Daehan menginginkan sesuatu? Katakan saja pada Mama, Mama akan memberikan apapun yang Daehan-ie mau," ucap Sehun yakin, ia ingin anaknya jujur, mendengar ucapan Sehun, Daehan pun terdiam. Anak itu maju dan memeluk leher Sehun, ia mendaratkan kecupan manis di pipi ibunya.
"Ani, aku hanya ingin Mama selalu sehat dan bahagia, begitu juga Papa," ujarnya lalu ia pun segera berlari menuju kelasnya, meninggalkan Sehun yang mematung dengan pandangan nanar. Mengapa Daehan bicara begitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love | CH✓
FanfictionOh Sehun adalah seorang pria dengan sejuta pesona, lahir sebagai primadona dengan segala cinta yang didapatkannya membuat pemuda manis itu besar kepala, ia merasa semua orang menyukainya dan tak ada satupun yang bisa menolaknya, termasuk si tampan d...