Yuna berjalan sendirian menuju sebuah toko buku terkenal favoritnya yang berdiri ditengah-tengah deretan toko baju.
Desain toko buku yang terkesan 'retro' itulah yang membuat Yuna sangat menyukai tempat ini.
Yuna masuk kedalamnya, kemudian senyum bahagia langsung menghiasi wajah cantiknya, pipinya sampai merah merona karena saking senangnya.
"Yuna!"
Yuna menoleh pada seseorang yang melambaikan tangan seraya memanggilnya itu.
"Eunbi! Kau sudah lama disini?"
"Tidak juga, padahal aku ingin menjemputmu tadi."
"Aku tidak membaca pesanmu, maaf ya."
Eunbi mengangguk saja. "Kapan ya terakhir kita ke tempat ini?"
"Mungkin empat tahun yang lalu,"
"Wah! Sungguh? Aku tidak menyangka sudah selama itu, haha." decak Eunbi kagum. "Ah, bagaimana Yuta? Dia sudah pulang?"
Yuna menggeleng pelan, senyumnya sedikit memudar.
"Belum, ini sudah hampir seminggu dia pergi,"
"Eh? Bukannya kau bilang dia akan pulang setelah tiga hari?"
Yuna menggeleng lagi, "Aku tidak tahu, mungkin dia sangat sibuk disana."
"Dia ada menghubungimu?"
Lagi, Yuna menggelengkan kepalanya dan hal itu membuat Eunbi mendengus kesal.
"Bisa-bisanya?! Apa dia sudah lupa kalau punya istri dirumah? Memangnya sesibuk apa sampai tidak sempat mengabari?! Kau ada menghubunginya?"
Yuna menggeleng, entah sudah keberapa kali Yuna menggelengkan kepalanya_-
"Hahhh, sama-sama bodoh ternyata, pantas saja jodoh!" tukas Eunbi kesal sendiri.
"Aku tidak ingin mengganggunya,"
Eunbi mendesis, ingin sekali ia menarik pipi Yuna sampai lepas saking gemasnya.
"E-eunbi, jangan makan aku." ucap Yuna agak ngeri melihat tatapan Eunbi yang seperti ingin memakannya hidup-hidup itu.
"Sudahlah, Yuna. Daripada toko buku ini hancur gara-gara aku yang mengamuk karena masalahmu, lebih baik kita cari makan dulu,"
"Ish, tapi kita baru sampai, aku mau lihat-lihat buku dulu,"
Eunbi menggeleng tegas. Ia menarik tangan Yuna.
"Makan dulu. Aku lapar!"
Dan Yuna hanya bisa pasrah dengan Eunbi yang menyeretnya itu.
...
"Heh, Yuna."
"Apa?" tanya Yuna dengan nada sebal, ia memijat pelan lengannya yang memerah karena kebar-baran Eunbi.
Eunbi diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, raut wajahnya tampak serius sekarang.
"Apa Kenta memang seperti itu padamu?"
"M-maksudnya?"
Eunbi menghela nafas, "Kenta, aku lihat kalau kau sedang ada dikantor, dia selalu terlihat 'mengganggumu'?"
"Aku... juga tidak tahu, tapi memang dari dulu kak Kenta seperti itu,"
"Seperti apa? Apa tanggapanmu tentangnya?"
"Hmm, dia memang terkesan ramah, tapi... jujur saja, hal itu agak sedikit membuatku tidak nyaman sekarang, terlebih karena Yuta tidak suka dengannya, dia tidak suka jika aku berinteraksi dengan kak Kenta,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)
Fanfic"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI)