Yuna duduk merenung disofa ruang tengah, matanya terarah lurus pada televisi yang menyala, meski begitu, pandangannya terkesan kosong, seperti ia sedang sibuk memikirkan sesuatu.
Kemudian, suara ponsel berdering membuat Yuna tersadar dari lamunannya, ia meraih ponsel yang berada tak jauh darinya itu dan melihat layarnya.
Park Eunbi.
"Halo? Eunbi-ya?"
"....."
"Sekarang?"
"......"
"Baiklah, aku akan bersiap-siap,"
Yuna menghela nafas, ia harus kekantor penerbitan lagi, pihak editor mengatakan ada beberapa hal yang harus dirapatkan bersama beberapa penulis yang menerbitkan karya dibulan ini.
Yuna membuka aplikasi pesan setelah panggilan antara ia dan Eunbi berakhir.
Berharap setidaknya ada sebuah pesan disana. Namun, kenyataannya tidak ada.
Yuta sama sekali tidak pernah menghubunginya, dan ini sudah empat hari mereka tidak bertemu.
Pernah Yuna mencoba menelpon Taeyong, sekedar ingin menanyakan bagaimana kabar Yuta, tapi Taeyong juga tidak bisa dihubungi.
Apa semua orang disana memang sesibuk itu? Yuna tidak mengerti.
Ia sangat merindukan Yuta, meski ia tidak yakin apakah Yuta juga... ah, sudah pasti tidak.
Yuta bukan orang yang peduli dengan hal-hal remeh seperti itu, begitu setahu Yuna.
Yuna menghela nafas berat, sungguh menyedihkan.
...
Yuna keluar dari ruangan rapat perusahaan penerbit bersama Eunbi.
"Aku sangat bersyukur tadi yang memimpin rapatnya bukan Kenta langsung," ucap Eunbi sambil menghela nafas lega.
Yuna hanya tersenyum tipis mendengarnya, "Eunbi-ya," ucapnya pelan, ia merasa harus menceritakan sesuatu tentang Kenta pada Eunbi.
"Hm, ya? Apa? Kau mau aku traktir makan?"
Yuna menggeleng sebal, "Bukan itu."
"Terus apa?"
"Tentang kak Kenta..."
"He? 'Kak'? Kenapa kau menyebutnya begitu? Kau mengenalnya?" tanya Eunbi penasaran.
"Ada yang ingin aku ceritakan-"
"CHOI YUNA!" Seru seseorang, suara laki-laki. Yuna yang mengenali suara itu, langsung merasa risih, sementara raut wajah Eunbi sudah berubah melihat sosok yang sedang berjalan mendekat kearah mereka itu.
Kenta.
"Oh, Eunbi? Kau ada disini juga?"
Eunbi tidak menjawab sapaan Kenta, gadis itu hanya menunduk sekilas menghormati karena suka tidak suka, Kenta tetaplah atasannya, kemudian Eunbi menepuk pundak Yuna pelan, "Aku pergi dulu, lanjutkan nanti saja, ya?"
"E-eunbi-"
Yuna meringis dalam hati, Eunbi sudah berjalan menjauh, dan meninggalkannya terjebak bersama Kenta disini.
"Wah, aku tidak menyangka akan terus bertemu denganmu seperti ini, kau ikut rapat?"
Yuna mengangguk canggung, "Iya,"
Kenta terkekeh pelan melihat tingkah Yuna, "Kau takut denganku? Karena Yuta?"
Yuna sekarang bingung harus merespon bagaimana, ia hanya tersenyum saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)
Fanfiction"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI)