Yuta sedang berada disebuah salon sekarang, ia tampak duduk dikursi tunggu dengan tangan yang terlipat didada, sorot mata tajamnya menatap lurus ke depan.
Sementara yang menjadi objek tatapan itu sedang menatap pantulan dirinya sendiri dicermin dengan kagum.
"Bagaimana, Yuta? Istrimu terlihat begitu cantik, kan?" tanya seorang wanita yang tampak seusia dengan Momoka.
Wanita pemilik salon itu memang temannya Momoka, dan cukup akrab dengan Yuta karena ia sering berteman dengan kakaknya dulu.
Yuna membalikkan tubuhnya, ia ikut menatap Yuta dengan ragu.
Takut kalau lelaki itu tidak menyukai perubahan gaya rambutnya.
Padahal bukan perubahan yang begitu besar, ia hanya memotong rambutnya sedikit agar menjadi pendek sebahu.
Akhir-akhir ini Yuna merasa sering gerah dan cukup terganggu dengan rambutnya dulu yang panjangnya sepunggung itu, jadi ia memutuskan untuk memotong rambutnya.
Saat Yuna memberitahu Yuta kalau ia akan pergi ke salon, lelaki itu dengan anehnya memaksa ikut, padahal jelas dirinya harus ke kantor hari ini.
Melihat Yuta yang tidak merespon apapun, masih dengan ekspresi wajah menakutkan itu, membuat Yuna dan wanita pemilik salon itu saling bertatapan dengan bingung.
Apa Yuta tidak menyukainya?
....
Yuta mendengus pelan saat Yuna berjalan mendahuluinya keluar dari salon milik temannya Momoka itu.
Bisa dilihat dari raut wajah wanita itu kalau ia sangat menyukai model rambutnya sekarang.
Yuna menoleh untuk melihat Yuta yang berjalan dibelakangnya, ia tersenyum.
"Setelah ini kau mau kemana?"
Yuta mungkin hampir gila sekarang, atau mungkin ia sudah sepenuhnya gila hanya karena Yuna, istrinya sendiri.
Kalau saja ia tidak memiliki akal sehat, maka kalau bisa Yuna ia kurung saja dirumah, melarangnya pergi kemanapun, bahkan hanya untuk kehalaman rumah_-
Ia merutuki Yejin, teman kakaknya itu.
Padahal apa salahnya?
Alasannya adalah, karena Yuta marah dan tidak rela Yuna menjadi sangat cantik begini.
"Kau sendiri?"
"Aku mau berbelanja sebentar disupermarket dekat sini, kalau kau ingin pergi terlebih dahulu, silahkan saja. Kau harus ke kantor, kan?"
"Apa kau sengaja?"
"Sengaja apanya?"
Yuta menggeram pelan, "Kau itu tidak peka sama sekali, ya?"
"Maksudnya? Aku sungguh tidak mengerti,"
Yuta menghela nafas, "Sudahlah, lupakan saja. Aku akan ikut denganmu,"
"Eh? Bukannya kau har-"
"Tidak usah cerewet, cepat masuk mobil."
"B-baiklah,"
...
Yuna sibuk berkutat dengan laptopnya, ia cukup direpotkan dengan proses perpindahan kontrak perusahaan penerbitan.
Karena insiden saat di Jepang beberapa minggu yang lalu.
Yuta menyuruhnya untuk pindah saja, karena ia tidak mau kalau kedepannya mungkin saja Kenta akan kembali mengganggu.
Setidaknya Yuna tidak akan bertemu Kenta jika ia tidak bekerja disana lagi.
"Hm? Apa ini? Berita baru?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)
Fanfic"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI)