"Jeno?!" ucap Hani setengah berteriak sebab terkejut dengan tampilan supir mobil di depannya itu.
"Ayo pulang, Han," sahut Jeno dengan senyum khasnya.
Hani memastikan keadaan sekitar kemudian segera menghampiri Jeno yang masih di dalam mobil. "Lo kenapa bisa di sini?"
"Ayo masuk dulu, nanti ada yang liat," ujar Jeno menyadari kekhawatiran Hani.
Gadis itu segera mengangguk dan beralih ke arah belakang mobil, tapi kemudian bingung sendiri karena tak terdapat pintu di sana.
Jeno terkekeh pelan melihat tingkah Hani. "Samping gue, Han. Ini mobil cuma dua pintu."
Perkataan Jeno membuat Hani malu. Segera ia berjalan ke arah seberang untuk masuk dan duduk di sebelah kursi supir.
Setelah Hani siap, Jeno langsung melajukan mobil menuju arah dorm.
"Lo kenapa bisa di sini, No?" tanya Hani lagi.
"Lagi jalan-jalan aja," jawab Jeno dengan fokus masih ke depan.
Hani jadi sedikit resah. Jeno datang setelah Juwon pergi, kan?
"Jalan-jalan deket kampus lo, mungkin karena gue kangen sama lo?" ucap Jeno sambil melirik Hani sekilas.
Hani hanya diam menatapnya. Beberapa hari ini Jeno memang sedang tidak di dorm karena pulang ke rumah keluarganya.
Tak seperti biasanya, hampir seminggu dia belum kembali ke dorm. Hani pun tak tau sebabnya, mungkin antara karena tak ada jadwal dalam waktu dekat atau karena pertikaiannya dengan Jaemin hari itu.
Sekarang Hani tambah merasa bersalah, setelah pergi dengan laki-laki lain di belakang mereka yang padahal bertengkar karena dirinya.
"Gue juga tadi mampir ke cafe deket kampus lo." Jeno menunjukkan gelas kopi dengan nama cafe yang Hani kunjungi tadi. "Dan liat lo sama si kating."
Hani segera mendelik, sementara Jeno hanya tersenyum.
"Lo liat?? Dari kapan??"
"Emm." Jeno tampak berpikir sejenak. "Sore tadi."
Hani menelan ludah khawatir. "Lo ... marah?"
"Marah? Kenapa marah? Gue kan bukan siapa-siapanya lo," jawab Jeno yang masih fokus ke depan.
"Gue emang nerima ajakan dia karena emang udah janji dan capek ditanyain mulu." Hani berusaha menjelaskan.
"Ohh, gitu? Yaudah," jawab Jeno mengangguk pelan sambil terus menyetir.
Hani hanya menghela napas pelan kemudian segera mengalihkan pandangan ke arah jendela. Ia pasrah, tak bisa menebak Jeno marah atau tidak. Pria itu memang seakan hanya punya ekspresi senyum walau marah, senang, atau sedih.
Suasana sunyi di mobil berlangsung beberapa menit hingga mereka sampai di parkiran gedung dorm. Hani segera melepas sabuknya kemudian bersiap untuk keluar dari mobil.
Baru Hani akan membuka pintu, tapi tangannya malah ditahan oleh orang di sebelahnya.
"Kenapa?" tanya Hani, melihat tangannya ditahan oleh Jeno.
Jeno hanya diam sambil menatap wajah Hani.
"Jeno?" Hani sedikit mengguncang genggaman Jeno yang tak mulai bicara.
Pria itu menghela napas dan segera melepas genggamannya. "Lo tau gue sempet berantem sama Jaemin?"
Hani mengangguk pelan. "Tau."
"Lo tau alasannya, kan?"
Hani terdiam.
"Ga mungkin lo ga tau. Bahkan satu dorm kayaknya udah tau karena mulut si Haechan," sambung Jeno saat tak ada respon dari Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Close To NCT [OT23]
Fanfiction[SELESAI] (Cerita ini dibuat sebelum Lucas, Shotaro, dan Sungchan keluar dari NCT) "Selamat datang di dorm NCT." "Hmm." [Follow sebelum baca dan jangan lupa tinggalkan jejak yang baik. Mari saling menghargai~]