note (harus dibaca) : semua karya author hanya CERITA FIKSI semata, dimohon untuk tidak baper dan halu berlebihan.
Tokoh asli sama sekali TIDAK BERKAITAN dengan tokoh dalam karya author, karena ini murni hanyalah fiksi penggemar.
Alias semua karakter tokoh disini TIDAK NYATA.
Tujuan author murni untuk sekedar menghibur para pembaca tanpa ada niat negatif sama sekali.
Dan semoga dalam karya author ini, para pembaca bisa mengambil hal-hal baiknya, ya?
.
.
.
Choi Yuna, gadis itu tampak kesusahan menarik koper merah muda besarnya, mengeluarkannya dari mobil sedan hitam mewah milik keluarga yang baru saja beberapa jam yang lalu resmi menjadi bagian dari dirinya.
Keluarga terhormat yang begitu disegani banyak orang, terutama di negara tetangga, yang terkenal dengan bunga Sakura-nya yang begitu indah, Jepang.
Yuna masih memakai kimono formalnya, bahkan gadis itu sesekali meringis karena hiasan ornamen bunga digelungan rambutnya yang terasa begitu ketat.
Dan saat seorang lelaki ikut keluar dari mobil itu, Yuna tersenyum, ia harus meminta bantuan.
Tidak mungkin menarik koper sebesar ini dengan pakaiannya sekarang.
Well, bukan masalah kimono-nya, tapi alas kakinya sekarang.
Geta, sandal kayu yang sedang dipakainya ini adalah masalah utamanya.
"Nakamoto-san, bisakah kau membantuku membawa koper?" tanya Yuna dengan super hati-hati.
Lelaki itu, Nakamoto Yuta, lelaki tampan dengan rahang tegas, menoleh pada Yuna, gadis yang baru enam jam lalu resmi menjadi istrinya.
Gadis yang tidak pernah ia temui sebelumnya, sama sekali. Menakjubkan sekali, kan?
Ia hanya tahu nama lengkap gadis itu, Choi Yuna, putri tunggal dari pasangan yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar.
Choi Yuna, nama yang diberitahu sang ayah, Nakamoto Tetsuo, dua bulan yang lalu, bahwa gadis itu akan menjadi istrinya.
Tanpa penolakan, dan tanpa pertanyaan sama sekali.
Yuta hanya diam tidak bergerak, matanya menyorot dingin, menunjukkan dengan sangat jelas kalau dia tidak suka.
Yuna yang langsung mengerti, mulai panik, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak, tidak, tidak perlu, maafkan aku, aku akan membawanya sendiri," ucapnya dengan cepat.
Yuna memilih melepas Geta-nya, dan langsung menarik kopernya, berjalan tanpa alas kaki menuju pintu sebuah rumah mewah yang akan ditinggalinya mulai sekarang.
....
"Cepat kemari,"
Yuna tersadar dari lamunan kekagumannya dengan arsitektur rumah yang akan ditinggalinya itu.
Yuna menoleh ke arah Yuta yang sedang berdiri diambang pintu ruangan yang sepertinya adalah sebuah kamar.
"Eh?"
"Kau ingin berdiri semalaman disana?" Lagi, tiap nada ucapan yang keluar dari mulut seorang Nakamoto Yuta, tidak ada kesan ramahnya sama sekali.
Dengan wajah datar, sorot mata tajam, Yuta terlihat begitu menakutkan dimata Yuna.
Yuna tiba-tiba tidak bisa mengatakan apapun, entah kenapa, bibirnya seakan kaku untuk digerakkan.
Alasannya adalah karena Yuta begitu menakutkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)
Fanfiction"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI)