2

4.5K 570 23
                                    

"Nakamoto-san, aku membuatkanmu bento, semoga kau menyukainya,"

Yuna menyapa Yuta yang sedang berjalan menuju ruang makan, dengan senyum termanis yang ia pernah tunjukkan.

Yuta menatap tatanan makanan yang ada dimeja makan itu dengan tatapan datar.

Kemudian ia menatap Yuna, pemandangan dimana kau mendapati istrimu sedang menyiapkans sarapan dengan celemek merah mudanya di hari pertama setelah pernikahan, harusnya itu menjadi pemandangan yang membahagiakan, bukan?

Tapi sayangnya, hal itu tidak berlaku untuk lelaki bermarga Nakamoto itu, hal itu sama sekali tidak berpengaruh, dan malahan, membuatnya sedikit terganggu.

"Kau sedang mencoba menjalani peranmu?"

"Hm?"

Yuta berdecak, "Kau ini tipe orang yang tidak bisa langsung mengerti hanya dengan satu kali ucapan, ya?"

Yuna mengerjapkan matanya bingung, untuk berkomunikasi dengan Yuta, ia memang membutuhkan waktu sedikit lama untuk bisa mengerti maksud ucapan lelaki itu.

Karena Yuta terlalu mengejutkannya.

"Ah, aku hanya-"

"Tidak usah melakukan apa yang tidak aku suruh, Yuna."

Yuna cukup dibuat terkejut dengan ucapan Yuta, bukan karena maksud dari ucapan yang terkesan kejam itu, tapi yang membuatnya terkejut adalah...

Yuta menyebut namanya! Sebutan nama diakhir kalimat itu, membuatnya merasa senang.

"Kau tersenyum?" tanya Yuta tidak habis pikir dengan gadis dihadapannya ini.

Yuna langsung menggeleng, ia berusaha menghilangkan senyumnya yang terbit dengan tanpa terkendali itu, bodoh sekali.

"Kau tidak perlu membuang-buang tenagamu untuk hal ini,"

"Tapi aku hanya ingin melakukannya,"

"Kau menyukai peranmu?"

Yuna mengangguk polos, membuat Yuta merasakan kepalanya menjadi pusing seketika.

"Berapa usiamu?" tanya Yuta tiba-tiba.

"22 tahun,"

"Kau tahu usiaku?"

Yuna mengangguk, "25,"

"Kau tahu apa lagi tentangku?"

"Kau menyukai bento,"

"Itu saja?"

"Masih banyak, lumayan,"

"Momoka? Dia yang memberitahumu?"

Yuna mengangguk lagi.

Yuta menghela nafas, "Sejak kapan kau tahu kalau aku... akan jadi suamimu?"

Yuna kali ini tidak menjawab, ia hanya menatap Yuta dengan sungkan.

"Dua bulan yang lalu?"

Yuna tidak menjawab, gadis itu menutup bibirnya rapat-rapat.

Yuta tidak peduli lagi, ia berjalan menjauh begitu saja.

"B-bentonya?"

"Untukmu saja, aku akan sarapan dikantorku,"

Yuna menghela nafas kecewa, ia menatap bento yang ia buat dengan penuh semangat dihari pertamanya menjadi seorang istri.

Itu adalah impian setiap gadis, dan saat ia sudah mendapatkannya, sangat menyedihkan, itu tidak sesuai harapannya sama sekali.

Yang ia tidak tahu sebelumnya kalau Yuta akan menunjukkan dengan jelas sebegitu tidak sukanya dia padanya.

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang