Yuta dengan sengaja menghampiri Yuna yang sedang duduk meringkuk disofa sambil memeluk bantal dengan erat, bantal putih itu bahkan hampir menutupi setengah wajah cantiknya.
Ia tahu Yuna itu pasti menyadari keberadannya, tapi lihatlah yang istrinya itu lakukan, berpura-pura fokus menonton televisi padahal dengan jelas kelihatan kalau Yuna sedang menyembunyikan rasa malunya.
Semuanya berawal saat pagi tadi Yuta bangun dari tidurnya, dan ia menangkap basah Yuna yang menatapnya lekat entah sejak kapan.
Kemudian setelah ketahuan, Yuna langsung berlari melarikan diri kedalam kamar mandi sambil memonopoli seluruh selimut untuk menutupi tubuhnya sendiri.
Setelah itu, Yuna tidak banyak bicara, ia hanya akan menjawab ketika ditanya saja.
Sekarang, Yuta tersenyum miring melihat tingkah Yuna, ia tahu jelas kenapa istrinya itu bisa berubah drastis seperti itu.
Kenapa lagi kalau bukan karena dirinya.
Yuta meraih remote televisi, kemudian memindah program televisi itu yang tadinya menayangkan sebuah drama Jepang, menjadi acara olahraga.
Yuta melirik Yuna, lihatlah, wanita itu masih mempertahankan aktingnya. Ia bahkan tidak melirik Yuta sedikitpun.
Semakin ingin menggoda Yuna, Yuta kemudian sengaja duduk disampingnya dan merapatkan jarak mereka, padahal sofa hotel itu lumayan panjang.
Yuta melebarkan seringaiannya mendapati Yuna yang mulai salah tingkah lagi, jelas terlihat ia mengerjapkan matanya dengan cepat, tanda kalau ia sedang gugup sekarang.
Tapi pada dasarnya Yuta adalah orang yang hemat bicara, ia hanya berniat menggoda Yuna saja, tidak berniat sama sekali untuk memulai pembicaraan.
Sementara Yuna, ia benar-benar merasa terjebak sekarang.
Ini kenapa Yuta dekat sekali? Ia bahkan tidak bisa bergerak kalau begini.
Dan karena ini hotel, ia tidak bisa menghindar kemana-mana lagi.
Yuna diam-diam melirik Yuta, lelaki itu tampak santai menonton acara sepak bola ditelevisi.
Apa kejadian semalam tidak berarti apa-apa bagi lelaki itu? Bagaimana bisa ia sesantai itu sementara dirinya? Ia selalu mengalami masalah jantung karena Yuta yang tidak bisa ditebak itu.
Kemudian tentang kejadian tadi malam...
Yuna meringis dalam hati, tidak tidak! Jangan diingat! Yuna sadarlah!
Sekarang Yuna dilanda kebingungan, harus apa dia sekarang? Ia merasa sangat canggung sendiri.
Padahal apa salahnya melakukannya? Toh, mereka sudah menikah dan seharusnya hal itu memang sudah terjadi sejak awal.
Tapi bagi seorang yang polos seperti Yuna...
Yang ia inginkan sekarang adalah, kabur. Setidaknya berada dalam radius beberapa meter dari lelaki itu.
Kalau seperti ini bisa-bisa ia harus kerumah sakit sungguhan untuk memeriksa jantungnya.
Tidak ada satu pun dari mereka yang membuka suara, Yuta sibuk dengan tontonannya, sementara Yuna sibuk memikirkan cara untuk setidaknya menjauh beberapa saat dari lelaki ini, untuk menenangkan pikirannya.
Dan, suara ponsel berdering, ponsel Yuna membuyarkan fokus keduanya.
Yuna yang setengah bersyukur karena ia punya alasan kuat untuk tiba-tiba menjauh, segera memeriksa ponselnya, siapa yang menelponnya?
Dahinya berkerut, sebuah nomor tidak dikenal.
"Halo,"
"...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)
Fanfiction"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI)