6

3.4K 473 12
                                    

"Heh, nenek sihir, sampai kapan kau akan terus berada disitu?!" tanya Yuta dengan ketus setelah melihat tingkah kakak perempuannya yang begitu menyebalkan baginya.

Bagaimana tidak? Wanita bernama Nakamoto Momoka itu terus berdiri diambang pintu kamar Yuta sambil menyilangkan tangan didada.

Momoka menunjuk Yuta dan Yuna bergantian.

"Kalian berdua, tidur satu ranjang kan?"

Krik.

Krik.

Hening.

Buk! Yuta tidak segan melempari wajah cantik wanita yang berbeda usia lima tahun darinya itu dengan bantal.

"YUTA! KAU-"

"Pergi dari kamarku!"

"Aku hanya penasaran! Akan kuadukan pada ayah!"

"Adukan saja sepuasmu!"

"Ish! Tinggal jawab saja pertanyaanku apa susahnya! Aku hanya perlu mengecek keharmonisan hubungan kalian, aku membutuhkan laporan untuk ayah!"

Yuta mendesis kesal, ia melirik Yuna yang hanya diam saja memandangi 'perang saudara' yang terjadi padanya dan sang kakak.

"T-Tentu saja! Kau pikir aku akan membiarkan istriku tidur ditempat lain?!"

"Bisa saja kan, sofa misalnya." Ucap Momoka dengan santainya, walaupun Momoka mengucapkannya dengan niat bercanda, tapi hal itu dianggap lain oleh Yuta.

Yuta melirik Yuna lagi, dan Yuna yang mengerti langsung menggelengkan kepalanya cepat.

'Aku tidak memberitahu kak Momoka tentang apapun'

Kira-kira begitulah arti dari gelengan Yuna.

Kemudian Yuta keheranan setelah mendengar gelak tawa dari sang kakak.

"Ah! Kalian ini memang tidak bisa diajak bercanda, tidak asik!"

Yuta bersiap melempari Momoka dengan lemparan bantal supernya lagi.

"JANGAN BERANI KAU, YUTA! DASAR TI-" Momoka menarik nafas panjang, ia mengelus perutnya. "Sabar, sabar, Momoka yang cantik tidak boleh berkata kasar, tidak baik untuk bayiku,"

Momoka kemudian menutup pintu kamar adiknya itu, kemudian pergi dari sana, meninggalkan Yuta yang masih menatapnya dengan dahi berkerut.

"Bayi apanya? Wanita aneh itu kenapa, sih?"

Yuna mengambil bantal yang tadi dilemparkan Yuta ke kakaknya.

"Kak Momoka sedang hamil," Ucap Yuna sambil tersenyum.

"Apa katamu?"

"Kakakmu hamil, Nakamoto-san," ulang Yuna masih tersenyum.

Yuta menatap Yuna masih dengan dahi berkerut.

"Penyihir mengerikan itu? Hamil?"

Yuna mengangguk semangat, ia naik ke tempat tidur, duduk dihadapan Yuta, kemudian menceritakan apa yang terjadi dengan Momoka sampai ia ingin menginap disini.

Yuta menghela nafas panjang setelah mendengar penjelasan Yuna.

"Kuharap anaknya nanti tidak mirip dengannya,"

Yuna terkekeh pelan mendengar ucapan Yuta, sampai kemudian suasana kembali hening, baik Yuna maupun Yuta, tidak ada yang berbicara lagi.

"Choi Yuna,"

"Nakamoto-san,"

Yuta berdehem pelan, sementara Yuna tersenyum kaku sembari menggaruk tengkuknya dengan canggung.

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang