12

3.2K 463 14
                                    

Melihat Yuna yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi, membuat Yuta terkejut dan panik, tentu saja.

"KENAPA KAU TIBA-TIBA KELUAR BEGITU?!"

Yuna yang mendengar suaminya yang tiba-tiba membentak itu hanya bisa melongo polos.

"Aku lupa mengambil lotionku,"

Yuna menunjuk bukunya yang ada ditangan Yuta. "Kau mengambil buku-ku?" tanyanya polos.

Yuta melirik buku Yuna yang ternyata masih berada digenggamannya, tanpa pikir panjang lagi, ia langsung meletakkan buku itu kembali ketempatnya.

"Ah, ini.. Tadi terjatuh, ya terjatuh. Aku hanya mengambilkannya, aku sedang berbaik hati kali ini," ucap Yuta cepat, ia berusaha kuat mendatarkan ekspresi wajahnya.

Yuna tersenyum manis tanpa rasa curiga, "Terimakasih, Nakamoto-san."

Yuta tidak menjawab lagi, ia segera kembali duduk disofa.

Setelah memastikan Yuna kembali masuk ke kamar mandi, Yuta menghela nafas frustasi, ia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Bodoh, reaksiku terlalu berlebihan!"

Ia kembali melirik buku Yuna yang masih berada ditempatnya tak tergerak sama sekali.

Batin lelaki berusia 25 tahun itu sekarang sedang bergelut dengan antara rasa penasaran dan harga diri serta egonya yang berusaha tidak peduli.

"Sudahlah. Aku tidak peduli."

...

"Kumohon jangan tinggalkan aku!"

"Ini salahku! Aku pantas mati! Tolong jangan seperti ini!"

"Bertahanlah! Kumohon!"

Kepulan asap yang berasal dari ledakan mesin sebuah mobil hitam begitu pekat ditengah derasnya hujan, serta teriakan yang sudah parau dari seorang lelaki yang teredam suara deraian hujan terdengar begitu memilukan.

Bahkan dengan lengan yang berlumuran darah, ia tetap berusaha memangku seseorang yang bahkan sudah tidak bernafas itu.

"Kalian tidak boleh meninggalkanku sendirian! Kumohon!"

Sampai samar-samar suara sirene terdengar, tubuh lelaki itu bergetar hebat, pandangannya memburam, dan seketika kegelapan menelannya.

...

"TIDAK! TIDAK! KEMBALI! KUMOHON KEMBALI!"

"Nakamoto-san!"

"TIDAK! KUMOHON! JANGAN TINGGALKAN AKU!"

"NAKAMOTO-SAN! SADARLAH!!"

DEG!

Yuta membuka matanya dengan tiba-tiba, ia mendapati Yuna yang tampak ketakutan sampai hampir menangis sambil memegangi lengannya erat.

Lelaki itu bernafas dengan cepat, ia terengah dengan keringat dingin yang membasahi dahinya.

"K-kau mimpi buruk?"

Yuta tidak menjawab, ia masih mencoba menenangkan pikirannya, nafasnya berderu cepat.

"Obat, tolong ambilkan obatku." ucapnya serak.

Yuna langsung bergerak mengambilkan obat yang dimaksud Yuta, serta segelas air.

Yuta bangkit lalu meminum obat itu dengan cepat, kemudian deru nafasnya mulai menormal.

Keduanya terdiam dalam keheningan, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Yuta melirik Yuna yang terus menerus menggenggam tangannya erat.

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang